Bagian 22

13 2 0
                                    

"lo dijemput may?"

May menggeleng sambil berjalan santai dikoridor, "gatau ca, gua sms bang aqsa gak dibalas" sambil mengerucutkan bibirnya.

"emang bang aqsa gak kuliah?" tanya mecca.

"lagi libur ca" mecca mengangguk mengerti.

"mau bareng sama gua gak?" tawar mecca sambil menoleh ke arah may yang berada disamping nya.

May diam sebentar dan mengangguk, "gak ngerepotinkan tapi?"

"iya enggaklah may, kayak sama siapa aja sih. Sayang sih, tasya sama biya udah ngelancir pulang duluan. Lagian tumbenan banget sih mereka berdua pulang cepet banget"

"setau gua sih mereka lagi ada urusan gitu, tapi gua gatau urusana apa"

Mecca mengangguk, "iyaudah yuk, supir gua udah didepan kayaknya" ajaknya dan mengandeng tangan may melangkah. May mengangguk dan mengikuti langkahnya dari belakang.

*****

"sya, kita mau kemana sih?"

"udah sih bi, ikut aja gausah bawel"

Biya mengerucutkan bibirnya, "mau kemana dulu ih, kan biya jadi kepo. Udah gitu cepet banget lagi jalan nya, mecca sama may kan masih didalam kelas. Emang kita gamau ngajak mereka sekalian?"

Tasya menghentikan langkahnya dan menghembuskan nafas nya gusar, "denger ya biya sayang, udah sih ikut aja. Kan dibilang gausah bawel"

"ihh tapi kasih tau dulu kita mau kemana?" tanya biya dengan penasaran membuat tasya memejamkan matanya.

"lo waktu itu pernah bilang kan kalau gua sebenernya tau sesuatu yang gak lo tau?" biya terdiam dan mengangguk.

"lo mau tau apa?" biya mengangguk lagi.

"kalau lo mau tau, cukup ikutin gua dan gausah banyak omong. Ngerti bi?" lagi lagi biya mengangguk.

Dengan rasa penasaran, biya hanya bisa mengangguk dan mengikuti kemana tasya mengajak nya. Berbeda dengan biya, tasya sudah sangat yakin dan pasti harus memberitahu masalah ini. Dirinya sudah merasa sangat bersalah karena terlalu lama menutup dan tidak memberitahu kepada sahabat nya yang satu itu.

Maafin gua ya bi, batinya.

Maafin gua juga ya may, ngasih tau biya tanpa ada nya diri lo, batinnya lagi.

*****

"loh, el belum pulang?"

El yang merasa namanya dipanggil menolehkan pandangan dan tersenyum ketika melihat siapa yang memanggilnya, "belum may, gua masih ada urusana sama bu sisi"

"kok nunggu disini?" kini giliran mecca yang bertanya.

"iya, lagi cuma sebentar habis itu biar bisa langsung balik" balas el.

"emm, kok cuma berdua? Tasya sama biya kemana?" sambung el bertanya. Dirinya baru sadar bahwa yang berada didepan nya hanya ada dua seorang gadis.

May mengangguk, "iya tasya sama biya balik duluan, kayaknya mereka berdua ada urusan deh"

"ada urusan apa sih el sama bu sisi? Kok gua jadi kepo ya" tanya mecca dengan terkekeh. May juga ikut terkekeh ketika mecca bertanya seperti itu.

May juga awalnya sempat sedikit kaget ketika melihat el teman sekelasnya sedang berdiri dideket pintu gerbang yang menuju keraha parkiran dan menuju gerbang utama.

"lo jangan kepo deh ca" sahut may.

El ikut terkekeh mendengar nya, "temen lo kepo banget may, yakin nih temen lo?" dengan nada mengejek.

"eh maksud lo apa?!" ujar mecca sewot.

"gajadi deh gua kepo nya, malesin lo ah" sambung mecca dengan mencabikana mulutnya.

May terkekeh, "lo lucu ca kalau lagi ngambek"

"lucuan lo tapi may" ujar el tanpa sengaja. Membuat may dan mecca menatapnya dengan bersamaan.

"lo bilang apa el?"

El yang sadar sama apa yang barusan dia ucapakan mendadak menjadi gugup, "bu-bukan apa – apa kok"

"el kok lo gugup sih?" goda mecca.

"mana ada sih" ujar el dengan nada menutupi kegugupan nya sambil merutuki dirinya yang keceplosan berbicara.

"atau jangan – jangan, lo suka ya sama may" selidik mecca dengan mata memincing membuat el semakin gugup dibuatnya.

May menepuk bahu mecca pelan, "apaan sih ca, kita kan temanan ya el" ujar nya dengan senyum sambil menatap el didepan nya.

"iya kita temenan, aneh – aneh aja lo ca" ujar el dengan cepat sambil mengangguk.

Mecca mengangguk dengan senyum jail, "suka mah bilang aja el, gausah ditutupin gitu kali"

"apa lo ternyata diam – diam suka nya sama gua ya? hayo ngaku lo?!" sambung mecca.

Elgar tertawa dibuatnya, "lo ngigau ya ca, tau lo lagi sakit?" ujarnya sambil menaro telapak nya tanganya tepat didahi mecca.

"apaan sih el" sewot mecca sambil menepis tangan nya.

"kalian berdua cocok deh" sahut may. Membuat mecca dan elgar menoleh kearah nya bersamaan.

"APAN?! Gua cocok sama dia, ogah banget!" ujar mecca dan elgar bersamaan.

May mengangkat alisnya sambil tersenyum jail, "tuh tuh kan, jawab nya aja kompak banget lagi"

"ihh ogah banget gua" ringis mecca.

"apalagi gua, juga ogah banget sama lo" cibir elgar tak mau kalah. Membuata mecca menatap nya dengan tajam.

Elgar yang mendapatkan tatapan tajam dari gadis didepan nya, justru membuatnya ingin tertawa tetapi dia tahan. Tanpa sengaja tatapan nya bertemu dengan seseorang yang dia tunggu sedari tadi sedang melangkah menuju kearah nya.

"gua duluan ya may, tuh bu sisi udah datang. Mau gua samperin aja, lagian gua juga males berhadapan sama kembaran nya nenek sihir" ujarnya. Membuat mecca yang hendak protes menjadi bungkam kembali.

"pacar lo udah nunggudidepan may daritadi" sambungnya dan melangkah pergi.


Dunia May (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang