Seseorang gadis berambut panjang tengah asik menikmati secangkir coffe sambil sesekali mata nya memandang kearah luar, dimana banyak orang yang sedang berlalu lalang.
Lalu dirinya memandangi isi caffe yang dia singgahi. Banyak yang sedang bencengkrama, bergurau, bahkan hanya sekedar duduk dan menikmati sajian yang berada dicaffe ini.
Tatapan nya tanpa sengaja melihat seseorang yang dia tunggu daritadi, baru saja memasuki caffe. Lantas dirinya bangkit dan memanggil namanya sambil melambaikan tangannya dengan dihiasi senyuman yang melengkung dibibirnya.
Senyum gadis tersebut masih melekat hingg seseorang tersebut sudah berada dihadapan nya. Dengan senang, dirinya menyuruh seseorang tersebut duduk dibangku yang ada dihadapan nya.
"kamu mau minum apa?" tanya gadis tersebut.
"aku pesenin sama kayak aku ya" sambungnya lagi ketika tidak mendapat jawaban dari seseorang yang berada didepannya. Hal tersebut lantas sudah biasa, baginya.
Gadis tersebut memanggil pelayan caffe dan memesan menu yang sama dengan nya. Setelah selesai, dirinya menatap seseorang yang sedang duduk bersandar dihadapan nya.
"ada apa lagi, ngajak ketemuan?" tanya sambil tersenyum.
Seseorang tersebut berdecak sinis dan menatapnya tajam, "gausah pura-pura lo!"
"gadis licik" desisnya pelan. Membuat gadis tersebut memudarkan senyumannya.
"maksud kakak apa ya?" tanyanya dengan bibir yang bergetar.
Mecca, ya gadis itu adalah mecca. Dan seseorang yang didepan nya adalah lio, Ardelio.
Mereka bertemu dicaffe biasa yang mereka sering datangkan. Bukan hanya mereka berdua, tapi may biya dan tasya pun sering berkunjung ke caffe tersebut. Dan bukan tanpa alasan mereka bertemu sekarang ini.
Lio, ya dirinya lah yang mengajak mecca bertemu duluan. Dirinya, sudah sangat geram dengan tingkah laku dan perbuatan gadis yang ada dihadapan nya ini. Bahkan, dirinya sudah dua kali memperingatinya untuk tidak menganggu hubungan nya.
Tetapi gadis tersebut sangat-sangat tidak mengerti dan tidak peduli dengan peringatan nya.
"aku salah ya sama kak—"
"iya, lo salah! Pake nanya lagi, gapunya otak banget!" cibir lio dengan memotong ucapannya.
Mecca terdiam dengan mata yang berkaca-kaca. Gak, dirinya gaboleh nangis. Dia pasti kuat dan sudah biasa dengan sikap dan perkataan dari lelaki yang ada didepan nya ini.
"kalau kakak suruh aku buat minta maaf dan---"
"lo emang gapunya malu!"
Mecca menggigit bibirnya kecil, "salah kalau aku suka sama kakak?"
"jelas salah, karena gua gak pernah suka sama lo!" ujar lio lantang.
"ta-tapi waktu itu kak lio—"
Lio mengangkat alisnya, "gua apa? Nembak lo waktu itu? Terus minta lo jadi pacar gua gitu?" ujar lio dengan terkekeh. Lio berdehem sebentar dan melanjutkan perkataan nya.
"asal lo tau ya, dari awal gua nembak lo gapernah ada sedikit pun punya rasa suka sama lo!"
Mecca menatap lio dengan air mata yang mengembang dipelupuk matanya, "mak-maksud kak lio?" tanyanya dengan nada bergetar.
"lo pintar kan? Seharusnya lo ngerti apa yang gua maksud bukan? Atau perlu gua jelasin?"
Lio menyungingkan senyum sinis ketika melihat gadis didepan nya terdiam.
"gua suka may jauh sebelum gua ketemu sama lo dan jauh sebelum may kenal sama lo. Okay, akuin gua sebagai lelaki brengsek. Tapi see, dengan kebrengsekan gua, gua bisa dapat apa yang gua mau dari dulu" ujarnya dengan menampilkan smirknya.
Lio meminum coffe late nya. "lo udah ngerti kan? Gua rasa gak butuh waktu lama buat lo mencerna apa yang gua bilang barusan. So, gua minta terakhir kalinya jangan ganggu hubungan gua dengan orang yang gua cintai" ujarnya dan bergegas pergi meninggalkan mecca yang masih diam.
Air mata mecca jatuh tepat sepeninggalan lelaki yang ia sukai ketika pertama kali memasuki sekolahnya. Sakit, itu yang dia rasakan sekarang ini. Jadi selama ini dirinya dijadikan sebagai—ah rasanya sangat sakit ketika dia mengakatan hal itu. Kenapa? kenapa harus dirinya dan kenapa juga harus sahabatnya? Haruskah, dia merelakan hubungan mereka berdua. Sekarang dia sudah mengerti dan mengetahui semuanya. Rasanya sangat-sangat menyakitkan.
*****
May mengeliatkan tubuhnya dalam selimut ketika merasakan sebuah elusan hangat dipucuk rambutnya. Dengan perlahan, dirinya membuka perlahan matanya. Betapa kagetnya ketika dirinya melihat seseorang yang sedang tersenyum didepannya.
"hai sayang" sapanya dengan senyum.
May mendudukan tubuhnya cepat dan mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan kamarnya, "ka-kak lio kok disini?" tanya dengan bingung.
"kenapa?gak suka aku disini ya?" tanya lio sambil mengelus pelan rambut gadis yang ada didepannya.
"tumben kamu bangun siang banget?" tanyanya lagi.
May mengedarkan padang nya pada jam yang ada dinakas menandang waktu sudah siang.
"enggak kok, tadi udah bangun pagi tapi ketiduran lagi" ujar may.
"kamu udah makan?" may mengangguk.
"kak lio, sendiri?"
"aku juga udah kok sayang" balas lio. May kembali mengangguk sebagai jawaban nya.
Lio tersenyum menatapnya. Sedaritadi, dirinya benar-benar tidak bisa melepaskan pandangan nya dari gadis ini. Sangat, dirinya sangat mencintai gadis ini.
"aku sayang kamu" ucap lio sambil menangkup wajahnya dan kedua tangan nya.
"kamu sayang aku kan?" tanya lio membuat may menjadi gugup.
May memegang tangan lio yang ada dikedua sisi wajahnya dan ingin melepas, "kak lio—" ucapan may terhenti ketika lio menggeleng dan memajukan wajahnya menjadi dekat.
"satu hal yang harus kamu say" ucap lio dengan semakin mendekatkan wajah nya dengan gadisnya.
"aku cinta kamu may---"
"sangat" sambungnya.
May membulatkan matanya ketika dirinya merasakan sesuatu yang basah dan lembab menyentuh bibirnya. Lio tersenyum dan menyatukan dahinya.
"sekali lagi, aku cintakamu" bisiknya dan menempelkan bibirnya kembali. May hanya bisa memejamkanmatanya dan meremas erat selimutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia May (Sudah Terbit)
Novela JuvenilMay Aretha Elysha, yang memiliki arti Perempuan yang terbaik dan agung yang berasal dari Surga. Seorang gadis cantik yang biasa disapa dengan May atau Aya. Gadis yang berasal dari keluarga sederhana yang hangat, penuh kasih sayang, dan saling penger...