Bagian 4

37 6 0
                                    

May melangkahkan kaki pelan pelan ke arah belakang gedung sekolah sambil mengedarkan pandangan mencari seseorang.

"gua kira lo gabakalan datang"ujar seseorang membuat may terpekik kaget.

"g-gua bakalan dateng kok, lo mau ngomong apa" balas may.

May mendenger dia terkekeh sinis "lo gausah gugup gitu, santai aja may"ucapnya sambil duduk di bangku yang udah gak layak dipakai.

Kita sama sama diam, may melihat kearah nya yang sedang menatap kedepan, "jadi, bener berita nya kalau lo jadian sama kak lio?"tanya nya.

May diam sejenak, "iya, kak lio nembak gua 2hari yang lalu"

Dia tertawa sinis sambil menatap nya, "gua gak nyangka may"

"lo inget kan omongan lo--"

"iya iya gua inget, tanpa lo bilang juga gua masih inget. Itu masa lalu, dan itu juga kemauan kak lio" ujar may memotong ucapannya.

Seseorang didepan nya tenseyum sinis "apa lo bilang?masa lalu?" sambil tertawa.

"gampang banget lo ngomong begitu, terus terus tadi apa lo bilang? Kemauan kak lio? Jadi maksud lo kak lio maksa lo gitu?"sambungnya.

May menggelengkan kepala "bukan gitu, gua tau gua salah, gua juga tau kalau udah ingkar janji tapi please dengerin penjelasan gua dulu"sambil berusaha memegang tangan seseorang yang ada didepan nya.

"apa lagi yang mau lo jelasin, ha!? Jelasin kalau selama ini lo mulai jadi PENGKHIANAT gitu maksud lo!" teriak nya sambil menepis tangan may.

May menahan nangis, ini yang dia takutin. Dan sekarang semuanya terjadi. Dia menepuk bahu may "selamat ya may, lo berhasil---" menjeda ucapan nya.

"berhasil jadi pengkhianat, dan gua nyesel pernah percaya sama lo!" sambung nya dan langsung melangkah pergi meninggalkan belakang gedung sekolah.

"nggak bukan gitu, please dengerin gua dulu"

May tertunduk menangis dan menahan rasa sesak, bukan ini yang dia mau. Kenapa semuanya jadi berantakan kayak gini. May memukul dada dan kepala, lo bodoh may, lo jahat, lo pengkhianat gumam nya.

******

Seseorang menggerutu kesal sambil menengok kanan dan kiri "duhh si may kemana sih? Bilangnya mau ke toilet, tapi gak balik balik" gerutu tasya.

Sama hal dengan biya, mereka berdua sedang menunggu may yang kata ingin ke toilet sebentar, dan akhirnya tasya dan biya melangkahkan kaki nya duluan ke kantin sambil menunggu may yang katanya ke toilet.

"apa jangan jangan may udah balik ke kelas kali, lagi pula 5 menit lagi bel istirahat habis" sambung biya. Tasya mengabaikan ucapan biya dan tetap mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri.

"yaudah yuk sya kita ke kelas, siap tau may udah disana" ajak biya. Pasrah, yah tasya pasrah dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti ucapan biya.

"yaudah yuk" balas nya dan meningglkan kantin.

Brukkk

"aaww, sakit tau. Jalan tuh pake mat---"ringis seseorang yang terduduk dilantai.

"yaampun may, gua kira siapa? Baru aja pengen gua keluarin suara oktaf gua"sambung tasya.

May mengulurkan tangan nya membantu tasya bangun, "duhh maaf ya sya, gua gak liat. Gada yang sakit kan? Mau gua bawa ke uks?" ujar may.

Biya menoyor kepala may, "lebay lo anak itik."

Tasya memincingkan matanya, "lo habis nangis ya may?kok hidung lo merah gitu?"tanya tasya.

May terjerat kaget, dan berusaha buat terlihat seperti biasa aja "ah masa sih?gua gak nangis kok, tadi habis bersin bersin makanya merah gini" sambil berusaha tersenyum, maaf ya kalau gua bohongin kalian berdua, batin may.

May meringis sedikit ketika bahu gua dipukul pelan "lo tau gak sih, kita berdua nungguin lo daritadi dikantin celingak celinguk udah kayak anak itik mencari induk nya"gerutu biya.

Astaga, dia lupa kalau tadi menyuruh mereka menunggu kantin. May mengigit bibir, mampus dah "hehe maaf ya, tadi kan gua lagi bersin bersin emang mau nanti lo berdua ketularan? Enggak kan" mereka berdua menggelengkan kepala.

"yaudah yuk ke kelas udah bel nih, nanti ketauan guru piket habis kita bertiga"sambung may. Saking asik nya berbincang kita lupa kalau 2menit yang lalu bel sudah berbunyi, dan akhirnya kita bertiga melangkahkan menuju kelas.

Kringg Kringg Kringg

Semua murid menghelas nafas lega dan bersorak sorak, akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga. Semua nya tengah merapikan peralatan serta buku buku dan siap melangkahkan kaki keluar kelas. may masih diam dan belum merapikan apa yang ada di meja.

"lo gamau pulang may?"tanya tasya yang telah siap merapikan semua barangnya.

May mendongak menatapnya, "lo duluan aja sya kalau mau" singkatnya.

"eh guys, kalian ngerasa ada yang aneh gak sih sama anu?" bisik biya sambil menunjuk seseorang dengan dagunya. May dan tasya mengikuti pandangan dagu nya.

"gua juga ngerasa sih gitu" sahut tasya membuat may hanya bisa tersenyum kecut lalu mulai merapikan barang dan memasukannya ke tas.

May membuka ponsel sebentar dan memasukannya lagi ke dalam saku "gua duluan ya guys" langkah nya tiba tiba terhenti.

"ihh tadi gua tanya lo pulang apa kagak jawabnya gua disuruh duluan, tapi sekarang malah lo duluan yang pulang" gerutu tasya sambil memegang tas dibahu gua.

Astaga, padahal ini hal sepele loh. May tersenyum sambil menuntun tangan mereka dan mulai melangkah meninggalkan kelas "yaudah yuk kita keluar bareng bareng".

******

"eh ada doi lo tuh may" ucap tasya membuat may mengikuti pandangan tasya dan yap benar kak lio sudah ada didekat post satpam depan sekolah.

May merasakan tubuhnya terdorong kedepan sedikit "udah sana samperin, jangan dianggurin ntar di rebut orang. Eh tapi lo masih utang cerita ya sama kita" sahut biya.

May menganggukan kepala "iya ini mau disamperin kok, nanti gua ceritain. Emm gua duluan ya guys" melangkahkan kaki menuju ke arah seseorang yang ada di deket post satpam.

May meringis malu ketika mendengarkan suara teriakan "may jangan lupa pegangan kalau bisa peluk erat erat biar gak dipepet sama orang"ucapnya sambil berlari ke arah parkiran, duh yaampun bikin malu banget sih tasya, kak lio denger gak ya? Awas aja tasya, batin may.

May merasakan tangan seseorang mengusap rambutnya sambil terkekeh "kalau jalan itu liat kedepan bukan kebawah, kalau nabrak gimana?" ujarnya. Eh udah sampe didepan nya ternyata.

May mendongak kaget, "lo bener bener deh kalau lagi malu lucu banget, gemes gua"

sambil mencubit pipi nya.

May menepis tangan nya dan memukul pelan bahu nya "ihh sakit tau" sambil mengusap-ngusap pipi.

Kak lio tertawa pelan dan mulai menaiki motor "yaudah yuk, tapi kita mampir ke warung makan dulu ya. Gua laper belum makan" ujarnya sambil memegang perut.

May mengangguk dan mulai ingin menaiki motor, seketika dia terdiam dan merasakan ponsel disaku gua bergetar dan membuka nya. Tubuhnya kaku, dan mulai cemas sambil mengedarkan pandangan gua ke semua penjuru sekolah.

Deg!

Tatapan nya bertemu dengan seseorang yang tengah tersenyum sinis ke arah nya dan langsung melangkah pergi. Sepeninggalan nya, may merasakan ponsel nya kembali bergetar lagi.

May tersentak kaget ketika kak lio memanggil nama nya. May memasukan ponsel ke dalam saku dan menaiki motor kak lio. Dan kita berdua pun mulai meninggalkan sekolah.


Dunia May (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang