Bagian 25

13 1 0
                                    

"lo kenapa pagi-pagi udah ngelamun aja?"

May menggeleng dan tersenyum tipis.

"ada masalah ya may?" tanya biya.

"gak ada kok bi, sya. Gua cuma lagi kurang enak badan aja" ujar may. Biya dan tasya pun mengangguk bersamaan.

"tapi lo beneran gapapa kan may? ke uks aja gimana, biar lo bisa istirahat"

May terkekeh dan tersenyum ketika melihat sahabatnya khawatir dengan dirinya, "yaampun bi, kan dibilang gua gapapa. Gausah lebay deh"

"bukan lebay, tapi khawatir" ucap biya dengan mengerucutkan bibirnya dikala may mengatakan dirinya lebay.

May tertawa pelan melihat tingkah laku sahabat nya yang satu ini. Benar-benar lucu ketika merajuk. Sekian detik, tiba-tiba may keingat kejadian kemarin siang. Dimana, dihari itu dan di siang tepat dikamarnya, lio mencuri ciuman pertamanya. Iya, lio mencium may.

May bingung dan tidak bisa berkata apa-apa setelah lio melepas tempelan bibirnya dibibir may. Dan yang may merutuki dirinya, kenapa dia malah memejamkan mata seolah dirinya menerima ciuman tersebut bukan malah menolak.

'aku cinta kamu' kata-kata itu yang masih sangat berputar diotak may ketika lio tanpa bosan mengungkapnya berkali-kali kepada dirinya.

"tuh kan, ngelamun lagi!" ujar tasya sambil berdecak ketika melihat may melamun lagi.

Lamunan may buyar ketika dirinya terpekik kaget mendengar suara sahabatnya, "e-eh gak ngelamun kok sya"

"udah deh may, lo gak pandai bohong. Cerita sama kita, lo kenapa?" sambung tasya.

Biya mengangguk menyetujui ucapan tasya, "iya may, kita berdua sahabat lo kan. Jangan main rahasia-rahasian lagi sama kita. Kita siap kok ngebantuin atau ngedenger cerita lo" ujarnya.

May menghelas nafas. Dirinya menatap ragu kedua sahabatnya yang berada didepannya. Bukan, dirinya tidak ingin cerita. Tapi may takut, membuat oranglain jadi terkena ikut susah dalam masalahnya. Biya dan tasya menatap may dengan tatapan seperti 'berharap' bahwa dirinya membagi ceritanya kepada mereka berdua.

"gu-gua...."

*****

Jam menunjukan pukul 10.00 pagi, yang berarti waktu pagi akan telah berganti dengan siang. Tetapi hal tersebut tidak berpengaruh buat gadis yang masih setia bergulat dibawah selimut. Dengan mata yang sembab dan bengkak, dirinya enggan beranjak dari ranjangnya.

Mecca Fredica Luvita, dia adalah gadis yang berada dibalik tersebut. Dengan mata yang sembab dan bengkak, membuat dirinya 'enggan' beranjak kemana-mana. Bahkan dirinya tidak peduli seberapa tingginya matahari sekarang, semakin tinggi nya matahari semakin dirinya mengeratkan selimutnya.

Berkali-kali orangtua nya mengetuk pintunya, berkali-kali juga dirinya hanya bergumam 'caca baik-baik aja, cuma mau istirahat hari ini'.

Mecca mengangkat kepala nya dan menoleh keatas nakas melihat ponselnya yang berkali-kali berbunyi, tetapi ia hiraukan. 'May Bestie' nama itu lah yang muncul disetiap ponselnya berbunyi.

Mecca kembali membenamkan kembali kepalanya dibantalnya. Dirinya terisak dan mengeluarkan air mata untuk kesekian kalinya. Tanpa bosan dan lelah, air matanya masih ingin terus keluar dan membasahi pipinya.

Isakan semakin besar dan memilukan ketika ingatan nya selalu berputar pada kejadian kemarin. Perkataan lelaki yang disukai masih terngiang-ngiang di fikiran dan telinga nya.

Sakit, itulah yang dirinya rasakan sekarang ini.

Apalagi disaat bayangan sahabatnya muncul difikiran nya. May, ya sahabat yang sangat dekat oleh nya. Jujur, sebelum bertemu dengan may dirinya sangat susah buat berinteraksi dengan banyak orang. Ketika pertama kali memasuki putih abu-abu, may lah yang pertama kali menyapa dan mengajaknya berteman sampai sekarang.

Sampai dirinya tidak sengaja bertemu dengan kakak kelas, yang membuat dirinya merasakan pertama kali nya jatuh cinta. Dan kakak kelas itu juga yang membuat nya untuk pertama kali nya sakit hati.

Haruskah dirinya berhenti? dan membiarkan mereka berdua bersama.

Ya, dirinya harus bisa. May, sangat baik kepada nya selama ini. Bahkan dia rela memustuskan hubungan nya dan lebih memilih dirinya, yang notabe nya adalah sahabatnya.

Mungkin may tidak tau alasan lio memacari nya dulu, batin mecca.

Mecca membangunkan tubuhnya dan mengambil ponsel yang baru saja menyala di atas nakasnya, lalu mengetik sesuatu disana.

Gua gapapa may, cuma lagi gaenak badan aja.

*****

Tring! Tring! Tring!

Bel istirahat berbunyi membuat semua siswa dan siswi menghelas nafas lega. Termasuk tiga orang yang sedari tadi tidak fokus terhadap pelajaran.

May yang tidak fokus karena teman sebangku nya tidak ada kabar, sedangkan tasya dan biya tidak fokus karena rasa penasaran karena may belum menceritakan nya karena tiba-tiba bunyi bel masuk berbunyi.

"may, lanjut cerita tadi. Lo kenapa?" tanya tasya yang baru saja menduduki bangku kosong disamping may.

"iya, gua kesel sama bel tadi. Gatau situasi banget ya, udah tau penasaran eh dia malah bunyi" gerutu biya sambil ikut mendudukan tubuhnya disamping tasya, membuat mau tidak mau tasya menggeser tubuhnya dan membagi tempat berdua dengan nya.

May terkekeh melihat sahabatnya biya yang sedaritadi tidak berhenti menggerutu ketika bel masuk hingga sekarang.

"iihh kok malah ketawa sih, gua kan nyuruh lo buat cerita" ujar biya ketika melihat may yang hanya tertawa.

"tau nih ahh!!!" seru tasya kesal.

May terdiam sebentar sambil menatap sahabatnya satu-persatu. "jadi mau mulai cerita darimana?"

"DARI AWAL!!!!" seru tasya dan biya bersamaan.

May berdehem kecil sebelum mulai bercerita. May tidak mau lagi menutupi nya begitu dalam dari sahabat-sahabat nya. May pun berharap, selepas dia bercerita beban nya bisa menghilang satu-persatu.

Bukan tanpa alasan kenapa may harus menceritkan kepada sahabat nya dibanding keluarga nya. May hanya merasa kurang nyaman ketika keluarga mengetahui masalah yang menurutnya akan membebani nya.

"jangan ada yang motong cerita gua sebelum selesai ya" pinta may sebelum dirinya benar-benar bercerita. Tasya dan biya mengangguk menyetujui nya.

"jadi........" may mulai bercerita semua nya dengan secara tenang. Tasya dan biya sama-sama serius mendengarnya. Mereka berdua bahkan hendak protes kepada may yang begitu banyak menutupi nya.

Setelah beberapa menit may bercerita, suasana menjadi hening. Tak ada yang berani angkat bicara setelah semuanya terbuka jelas.

"maafin gua. Maaf belum bisa jadi sahabat yang baik buat kalian"


Dunia May (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang