Bagian 18

14 2 0
                                    

"loh kak lio?"

"lo--ngapain disini?" tanyanya.

"may kemana?"

Tasya mengerutkan dahinya, "gua kira may udah balik duluan tadi"

"bukanya dia kerja kelompok?" tanya lio kembali.

"iya kerja kelompok, tapi gua sama dia gak satu kelompok. Terus kita juga ngerjain ditempat yang beda"

"sya, kok gak nungguin gua sih ish!" gerutu biya dengan kesal dari arah belakang.

"eh, ada kak lio" sapa biya langsung ketika melihat seseorang lelaki yang berada dihadapan nya.

"bi, lo liat may udah selesai duluan apa belum?" tanya tasya. Biya menggeleng ragu.

"gua gatau sya, gua juga baru aja selesai berdua sama david"

"emang dia gak kasih kabar?"

Lio menggeleng, "gua telfon gak diangkat, di message juga gada balesan"

"may satu kelompok sama siapa?" tanya lio.

"sama el kak" sahut biya.

Alis lio mengkerut saling bertatuan, "el?"

"iya sih elgar, masa lo gak kenal" ujar tasya.

"maksud lo berdua Elgar Erlangga?" biya dan tasya mengangguk.

"emang disekolah kita siapa lagi yang dipanggil el kalau bukan si elgar"

"emang gada ya sya?" tanya biya bingung.

"gua coba samperin mereka deh diperpus, siapa tau mereka belum selesai" ujar tasya.

"gausah.." membuat tasya mengerutkan dahinya.

"biar gua aja yang kesana" sambung lio dan melangkah pergi meninggalkan tasya dan biya.

*****

"jam berapa sekarang el?"

"kenapa? lo kalau mau balik duluan aja may, gua tinggal dikit lagi kok"

May menggelengkan kepala, "eh, bukan gitu kok el"

"bukan gitu gimana?"

"gua cuma nanya aja, bukan maksud ke yang lain"

El terkekeh, "lo lucu may"

"gua emang lucu dari lahir, baru nyadar lo" seru may sambil terkekeh.

"tapi sayang gua telat may" gumam el perlan.

"eh, kenapa el?" tanya may bingung.

"bukan apa – apa kok" ujar nya sambil tersenyum.

"lo yakin mau nunggu gua sampai selesai?" tanya el. May mengangguk.

"gimana kalau nanti cowok lo---"

"astaga!!" pekik may. Dengan cepat may membuka tas nya dan mengambil ponselnya. Seketika raut wajah may berubah ketika melihat isi ponselnya.

23 pesan yang belum dibaca

20 panggilan yang tak terjawab

"kenapa may?" tanya el bingung ketika melihat raut wajah may panik.

May mengakat kepalanya menatap el dan menggeleng, "gapapa kok el"

"lo belum ngasih kabar ke cowok lo?"

"u-udah tadi pas istirahat" balas may. Membuat el menaikan alisnya.

"terus kenapa kalau udah?"

"i-iya gapapa sih, cuma takut aja ka---"

"takut kenapa may?"

"iya takut kalau dia nungguin daritadi"

"maksudnya---"

"hai, gua ganggu gak?" ujar seseorang membuat mereka berdua menoleh.

*****

"gimana bi, satu kelompok sama david enakan?"

Biya mengerucutkan bibirnya, "enak sih, cuma ya gitu"

"gitu gimana?"

"iya gitu sya"

"ahh udah deh jangan bahas david lagi" gerutu biya kesal membuat tasya menahan tawa nya.

"loh emang kenapa? ada yang salah sama dia?" tanya tasya dengan nada mengejek.

"bilang aja lo ngeledek gua kan" celetuk biya.

"apaan sih bi, yaampun lo kok jadi berfikiran buruk mulu"

"emang kenyataan nya begitu kan" sahut biya.

Tasya terkekeh melihatnya, "ngambek deh ngambek, gua bercanda sih elah"

"bodo, gua baper sama lo"

"lah?"

"ehh sya, may gimana ya?"

Tasya mengerutkan dahinya, "gimana maksudnya?"

"dia udah selesai apa belum kata lo?"

"gatau deh" ujar tasya sambil mengangkat bahu nya.

"kita samperin aja yuk sya" ajak biya.

"gausah sih bi, lagian juga udah ada cowoknya"

"lo gak liat ada yang aneh gak sih sya?"

"apaan deh?"

Biya menjeda ucapan nya sebentar membuat tasya dibuat penasaran olehnya, "kenapa sih biya?"

"lo--ngerasa aneh gak sih sama sikap kak lio pas dia tau kalau may satu kelompok sama elgar?" tanya biya membuat tasya menjadi bungkam.

"atau...lo sebenernya tau sesuatu yang gak gua tau ya sya?"







Dunia May (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang