.13/Siapa?.

1.6K 147 7
                                    

"Sudah mandi? cepat sekali?" ucap Joshua saat melihat istrinya berjalan kearah meja makan.

"Sudah" jawab Ji Eun cepat dengan muka merah.

"Apa kamu sakit?" tanya Joshua sambil mengecek dahi Ji Eun.

"Tidak. Kenapa?" buru-buru dia menepis tangan Joshua.

"Muka mu sangat merah" jawab Joshua.

"B.. benarkah?" Ji Eun gelagapan salah tingkah.

"Oh aku tau.." kata Joshua sambil tersenyum miring menaik turunkan alisnya. Sangat menyebalkan di mata Ji Eun.

"T.. tau apa?" tanya Ji Eun pura-pura bodoh.

"Kamu pasti sedang memikirkan kejadian semalam kan? dan ucapanku tadi pagi" ucapnya sambil menatap Ji Eun dengan senyum mengejek, "Pasti kamu sangat malu karena itu" tebak Joshua.

"Kamu sok tau" jawab Ji Eun pura pura marah, "B-bagaimana bisa kita melakukan itu?" akhirnya Ji Eun berani bertanya.

"Entahlah" pria itu mengendikkan bahu pelan, "Aku pikir kamu akan marah saat aku menciummu. Tapi kamu malah membalas ciuman-.. aduh! sakit Ji Eun!" belum selesai Joshua bicara sebuah sendok melayang tepat di pelipisnya.

"Sudah jangan lanjutkan perkataanmu" Ji Eun benar benar malu saat ini.

"Tapi tidak usah melempar sendok padaku" kata Joshua marah sambil mengelus pelipisnya.

"Aku tidak peduli" Jujur sebenarnya Ji Eun ingin sekali mencubit bibir Joshua karena saat ini dia terlihat sangat imut.

"Sudahlah, ayo cepat makan" ucap Joshua menyudahi pertengkaran kecil ini.

Setelah mereka selesai sarapan, Joshua terlihat sibuk dengan luka di pelipisnya. Dia kesusahan untuk mengobati luka itu.

"Sini biar aku saja" Ji Eun merebut kapas di tangan Joshua.

"Aduh pelan pelan. Awhh" rintis Joshua.

Wanita itu melirik tajam, "Ini sudah pelan Josh" jawab Ji Eun kesal.

"Awh perih" lagi-lagi dia merintih sambil meremat bantal di sampingnya.

"Sebenarnya tadi malam kamu kenapa sampai terlihat berantakan begitu?" tanya Ji Eun yang masih mengobati pelipis Joshua.

Terdiam sebentar mencoba mencari jawaban, "Eum ada beberapa masalah yang harus aku selesaikan" jawabnya gelagapan.

"Haruskah sampai kamu marah?" tanya Ji Eun memastikan.

"Sebenarnya aku tidak ingin emosi, tapi dia yang membuatku begitu" jelasnya.

"Sebenarnya masalah apa? dan siapa yang kamu maksud 'dia'?" tanya Ji Eun.

"Sudahlah lupakan" ucapnya membuat Ji Eun menutup mulut saat hendak bertanya lagi.

'Andai kamu tau masalah sebenarnya. Tapi aku tidak ingin mengatakannya padamu. Aku masih takut untuk bertanya. Aku tidak memiliki keberanian lebih.

Tapi hanya satu pertanyaan yang mengganjal hati dan pikiranku

Apakah kamu mencintaiku?'

"Hei.. kenapa kamu melamun?" berkali kali Ji Eun mengibaskan tangan di depan wajah Joshua.

"E.. eum tidak, aku tidak apa apa" menatap Ji Eun dengan tatapan kosongnya.

"Ka u melamun. Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Ji Eun.

Joshua hanya diam tidak menjawab. Sampai Ji Eun akan pergi membuang kapas kotor, dia menarik tangan Ji Eun.

"Apa kamu mencintaiku?" tanya Joshua dengan menatap mata Ji Eun.

"Hah? kenapa berbicara begitu?" Ji Eun bingung apa yang harus ia katakan.

"Jawab saja pertanyaanku" ulang Joshua mulai serius.

'Apa yang harus aku katakan? haruskah aku berbohong? Aku memang tidak mencintainya, e.. eum mungkin belum? tapi haruskah aku pura pura mencintainya?'

"Kalau kamu berfikir aku tidak mencintaimu, kenapa aku mau menikah denganmu?" jawab Ji Eun seadanya.

"Kamu yakin dengan jawabanmu? tidak kah setiap wanita mengiginkan uang?" Joshua mulai menaikkan nada bicaranya.

Wanita itu menatap sinis kepada suaminya, tersinggung dengan perkataan yang dia utarakan, "Kamu pikir aku menikah denganmu hanya karena uang? apakah kamu lupa sebelum kamu melamarku, aku bahkan tidak tau asal usul mu. Aku tidak tau segala kehidupanmu..

..Jika kamu berpikir aku mau menikah denganmu hanya karena uang, kamu salah besar" ucapnya dengan nafas memburu menahan amarah, "Aku memang miskin, tapi harga diriku tidak bisa kamu beli dengan semua uangmu!" jawab Ji Eun dengan wajah merah padam.

Sadar bahwa dirinya sudah keterlaluan pria itu memeluk tubuh sang istri, "Terima kasih atas pengakuanmu. Maafkan perkataanku" ucap Joshua mengerti perasaan Ji Eun.

"Jika kamu berkata seperti itu, secara tidak langsung kamu menyinggung ku sebagai wanita murahan" Ji Eun mulai berkaca kaca.

"Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin mengetahui perasaanmu padaku, dan aku ingin menepis apa kata orang tentangmu" jelas Joshua sambil mengelus kepala Ji Eun.

"Kamu lebih tau aku dibanding orang yang kamu maksud" jawab Ji Eun sambil melepas pelukan mereka.

"Tidak Ji Eun.. dia lebih mengetahui segala tentangmu dibanding aku" Joshua tersenyum masam.

"Siapa dia? bagaimana kamu tau dia lebih tau segalanya?" Ji Eun kebingungan.

"Dia sangat mengenalmu, begitupun kamu kepadanya" ucap Joshua dengan suara parau.

"Aku tidak mengerti arah pembicaraanmu"

"Pahamilah Ji Eun"

.
.
.
.
.

Wah siapa nih yang dimaksud Joshua..
Kira kira Ji Eun bakalan cinta gak ya sama Joshua?

Terima kasih.

New Life-Joshua HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang