Prolog 💕

6.3K 132 3
                                    

Pagi hari, mentari menyambut pagi Luna dengan sinarnya yang terpancar masuk kedalam kamar Luna melalui sela-sela jendela yang gordengnya sengaja dibuka oleh Bundanya agar Luna bangun. Tapi ternyata itu hanya menjadi harapan belaka saja untuk bundanya, karena Luna tidak bangun, dia hanya menarik selimut dan menutup matanya yang merasa silau oleh sinar mentari.

"Luna ayo bangun sayang, sudah siang, kamu harus persiapkan segalanya untuk acara nanti sore, ayo bangun sayang." Ucap Bundanya yang terpaksa menarik paksa selimut Luna karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 Am.

"Aaah Bun, izinkan aku tidur satu jam lagi, oke Bun. Aku masih ngantuk, pulang pagi dari acara perpisahan sekolah." Luna menjawab tanpa membuka matanya, dan Bundanya hanya bergeming dengan kedua tangan terkelungkung di dada.

"Oke satu jam lagi, tapi jangan salahkan Bunda, kalau sore nanti tidak ada pesta ulang tahun di rumah ini." Luna terkesiap mendengar ancaman Bundanya, matanya yang seperti ketumpahan lem, seketika terbuka, membelalak dan hampir copot, bulat. "Bagaimana, setuju?, atau ada penawaran lain?" Tanya Bundanya sekali lagi dengan sikap menantang.

"Oke Bun, oke, sekarang juga aku mandi dan persiapin segalanya." Luna langsung lari terbirit-birit ke kamar mandi, dan seketika rasa ngantuknya sama sekali tidak terasa lagi, meski hanya 0,1%.

💓

"Hallo Rara, Riri, sore ini kalian jadi datang kan?, pokoknya sore ini lo berdua harus bantu gue buat jalanin misi gue, oke!"

"Iiiihh Lun, kita gak janji yah kalau soal itu, gue gak mau diusia yang masih muda ini tiba-tiba terdengar kabar kalau gue di tembak tentara gara-gara bawa kabur anak perempuannya, eh gue ralat, maksud gue bantuin anak perempuannya kabur, gue gak mau nasib kita berdua berakhir tragis."

"Pokoknya gue gak mau tahu, kalian berdua harus bantu gue, bagaimanapun caranya, titik!" Luna langsung mematikan panggilan videonya dengan hati sedikit dongkol dan juga gundah, hawatir benar-benar tidak akan ada yang membantu misinya untuk melarikan diri dari sebuah tradisi yang menurutnya sudah sangat kuno "Perjodohan!!!"

Ayah Luna seorang pensiunan kopasus "Komando pasukan khusus" TNI AD yang saat ini sudah terjun di dunia bisnis. Menganut sebuah tradisi yang menurut Luna itu adalah sebuah tradisi yang cukup kuno, yaitu perjodohan.

Seperti yang sudah terjadi kepada kedua kakaknya, Sally dan Ratna yang sudah dijodohkan dengan laki-laki yang belum mereka kenal, dan tidak bisa mereka tolak, anak temannya ayah!.

Setiap kali mereka mencoba menolak, ayah nya dengan tegas menjawab "Dulu, ayah dan Bunda juga menikah karena perjodohan, dan kami bahagia." jawab ayah dengan tegas dan dengan ekspresi wajahnya yang serius, sama sekali tidak memberi celah untuk melawan, karena itu hanya akan menghasilkan masalah.

Perjodohan yang sudah mentradisi dikeluarga Luna itu akan terjadi setelah putri ayah berumur 17 tahun, ayah selalu menjodohkan puterinya dengan anak temannya, dengan alasan untuk menyambung silaturahmi.

Meskipun pernikahan baru akan dilaksanakan pada saat usia 23 tahun, tapi menurut ayah perkenalan sudah bisa dilakukan setelah usia 17 tahun, agar bisa saling mengenal satu sama lain, dan itu berhasil, karena kak Sally akhirnya menikah dengan suaminya atas dasar cinta, pun kak Ratna yang justru menikah lebih cepat diusia 22 tahun, tepat satu minggu setelah wisuda.

Yang selamat dari tradisi perjodohan ini hanya kak Dimas, karena menurut ayah kak Dimas adalah seorang anak laki-laki dan dia berhak untuk menentukan pasangan hidupnya sendiri, tetapi dengan syarat harus sesuai persetujuan dan kriteria ayah.

Jika tidak, maka pilihan tetap jatuh ditangan ayah, itu sama saja!!!. untuk itu, sampai saat ini kak Dimas masih jomblo, meski pangkatnya sudah cukup tinggi. Yah, karena kak Dimas memilih berkarir seperti ayah, menjadi seorang prajurit.

Dan hari ini adalah giliran Luna, para pembantu dirumahnya sedang mempersiapkan segalanya untuk acara pesta ulang tahun Luna yang ke-17.

Sore ini, sore ini mungkin akan menjadi sore yang spesial dan bahagia buat Luna, tapi tidak dengan malam harinya dan entah bagaimana hari berikutnya, karena setelah pesta selesai, maka makan malam sebagai sajian untuk pertemuan antar dua keluarga akan dilaksanakan.

Meskipun Luna anak bungsu dan anak kesayangan ayahnya, itu semua tidak akan menjadi alasan atau dasar untuk tidak adanya perjodohan, tidak sama sekali!.

Tapi Luna sudah menyusun sebuah rencana yang menurutnya sudah cukup efektif, dengan catatan kedua sahabat kembar identiknya Rara dan Riri, si kembar yang hampir tidak bisa dibedakan kecuali Luna dan orang tuanya yang sudah hafal. Mau membantunya dalam misi menghindar dari perjodohan ini.

Tapi nihil, ayah Luna yang seolah sudah bisa membaca apa yang ada didalam pikiran Luna, selalu mendampingi dan memantau setiap pergerakkan Luna, hingga nyaris tidak ada sedikit celah pun untuk dia menghindar.

Mata ayah seolah seperti jeruji besi yang siap mengurung Luna, hingga akhirnya dia tertangkap tanpa tahu jalan keluar, "Ck!" Luna berdecak kesal.

Meja panjang sepanjang dua meter yang agak sedikit berantakan setelah makan malam antar dua keluarga dilaksanakan. Yang setelah itu sajian penutup pun sudah disajikan di ruang keluarga.

Luna yang malam ini seketika berubah menjadi seorang gadis anggun, memakai gaun pendek berwarna merah muda, rambut panjang terurai, dan make up sederhana sesuai usai.

Duduk diantara ayah dan Bundanya, dan hanya bisa menganggukkan kepala sambil senyum terpaksa saat calon mertuanya mengajaknya bicara, karena ayah sudah berpesan agar Luna bisa bersikap baik, dan sebenarnya itu adalah kesempatannya untuk tidak banyak bicara.

Kedua kakak Luna, Sally dan Ratna duduk dibangku masing-masing bersama para suaminya, dan kak Dimas yang kebetulan tidak bisa hadir diacara spesial adik bungsu kesayangannya karena tuntutan tugas Negara.

"Maaf yah Luna sayang, Rofi tidak bisa datang hari ini, karena dia sedang melakukan penelitian diluar daerah untuk skripsinya." Ucap Bunda Rofi.

Luna tersenyum manis "Oh iyah nggak apa-apa kok tan." Luna sedikit menarik nafasnya perlahan "Huffft aman." ucapnya dalam hati.

"Tapi tenang cantik, Rofi akan kembali setelah tiga bulan, dan dia pasti akan langsung menemuimu."

"Iyah om." Huffffft.. nggak apa-apa kok kalaupun dia tidak kembali !

Pertemuan antar dua keluarga malam ini menjadi pertemuan yang termasuk singkat, karena mendadak Luna sakit perut.

Tapi itu bukan disengaja, melainkan efek datang bulan. Tapi itu bagus karena Luna tidak perlu menjadi kalem dan terus tersenyum, yang membuat dia merasa lelah.

Meskipun rasa nyeri datang bulan itu lebih melelahkan, tapi setidaknya itu lebih natural dan tidak dibuat-buat. Obat terbaik untuk itu adalah tidur, tidur sepanjang malam sambil menatap rembulan yang malam itu sedang bersinar terang, tanpa menghiraukan perasaan Luna yang sedikit kesal karena perjodohan itu.

Hari ini, adalah hari yang memiliki rasa nano-nano untuk Luna, pesta sweet seventeen yang manis, yang sudah jelas membuatnya bahagia, dan pertemuan makan malam antar dua keluarga yang membuatnya lelah.

Seandainya dia memiliki kekuatan supranatural, Luna hanya ingin melakukan satu hal, membuat ayah dan Bundanya bisa lupa dengan tradisi perjodohan itu.

Happy reading all dearest 💕

Ini cerita pertama aku, jadi masih kaku dan mungkin gaje, semoga kalian suka yah 😊.

Mohon koreksi jika ada kata yg kurang tepat atau typo 🙏.

Jangan lupa vote and comment 🙏💗.

Salam cutest_pnks 😘

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang