Bagian 19

13 2 0
                                    

"udah berani mau selingkuh nih ceritanya"

"apaan sih, jangan ngaco deh!"

Lio menganggukan kepala, "udah ketauan tapi masih aja gamau ngaku, bagus ya bagus" sambil menepuk – nepuk tangan nya.

Ya tadi disaat may tengah mengerjakan tugas nya bersama elgar, ntah darimana sosok yang sempat tadi dia perbincangkan menampakan dirinya secara tiba – tiba. Tentu, itu sangat membuat dirinya terkejut termasuk elgar teman satu kelompoknya.

Dengan suasana yang mencekam, akhirnya may dan elgar dapat menyelesaikan tugas nya. Dan sekarang dirinya tengah berada di parkiran sekolah, setelah beberapa kali sempat berdebat kecil dengan kekasih nya. Kemana Elgar? setelah selesai, dia memutuskan langsung bergegas pergi.

May yang sangat sudah lelah akhirnya dengan pasrah, "terserah deh mau ngomong apa!"

"mau ngomong apa tentang gua, mau selingkuh atau apapun terserah. Gua capek, mau balik" sambungnya.

"gua anggap lo emang selingkuh dibelakang gua" sahut lio. Membuat may memalingkan mukanya kesal.

Lio menaik kendaraan nya, "cepet naik, gua antar lo pulang" sambil memakai helm dan menyalakan kendaraan nya.

Dengan malas akhirnya may mengalah dan mengikuti nya.

*****

"lo kenapa?"

"apanya kenapa?!"

"lah kok lo malah nanya balik?"

"apaan sih bang, lo gajelas deh!" sewot may.

"kok gua, lo lah yang gajelas. Balik – balik muka langsung ditekuk kayak gitu, jelek banget tau gak" ujar aqsa.

"mau gua jelek itu juga bukan urusan lo!"

Aqsa menaikan alisnya, "sensi banget sih"

"loh loh ini ada apa sih?" tanya bunda dari arah dapur langsung menghampiri may dan aqsa yang berada di ruang keluarga.

"tau tuh bun"

"aku keatas dulu ya bun" ujar may dan melangkahkan kaki nya menaiki anak tangga kelantai menuju dimana kamarnya berada.

"kamu apain si bang adik kamu" tanya bunda dengan penasaran.

Aqsa mengangkat bahu nya, "aku gak apa – apain kok bun, justru aku nanya kenapa pulang – pulang mukanya ditekuk begitu eh dia nya malah sewot" ujar nya.

"iyaudah bunda mau lanjut dulu didapur, bunda kirain ada apa"

******

May membuang ponselnya ke sebrangan arah diatas ranjang kesayangan nya. Sekesal – kesal dirinya, may tidak mau melampiaskan kepada ponsel kesayangan nya. May membaringkan tubuhnya sambil menatap langit – langit kamarnya dengan mata terpejam.

Dirinya sangat lelah, bahkan untuk sekarang saja dia tidak tau harus bagaimana. Mengadu? Haruskah dirinya mengadu? Kesiapa? May tidak ingin orang – orang didekatnya terlalu dalam terlibat dengan masalah kepribadian nya.

Tanpa dirasa air mata yang berusaha dia tahan akhirnya berhasil lolos dari mata nya. Kilasan – kilsan beberapa menit lalu kembali melintas dikepala nya. Membuat dirinya menjadi semakin lelah. Tanpa bisa ditahan, may menangisi dirinya disertai dengan isakan – isakan kecil yang menggemas dikamarnya.

Drrttt...Drrrttt...Drrrttt

Drrtt...Drrrttt....Drrrttt

Ponsel may bergetar berkali – kali, ntah berapa banyak panggilan masuk atau pesan yang masuk kedalam ponselnya tersebut. Dengan malas may mengabaikan nya, dan memiringkan tubuhnya serta memeluk guling pink kesayangan nya.

Masih dengan isakan kecil, may berusaha membuat dirinya kembali tenang. Dia tidak boleh berlarut – berlarut dengan keadaan nya seperti sekarang. May sudah berjanji, dan dia akan tepatkan janji itu. Tidak peduli apa yang dia dapatkan nantinya, dirinya sudah yakin dengan keputusan nya.

May mengusap air mata yang masih tersisa dipipinya, dan berusah bangkit dari posisi berbaring menjadi duduk. Sambil menyandarkan kepala nya dibrangkar ranjangnya, may mengambil ponselnya yang masih bergetar. Dan membuka pesan yang baru saja masuk.

Waktu nya udah habis. Jangan lupa!

Tidak berbeda jauh dengan keadaan may. Dilain tempat, seseorang lelaki tengah mengalami hal yang sama dengan may. Beda nya lelaki ini tengah dilanda rasa gelisah dan kesal.

Sambil menaro benda persegi panjang ditelinga nya, sesekali lelaki tersebut mengumpat kesal karena tidak ada jawaban dari arah sebrang sana.

"angkat may" gumam nya.

"ahh shit!!!"

Lio mengumpat kesal karena sudah panggilan kesepuluh nya tetapi masih tetap tidak dapat jawaban dari sang kekasih nya. Tidak mungkin bukan kalau kekasih tidak sedang berada didekat ponsel nya? setau lio, dirinya sangat yakin bahwa sang kekasih nya tersebut tidak akan pernah bisa lepas jauh dari ponsel kesayangan nya.

Lalu kemana dia? Mungkinkah dia sengaja tidak menjawab panggilan dari dirinya?

Dengan tekat yang masih melekat didirinya, lio mulai mengetik pesan untuk kekasihnya.

Ardelio Prasaja : may angkat telepon gua.

Ardelio Prasaja : gua minta maaf, angkat please.

Ardelio Prasaja : gua mohon angkat telepon gua.

Ardelio Prasaja : gua mau ngomong sama lo, please gua mohon.

Ardelio Prasaja : maaf ya sayang..

Lio semakin geram dan gelisah lantaran pesan nya pun tidak juga mendapat balasan, bahkan belum dibaca sama sekali. Dengan kesal dan frustasi lio melemparkan ponselnya ke arah ranjang nya.

Dirinya membaringkan tubuhnya dengan mata yang terbuka menatap langit – langit dikamarnya.

"lo bego lio, gak seharusnya lo nuduh dia selingkuh" gumam nya sambil merutuki dirinya yang menuduh sang kekasih selingkuh beberapa jam yang lalu.

Lio mengacak rambutnya frustasi, "bego lio lo bego banget!"

"maafin gua may, gua sayang banget sama lo"

Drrtt...Drrtt...

Merasakan ponsel nya bergetar lio dengan cepat mengambil ponsel nya dan tersenyum ketika melihat nama yang muncul dilayarnya, tetapi seketika senyumnya luntur ketika membaca pesan tersebut.

May Aretha E : Kita putus.




Dunia May (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang