.33/Spesial Ji Eun side.

1.3K 100 2
                                    

Pagi-pagi sekali aku bangun. Badanku rasanya sakit semua, jadi aku ingin jalan-jalan pagi di sekitaran sini.

Tidak sengaja saat aku tadi ke dapur untuk minum aku bertemu Mark. Jadi dia memaksa akan menemaniku berjalan-jalan.

Sudah lebih dari dua jam aku mengitari seluruh penjuru di rumah ini, rasanya sangat segar tapi juga melelahkan. Mark pergi ke dalam untuk mengambil jus jeruk, dan aku duduk dibangku dekat kolam.

"Ekhm" suara deheman wanita membuatku melihat ke arahnya.

"Iya?" tanyaku pelan.

"Kamu siapa?" tanya nya sinis.

"Aku Ji Eun" Jawabku sambil berdiri ingin menjabat tangannya.

"Aku tidak peduli namamu! Maksudku siapa kamu bisa berada disini?" tanya wanita itu sambil mendorongku. Oh ayolah baru saja kemarin aku bertengkar, haruskah sekarang terjadi lagi?

"Apa-apaan kamu?! Jangan dorong dia!"

Mark datang sambil membentak wanita itu. Dia segera menarik pelan lenganku lalu di sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Mark! Kenapa membentakku?"

Tanya wanita itu manja. Menjijikkan. Eh.. kenapa aku jadi menilai sikap orang? ah sudahlah terserah mereka saja, jangan ikut campur Ji Eun.

"Ada apa kamu kemari?"

Tanya mark sambil meletakkan jus jeruk di bangku taman.

"Aku merindukanmu, memangnya kenapa huh? tidak boleh?"

Apa wanita ini lupa jika aku masih ada di sini? bisa-bisanya bermanja seperti itu di depan orang.

"Tidak! Pergilah"

Ucap Mark mengusir wanita itu. Kulihat dia menatapku dengan tajam, buru-buru aku memutus pandangan kami.

"Kamu mengusirku?!"

"Ya. Pergilah Yeri. Sebelum aku marah"

"Tapi Mark?! Apa karena wanita ini?"

Tanya nya sambil menunjuk diriku. Dengan segera Mark menepis tangan wanita itu dari depan wajahku.

"Pergilah Kim Yeri! jangan buat masalah disini!"

Terdengar suara Mark yang meninggi. Aku yakin jika pria ini sedang marah.

"Dasar wanita jalang!"

Aku terkejut saat wanita itu menyiramku dengan jus jeruk. Wajahku terasa begitu dingin, begitu pula dengan tubuhku saat jus itu mengalir.

"Apa-apaan kamu?! kamu gila?!" entah mengapa aku dengan tiba-tiba membentak dia.

"Kamu hamil anak Mark? huh sungguh murahan" ucapnya sambil memandang perutku.

"Jaga mulutmu nona! kalau ku tidak tau apa pun lebih baik diam!" bentakku lagi.

"Hahaha! tidak ada kan maling yang mau mengaku!" tunjukknya sambil pergi.




Sedari tadi Mark terus saja membuntuti aku, tidak ada lelah meminta maaf untuk kejadian tadi. Padahal aku sudah memaafkannya.

Dan sudah lebih dari 2 minggu aku tinggal dirumah Mark. Sejak kejadian itu Mark membawa aku pergi karena khawatir wanita itu akan kembali.

Kak Baek sudah kembali ke Kanada bersama istri dan anaknya. Jadi aku tinggal hanya bersama Mark, ah tentu saja dengan bibi Ahn dan juga seorang satpam. Disini aku tidak diam saja, aku terus membantu Mark dalam hal membersihkan rumah, mencuci pakaian, serta memasak. Ya anggap saja itu cara aku membayar kebaikannya.

Selama itu pula Joshua terus menghubungiku, tapi aku tidak meresponnya. Hatiku masih terlalu sakit. Bukankah luka perlu waktu untuk sembuh? Ya begitu pula hatiku.

Di dalam sana sering terbesit rasa rindu, mungkin anak-anaknya merindukan sang ayah? Tapi untuk apa merindukan sosok lelaki brengsek seperti dia?

Aku pasti bisa menjaga dan membesarkan anak-anakku tanpa bantuan Joshua.

Ya, aku pasti bisa.

.
.
.
.
.

Terima kasih.



New Life-Joshua HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang