"dek ayo bangun sarapan dulu, habis itu minum obat?" ujar bunda sambil membangunkak seseorang yang sedang berbaring di kasur.
May menggeliat dan berusaha membuka mata nya. Pusing, itu yang may rasakan ketika berusaha sedikit dikit membuka mata dan berusaha bangun sambil bersenderan.
"iya bunda" balas may.
"jam berapa sekarang bun?"tanya nya sambil menerima suapan sang bunda.
"udah jam 8, gimana keadaan kamu? Masih pusing?"may menganggukan kepala nya.
Ya, may sedang sakit. Dokter bilang may hanya kecapean. Yang membuat nya harus istirahat selama 3 hari belakangan ini. Sejak hari itu, malamnya may demam dengan suhu tinggi.
"maafin may ya jadi ngerepotin bunda" ucapnya lesu menatap sang bunda.
Sang bunda menggelengkan kepala dan mengelus pipi, "kok ngomongnya gitu?bunda gak ngerasa direpotin kok" balasnya tersenyum.
Setelah menyuapi makan dan minum obat may, bunda langsung pamit keluar melanjutkan aktivitas nya sebagai ibu rumah tangga.
Bosan, itu lah yang dirasakan oleh may sekarang ini. Berusaha buat memejamkan mata tetapi hasilnya nihil, bukannya membuatnya tertidur yang ada pusing dikepala nya semakin menjadi jadi. May berusaha bangun duduk dikasur sambil bersenderan, sedikit menahan rasa pusing.
Sakit kok gini banget ya, batin may.
Alih alih sedang berusaha memejamkan mata dan menahan pusing, may mendegar ponsel yang berada di meja kecil samping tempat tidur nya bergetar dengan lesu may berusaha mengambil nya dan mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfonnya.
"Halo" sahut may.
"Gua baru tau seorang may akhirnya bisa sakit juga, kemana may yang kuat?" sambil tertawa dari sebrang ponsel tersebut.
May mengkerutkan dahi dan melihat siapa yang menelfon nya, pantesan.
"Kenapa nelfon pagi pagi? Lo gak belajar, ini kan masih jam pelajaran?" balas may.
"Perduli apa lo sama gua?" sahutnya sinis.
Pusing may menjadi jadi, dengan mata yang terpejam may berusaha untuk tidak menangis. Dia harus kuat, dia gak boleh lemah.
"Gua perduli sama lo banget, tapi please gua lagi gak mau bahas itu. Gua pasti bakalan jelasin ke lo, tapi gak sekarang"
"Perduli?" tertawa sinis.
"Perduli apa yang lo maksud ha!?. denger ya gua gabutuh perdulian dari orang PENGKHIANAT kayak lo!" sambungnya dari sebrang ponsel.
Gagal, yah may gagal menahan tangisan nya. Dengan susah payah may menahan tangisannya bercampur dengan rasa pusing, may menggelengkan kepala nya. Dia yakin, dia bukan seorang pengkhianat seperti apa yang seseorang bilang dari ponsel dan setelahnya seseorang tersebut mematikan sambungan telfon nya.
May menghapus air mata nya, dia mengatakan sekali lagi gak boleh lemah may harus kuat. Disaat ingin berusaha tidur dan memejamkan mata, ponsel yang masih ada digenggamannya kembali bergetar. Seperti biasa dan sudah jadi kebiasaan may selalu mengangkat telfon tanpa melihat nya terlebih dahulu siapa yang menelfonnya.
"Ada apa lagi? Kalau mau bahas hal itu please jangan sekarang" jawab may dengan nada parau.
"Bahas apa ay?" sahutnya.
May bingung, kok suara nya berubah menjadi seperti laki laki. Diam sejenak, may menatap ponsel nya dan melihat nama yang sedang menelfonnya sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia May (Sudah Terbit)
JugendliteraturMay Aretha Elysha, yang memiliki arti Perempuan yang terbaik dan agung yang berasal dari Surga. Seorang gadis cantik yang biasa disapa dengan May atau Aya. Gadis yang berasal dari keluarga sederhana yang hangat, penuh kasih sayang, dan saling penger...