Bukannya berhenti, hanya mengistirahatkan diri saja, karena mencintai tanpa dicintai kembali juga melelahkan.
~Jingga dan Senja~
Suara bel yang telah dinanti-nantikan oleh para murid pun mulai terdengar, membuat seisi kelas bersorak gembira dan langsung berhamburan meninggalkan kelas karena mungkin cacing-cacing di perutnya sudah berteriak-teriak meminta jatah untuk sekadar memenuhi asupan gizinya namun hal itu tidak berpengaruh bagi Bella, kini ia sudah siap dengan buku tulis serta bolpoinnya.
Hari ini ia memutuskan untuk tidak pergi ke kantin dahulu karena hari ini Adeeva tidak masuk sekolah, katanya ia sedang tidak enak badan, ia tidak menyangka bahwa makhluk sejenis Adeeva bisa terkena sakit juga.
Bella sangat benci hari ini karena semuanya terasa begitu sepi tanpa adanya Adeeva. Biasanya Adeeva akan terus berceloteh tidak jelas hingga terkadang membuat Bella merasa kesal namun jika ia tidak masuk semuanya benar-benar terasa sangat sepi ditambah lagi sejak seminggu setelah pertemuan itu ia tidak pernah merasakan kehadiran Jingga bahkan sudah beberapa kali ia menghubungi Jingga namun nomornya tidak aktif.
Seketika ia jadi teringat perkataan Jingga malam itu yang mengatakan bahwa ia akan pergi, ia takut bahwa Jingga tidak bermain-main dengan perkataannya.
Bella menggelengkan kepalanya seraya menghilangkan pikiran negatif tentang itu.
Perpustakaan terlihat sangat sepi namun itu tidak menjadi masalah bagi Bella ia lebih senang menyendiri di tempat yang damai seperti ini daripada ia harus menyendiri di tengah ramainya kantin yang hanya akan membuatnya teringat kepada Adeeva saja. Sebenarnya ia bisa saja bergabung dengan teman-teman sekelasnya yang lain atau mungkin . beberapa teman OSIS nya namun Bella merasa kurang nyaman jika tidak bersama Adeeva.
Bella berjalan ke arah rak buku dan memilih beberapa buku yang berisikan soal-soal untuk mengasah otaknya kemudian mencari tempat duduk yang berada di sudut perpustakaan agar tidak ada satu pun yang mengganggunya dan perlahan mulai larut pada soal-soal yang ia kerjakan.
Tiba-tiba saja seorang siswa perempuan dengan perawakan sedang datang menghampirinya dengan membawa sebotol air mineral serta sebungkus roti dan memberikannya kepada Bella.
"Dari siapa?"
"Itu ada suratnya dibaca aja Kak," katanya sebelum melengos pergi begitu saja.
Bella menatap heran ke arah makanan yang kini sudah berada di tangannya namun sedetik kemudian ia memilih untuk meletakkan makanan itu di atas meja perpustakaan dan mengambil sebuah surat yang tertera di selipan botol minuman tersebut.
Bella menatap sepucuk surat yang tidak dituliskan nama pengirimnya lalu membuka surat itu agar ia tidak perlu bertanya-tanya lagi dari mana asal surat serta makanan tersebut.
Senja Zetana Arabella
Princess in my heart :)Gue sengaja beliin lo roti sama air mineral ini karena gue tau lo belom makan. Bandel banget sih lo! Kan gue udah pernah bilang jangan sampe telat makan. Gue nggak mau lo sakit nanti kalo Senja sakit Jingga juga bakalan ikut sakit karena Tuhan menakdirkan kita untuk bersama, sesuai dengan nama kita Jingga dan Senja, jadi kalau lo sakit otomatis gue juga bakalan ikut sakit :) ya gimana sih ya kalo yang Namanya jodoh mah suka punya ikatan batin gitu (:
Jadi jangan pernah telat makan lagi ya.
Dihabisin roti sama airnya kalo bisa sama kemasannya juga biar tambah kenyang dan nggak usah takut sendiri karena Jingga akan selalu ada untuk SenjaJingga ada di sini kok bersama Senja :)
Pangeran paling ganteng
Revalino Jingga
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Senja [SUDAH TERBIT]
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] SUDAH TERBIT, PART LENGKAP! Langit senja yang kerap kali menampilkan warna jingga yang indah kala itu terlihat begitu polos. Tak ada lagi jingga yang menghiasi langit senja tersebut namun itu bukan akhir dari perjalanan kita...