.25/Lagi.

1.2K 121 8
                                    

..sebenarnya aku.. aduh bagaimana aku mengatakannya" kening Ji Eun mengerut melihat sikap aneh pria di depannya ini.

"sebenarnya kamu kenapa?" tanya wanita itu mulai geram.

"Akumasihmencintaimu" ucapnya pelan, hampir seperti berbisik tanpa suara.

"Apa? Aku tidak dengar" Ji Eun menyondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Mark. Wanita itu menyibak rambut di sekitar telinga agar ucapan Mark terdengar lebih jelas di telinganya.

"Aku masih mencintaimu Ji Eun" ulangnya dengan sedikit lebih keras dan tegas.

Jujur saja wanita itu sempat terkejut mendengar pernyataan Mark, tapi beruntung dia bisa mengubah mimik wajahnya dengan cepat.

'Astaga aku bingung ya tuhan. Kenapa orang yang masih aku cintai ini mengatakan kalau dia juga masih mencintai ku? Ah ingat Ji Eun ada Joshua di hidupmu'

"Benarkah? Tapi jika kamu mencintai ku tidak mungkin kamu menghianati aku seperti ini" kata Ji Eun dengan sarkas.

Pria itu mendongak menatap Ji Eun dengan wajah panik, "Itu hanya salah paham, aku tidak menghianati mu" sangkalnya dengan tangan bergerak di depannya seolah berkata tidak.

Wanita itu mendecih pelan melihat pria itu menyangkal, "Lalu yang aku lihat waktu itu apa Mark? Aku tidak buta"

"Itu hanya temanku Ji Eun. Hanya sebatas teman dan kamu tau kan-

"Kalau kalian teman tidak mungkin mesra seperti sepasang kekasih!" ucapan Mark terpotong saat Ji Eun membentak pria itu.

"Mesra?" tanyanya dengan wajah melongo, "Kamu paham kan bagaima orang barat berteman? menurut mereka itu wajar Ji Eun" ucapnya sedikit keras.

"Walaupun begitu kamu harusnya bisa menjaga perasaan ku Mark!" mata wanita itu mulai berkaca-kaca, "Kamu pikir aku tidak sakit hati saat melihatmu memperlakukan wanita itu seperti kamu memperlakukan aku?!" suaranya bergetar, entah kenapa saat membahas semua tentang pria di depannya ini membuat emosinya tidak terkontrol.

"Untuk itu aku memang salah Ji Eun, tapi tolong mengerti lah keadaanku saat itu" pria itu berucap pelan sambil menarik tangan Ji Eun.

Menepis tangan Mark, Ji Eun berucap, "Baiklah, aku mengaku jika saat itu egois" dia tiba-tiba saja mengalah.

"Kamu memaafkan aku?" tanyanya dengan mata terbuka lebar.

"Eumm, aku tidak mau musuhan"

Pria itu tersenyum lebar, hatinya terasa tenang. Hingga dia diam beberapa saat untuk meyakinkan dirinya, "Apa kamu mau menerima aku kembali? di hidupmu untuk yang kedua kalinya?"

'Apa ini? Mark menyatakan perasaannya lagi?'

✨✨✨✨

Di ruangannya terlihat Joshua sangat gusar. Beberapa kali dia menjambak rambutnya, memukul meja, dan bahkan memarahi beberapa karyawan tanpa sebab. Mungkin dia sedang memikirkan kejadian semalam.

"Arghhh.. kenapa aku harus mengatakan hal itu!" dia meremas rambutnya kasar.

"Kau bodoh Josh, Ji Eun marah padamu. Kau memang bodoh" gerutu nya lagi.

Joshua melirik jam yang ada di dinding sebrang nya. Sekarang sudah menunjukkan pukul 11.40.

Biasanya Ji Eun akan datang sambil membawakan makan siang, tapi sekarang aroma nya saja tidak tercium olehnya.

Di sisi lain.

Ji Eun bingung dengan pernyataan Mark barusan.

"Bagaimana Ji Eun? Kamu mau?" Mark mencoba mendapatkan perhatian Ji Eun saat ia merasa dia telah diabaikan.

"Maaf aku tidak bisa" Ji Eun berucap dengan lantang.

"Kenapa? Apa karena aku pernah berbuat salah padamu, atau kamu masih tidak bisa memaafkan ku, atau kamu-

"Aku sudah menikah" ucap Ji Eun memotong ucapan Mark.

Lagi, mata pria itu terbuka lebar, "Apa? Hahaha jangan bercanda Ji Eun itu tidak lucu. Jika kamu memang ingin menolakku jangan ber-

Wanita itu menggigit bibirnya sebentar, "Ini cincin pernikahanku" ucapnya sambil menunjukkan cincin di jari manisnya, "Dan aku tidak pernah main-main dengan ucapanku apalagi berbohong" potong Ji Eun lagi.

Mark terdiam mencerna ucapan Ji Eun. Di pikirannya apa yang sempat ia dengar bukanlah sekedar rumor. Pria itu lagi-lagi benar di buat terkejut dalam beberapa waktu terakhir.

"Apa kamu bahagia dengan suamimu? Apa kamu mencintainya?" tanya Mark memelas.

"Tentu saja" ucap Ji Eun percaya diri.

'Tentu saja tidak Mark, hanya kau yang aku cintai'

"Selamat kalau begitu. Aku permisi dulu" pamit Mark pergi dari hadapan Ji Eun.

"Hati hati" ucapnya dengan senyum getir walau Mark sudah tidak ada lagi di sana.

✨✨✨✨

Ji Eun sadar jika dia sudah terlambat untuk membawakan Joshua makan siang, jadi dia memutuskan untuk membeli makanan siap saji.

Setelah dia selesai membeli beberapa porsi makanan, dia segera menuju kantor Joshua.

"Selamat siang nyonya" sambut satpam penjaga pintu masuk.

"Selamat siang kembali pak" sapa Ji Eun sambil menunduk sopan.

Dia segera masuk dan mendapat tatapan dari karyawan Joshua, ada yang mengatainya cantik, ada juga yang mengatainya tidak pantas bersama Joshua. Sudahlah, lagi pula dia juga sudah sering mendengar mereka menggunjing di belakangnya.

Ji Eun hanya pura pura tidak mendengar mereka, jika ada yang menyapanya ia akan menyapa kembali tapi jika tidak yasudah.

"Selamat siang nona Hana, apakah bapak ada?" tanya Ji Eun pada sekretaris Joshua.

"Oh, selamat siang nyonya, pak bos ada di dalam silahkan masuk" ucapnya sambil membungkuk hormat.

"Terima kasih nona" ucap Ji Eun sambil membungkuk hormat membalas wanita itu.

"Sama sama nyonya"

Tok tok tok

"Masuk" ucap Joshua dari dalam.

Saat Ji Eun masuk, dia melihat Joshua yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Wanita itu mendengus melihat sang suami selalu tidak tau waktu, "Saat nya makan siang, tinggalkan pekerjaanmu" pinta Ji Eun yang berdiri di depan meja kerja Joshua

Joshua yang terkejut atas kedatangan Ji Eun langsung mendongak menatap istrinya yang menatapnya dengan wajah datar.

Buru-buru pria itu menutup berkas-berkas yang sedari tadi dia pegang, "Kamu datang?" ucap Joshua antusias.

"Kenapa kamu sangat bahagia?" tanya Ji Eun bingung dengan sikap suaminya hari ini.

"Aku pikir kamu marah dan tidak akan datang"

"Walaupun aku marah aku tidak melupakan tugasku"

"Terima kasih" ucap Joshua.

"Cepat makan, aku tadi tidak sempat masak jadi aku membeli makanan siap saji"

Pria itu mengangguk lagi sambil membuka beberapa kotak di depannya, "Iya tidak apa apa."


Setelah Joshua selesai makan, Ji Eun membicarakan keadaan ayahnya yang sedang sakit itu. Joshua memberi saran untuk menjalani perawatan kemotherapy saja, dan Ji Eun setuju untuk itu.

.
.
.
.
.

Halo...
Jujur aku seneng aja kalo dapet komen, "semangat ya"

Kayak jadi moodboster aja biar cepet update ehe..
Walaupun cuma beberapa aja sih, tapi makasih yaa
Terima kasih.

New Life-Joshua HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang