Bagian 26💕

952 47 0
                                    

Semoga masih ada yang baca cerita ini, happy reading 😘

Diperjalanan menuju apartemen R suasana menjadi hening, hanya suara penyiar radio yang memenuhi suasana sepi itu, hingga tangan R terulur untuk mematikan radio itu dan membuat Luna yang sedang menatap jalan beralih menatapnya.

"Kamu... tau dari siapa kalau aku tinggal di apartemen?"

"Dari nenek." Jawab Luna santai dan cepat, tanpa perduli bahwa saat itu sebenarnya R mencoba untuk menutupi rasa khawatirnya.

Dia takut kalau nenek sudah menceritakan semuanya tentang dia.

Bukan apa-apa, R hanya ingin Luna mendengar semuanya dari lisannya sendiri bukan dari orang lain, tanpa terkecuali.

"Nenek cerita apa aja ke kamu?"

"Hemm nggak banyak sih, nenek cuma bilang kalau sejak kecil kamu sudah memilih untuk belajar hidup mandiri, dan nenek sayang banget sama kamu, suruh aku buat selalu jaga kamu, atur pola makan kamu, temani kamu main, denger curhatan kamu, sabar ngadepin sikap nyebelin kamu, buat kamu selalu tersenyum, emmmm terus apa lagi yah?"

R terkekeh mendengar celotehan Luna dan gayanya yang menggemaskan saat menautkan kedua jari telunjuknya saat sedang berpikir, tak tertinggal kerutan di dahinya yang membuat R gemas untuk mendaratkan bibirnya disana.

"Ooohh yah!, terus katanya aku sur....... "

'Cup'

Ucapan Luna terpotong oleh kecupan R yang tiba-tiba mendarat di bibirnya.

Ternyata sedang lampu merah, pantas saja R bisa mencium Luna tanpa khawatir akan celaka.

"Eemm.. Aku kan belum selesai." Protes Luna tak begitu jelas karna tangannya yang menepuk-nepuk bibirnya pelan.

"Biarin, habisnya kamu menggemaskan kalau lagi ngoceh."

Wahh lain kali Luna harus lebih waspada saat sedang mengoceh didepan R, kalau perlu pakai masker aja kali yah?

💓

Dari basement menuju apartemen R yang terletak di lantai 10, Luna tidak henti-hentinya bersenandung sambil memainkan jari-jari tangan kiri R dengan jari-jari lentiknya.

R hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Masalahnya, senandungan Luna itu fals.

Saat R membuka pintu utama apartemennya, barulah senandungan tidak jelas Luna itu berhenti dan tergantingan oleh ekspresi tercengangnya dan nafasnya yang seolah terhenti.

"Hei, ayo masuk." R mempererat tautan tangan mereka, menyadarkan Luna dari ekspresi cengonya dan melanjutkan langkah mereka.

"Ini seriusan apartemen kamu?"

Tanya Luna memastikan dan melepaskan genggaman tangan R untuk melangkah sendiri, seolah dia ingin lebih bebas mengeksplor apartemen itu.

"Rapih banget." lirihnya, bahkan mungkin tak terdengar oleh R, apa benar ini apartemen R?, Luna agak tidak percaya sih, soalnya apartemen itu sangat rapih dan harum, seperti bukan dihuni oleh laki-laki seperti R, bahkan kamar Luna saja sangat kalah rapih dengan ini.

Semua barang-barang tertata dengan sangat apik dan rapih, semua perabotan seolah kinclong tanpa hiasan debu.

Apa R membeli robot untuk membersihkan apartemen ini setiap detik?

"Aku mau lihat kamar kamu boleh?" Tanya Luna dengan tampang polosnya, dia hanya penasaran dengan kondisi kamar R, yakin hanya penasaran?

"Boleh, sekalian kamu tunggu disana, aku mau buat minum, kamarnya yang pintunya warna hitam yah."

"Oke bos!"

R bergegas menuju dapur, sedang Luna menuju kamar R yang memiliki pintu berwarna hitam.

Apartemen itu memiliki dua kamar, dengan satu kamar memiliki pintu berwarna hitam dan satunya lagi berwarna putih, ada ruang tamu yang cukup luas, dapur, ruang makan dan kamar mandi.

Luna memasuki kamar R dan menelusuri semua isinya, dia tersenyum saat melihat fotonya yang terpasang dengan jelas dan berukuran besar di dinding kamar R, tepat menghadap kearah tempat tidur R.

Ada fotonya yang berdua dengan R saat dipantai, dan juga masih banyak lagi. Luna tidak menyangka bahwa R semanis ini.

Kamarnya juga sangat rapih dan bau parfum R sangat tercium dikamar ini, membuat Luna nyaman.

Kasur ukuran king size yang seolah menggoda Luna untuk segera menjatuhkan tubuhnya dikasur, ada kamar mandi dan walk in-closet.

Dan saat Luna memasuki ruang ganti itu, dia kembali tercengang saat melihat jajaran baju-baju R yang tertata sangat rapih sesuai kelompoknya.

R kok calon suamiable banget yah? aahhhh... Luna jadi terharu karena merasa beruntung bisa memiliki R.

Yang tidak Luna temukan dikamar itu hanyalah buku-buku, tapi tak apalah, R kan sudah pintar, tidak perlu lagi belajar. Upsss, tidak boleh begitu!.

"Sayang!" Luna langsung keluar dari ruang pakaian R dengan berlari kecil dan mata yang berbinar saat melihat R, sepertinya sore ini moodnya lagi bagus karna R, padahal tadi pagi moodnya rusak parah karna R juga, laki-laki dengan keahliannya.

Melihat kilat bahagia di mata Luna, membuat R ingin mengurungkan niatnya untuk menceritakan yang sebenarnya kepada Luna, tapi dia harus menceritakannya hari ini juga, karna satu firasat buruk sedang melandanya.

"Sayang ternyata kamu orangnya rapih banget yah, aku sampai nggak percaya kalau ini apartemen kamu, habis rapih banget gini."

Cerocos Luna sambil dengan seenaknya menjatuhkan tubuhnya diatas kasur king size R, mau menggoda R?

R menaruh nampan yang berisi dua gelas minuman dingin itu diatas nakas dan ikut membaringkan tubuhnya tepat disebelah Luna, menopang kepalanya dengan tangan kiri dan menghadap kearah Luna, memandang wajah Luna yang sudah mengaktifkan mode waspadanya sehingga tanpa sadar dia meringsut agak menjauh dari R.

Luna hanya ingin berbaring karena tubuhnya terasa lelah.

Tapi sepertinya keputusan yang dia ambil itu salah, karena sejurus kemudian R sudah mengurungnya dengan kedua tangan R yang menahan berat badannya sendiri disamping kiri dan kanan Luna.

"Hemm ka-ka ma-mau apa?" R tersenyum, dia seneng deh kalau udah buat gadisnya gugup gini.

R langsung mengecup kening Luna lama dan beralih kesamping Luna, lalu memeluknya erat, Luna meronta, tapi...  "Biarin seperti ini sayang, aku mohon."

Bersambung...

Part selanjutnya, R akan menceritakan semua kebenarannya kepada Luna.

Thank you 🙏

Salam Cute_pnks😘

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang