*22 : Rencana Oikawa

6.2K 733 290
                                    

Family

Disclaimer : Furudate Haruichi.

Warning : OOC, Sho-ai, typo dan lain sebagainya. ^^

Happy reading minna-san^^

Daichi duduk di kantin rumah sakit, berhadapan dengan salah satu sepupunya. Sesekali Ia memijit pelipisnya pelan. Entahkenapa Ia merasa pening sekarang.

"Apa yang kau bilang Chikara? Coba kau ulangi sekali lagi." Ucap Daichi diikuti aura-aura hitam pekatnya. Ennoshita hanya bisa meneguk ludahnya kasar.

"Itu.. em.. sangat sulit menemukan data tentang Iwaizumi Hajime, Nii-san. Ka-karena itu aku hanya menemukan riwayat sekolahnya saja."

"Kenapa bisa begitu? Bukankah kau sangat ahli dalam hal IT!"

"Staf IT miliknya juga ahli Nii-san. Dia membuat perlindungan ketat mengenai semua yang behubungan dengan Aoba Johsai Corp. Saat aku akan meretasnya, mereka mengirimkan banyak virus yang tentunya akan berimbas buruk pada perusahaan kita." Elak Ennoshita. Hell apa kakak sepupunya ini pikir mudah menjadi staff IT? Menjaga dari virus-virus berbahaya itu lebih penting bukan?

"Hah.. kalau begini aku harus apa? Lagipula apa alasannya jika benar Iwaizumi yang melakukannya?" Gumam Daichi.

oOo

Hinata berlari cepat menuju ruang keluarga. Ia baru saja pulang dari rumah sakit setelah menginap beberapa hari disana. Dan tentunya dengan beberapa saran dan resep dokter.

Sugawara mengikuti pergerakan si bungsu yang memang terbilang sangat aktif ah tidak, yang benar adalah sibungsu sangat Hiperaktif sekarang. Oh apa ini efek terlalu lama tiduran di ranjang rumah sakit? Pikirnya.

Hinata memasuki ruang keluarga dengan tergesa tanpa menghiraukan mainan milik kakaknya yang tengah berserakan akibat serangan dari negara api *plak-kenapa ngelibatin Negara api?!

"Sho-chan hati-hati.. nanti kamu jatuh sayang." Peringat Sugawara yang tentunya langsung membereskan kekacauan dari serangan negara api tadi.

Hinata mengabaikan peringatan sang Kaa-chan. Ia kini sibuk menatap Nii-chan ketiganya yang asik nonton kartun dino-dino atau apalah itu. Hinata tidak peduli.

Ia tersenyum kemudian langsung berlari dan menerjang sang Nii-chan yang tengah duduk anteng di atas sofa sambil memeluk boneka Dinosaurus dengan kerasnya.

"NII-CHAN!!" teriaknya memeluk Nii-channya itu.

Tsukishima tentunya terlonjak kaget, karena mendapat terjangan serta teriakan cempreng Adiknya yang menggelegar. Ah, Tapi dikeadaan seperti ini Ia bersyukur karena Ia tidak mengidap penyakit jantung. Karena jika Ia mengidap penyakit jantung sudah dipastikan Ia sekarang tengah colaps gara-gara tingkah adik bungsunya ini.

'Kalau aku membungkus Shoyo dengan selimut warna hijau biar kelihatan kayak ulat bulu terus ku ikat di loteng rumah dosa ga ya?' Batin Tsukishima agak kesal.

"Kei-Nii!"

"Aduuh kamu ini kenapa tiba-tiba menerjang Nii-chan seperti ini? Sakit tau." Gerutu Tsukishima diikuti wajah kesalnya. Hinata yang melihat wajah kesal Nii-channya itu tentunya langsung menunduk.

Ia merasa bersalah sekarang. Sepertinya Nii-channya ini tidak suka kalau Ia dekat bahkan memeluknya. Tapi sungguh, tadinya Hinata hanya ingin memeluk Nii-channya saja. Ia sangat merindukan para Nii-channya karena itu dia langsung menerjang Tsukishima yang asik menonton televisi.

"Maaf Nii-chan."

"Maaf." Hinata melepas pelukannya dan hendak turun dari pangkuan Nii-channya itu. Oh sepertinya Tsukishima telah melakukan kesalahan.

Family [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang