Bagian 18 💕

1.2K 61 0
                                    

Happy Reading dearest 😍

R kembali masuk kekamarnya dan menutup pintu kamar dengan perlahan.

Sesuatu membuatnya kembali terkejut, Luna dengan rambutnya yang berantakan, duduk di atas ranjang dengan kepala tertunduk dan setengah tubuhnya masih tertutup selimut, membuat R terperanjat dan seketika mengelus dada bidangnya.

“Astaga, lo ngagetin gue aja!” Protes R sambil berjalan mendekat kearah Luna dan langsung melompat naik ketempat tidur, seolah berbaring dengan nyaman tanpa menghiraukan wajah Luna yang sedang bingung.

Menyadari Luna yang masih tidak bersuara juga, R duduk dan mendekatkan dirinya kepada Luna yang masih tak bergeming, merapihkan rambut Luna yang menutupi wajah cantiknya, takut kalau gadisnya bisa saja kerasukan, karna menurut info yang dia dapatkan dari neneknya, rumah neneknya ini dulu lama tak berpenghuni, jadi bisa di pastikan kalau rumah ini sedikitt…… ah sudahlah pasti kalian tahu tanpa harus dijelaskan.

“Selamat pagi sayang?” Tanpa izin R menangkup wajah Luna dan mencium keningnya, membuat Luna kembali pada kesadarannya.

“Ini gue dimana, kayanya ini bukan kamar gue?” Tanya Luna sambil melihat sekeliling, bakhan dia tidak menjawab ucapan selamat pagi R, tapi yang terpenting sekarang R tahu kalau gadisnya itu tidak sedang kerasukan.

R terkekeh, dia menggenggam tangan Luna dan memaksa Luna untuk memandangnya “Lo dengerin gue yah,” Ucap R dengan nada selembut mungkin yang dia bisa dan penuh kehati-hatian “Tadi malam gue bilang mau bawa lo ke rumah nenek, lo ingat kan?”

Luna tidak menjawab, dan hanya berusaha mengingat segalanya, dia rasa ini adalah efek tidur terlalu lama yang membuat dia lupa ingatan jangka pendeknya.

“Terus belum sampai di rumah nenek, lo ketiduran di mobil, gue langsung bawa masuk lo, dan sekarang lo lagi dikamar gue.” Lanjut R menjelaskan.

Luna sedikit terkejut “Jadi ini kamar lo?, dan nenek?” Luna membebaskan kedua tangannya dan memegang kepalanya “Dan nenek?, oh ya ampun sekarang jam berapa?” Luna begitu panik dan R hanya tersenyum, lucu sekali melihat gadisnya yang semakin menggemaskan.

“Sekarang jam tujuh pagi.” Jawab R santai.

“Oh ya ampun, anak gadis macam apa gue ini baru bangun jam segini, harusnya kan gue bangun lebih awal dan ngucapin selamat pagi ke nenek, terus bantu nenek bikin sarapan, bantu nenek beres-beres rumah, bantu nenek…..”

R menghentikan ocehan Luna yang sebelum menjadi panjang kali lebar itu dengan pelukannya, dia memeluk Luna erat, seolah tak ingin sedikitpun kehilangan Luna.

Luna sedikit terkejut sebelum akhirnya membalas pelukan R, menikmati kenyamanan yang selalu dia dapatkan saat bersama R.

“Lo tenang aja, pasti lo mikirnya nenek akan berpikiran buruk tentang lo kan?, nenek paham kok kalau lo itu lelah, walaupun sebenernya dia udah nggak sabar banget buat pengin bisa berbincang-bincang sama lo, sampai udah berkali-kali cek lo udah bangun atau belum.”

Luna dengan reflek melepaskan pelukannya “Tuh kan, gue jadi malu sama nenek!” dan R hanya tertawa renyah.

“Ini seriusan kamar lo?” Tanya Luna tanpa berpikir panjang.

“Kamar kita as soon!” Jawab R penuh dengan senyum, dan Luna hanya
menggelengkan kepalanya sambil mencebikkan bibirnya kesal, menyesali kelemahannya yang saat sedang bingung selalu melontahkan pertanyaan yang unfaedah.

“Trus sekarang nenek mana?” bukannya menjawab R justru tersenyum sambil memicingkan matanya “Cieee ikutan panggil nenek juga.” Ucap R kemudian sambil menarik hidung Luna.

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang