*23 : Kau?!

5.3K 695 226
                                    

Family

Disclaimer : Furudate Haruichi

Warning : OOC, Sho-ai, typo dan lain sebagainya.






Happy reading minna-san ^^

Hinata masih agak ragu untuk ikut bersama Oikawa menuju ruang meeting, tempat Tou-channya berada sekarang.

Berbagai pertanyaan memenuhi otak cerdasnya. Apa tak apa kalau aku kesana? Apa Tou-chan tak akan marah? Apa nantinya aku akan mengganggu?

Dan banyak Apa-apa lainnya yang kini bersarang di otak cerdasnya.

Hinata berhenti berjalan, Ia menatap orang yang kini masih berjalan didepannya.

Oikawa yang tak mendengar derap langkah si kecil Karasuno pun berhenti dan menengok kebelakang.

"Kau kenapa? Kenapa berhenti berjalan. Ayo, katanya mau ikut ke ruang meeting." Ucap Oikawa. Oh apa Ia lupa, kalau Ia yang memaksa si kecil untuk ikut dengan berbagai hasutannya?

Hinata mendongak menatap Oikawa lama. Dari tatapan mata Hinata, Oikawa tahu kalau anak yang didepannya ini tengah ragu.

"Ada apa, Chibi-chan? Apa ada yang salah?" Tanya Oikawa seraya mensejajarkan tubuhnya dengan sibungsu Karasuno itu.

"Tidak, tidak ada yang salah." Hinata mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Benarkah? Kau bisa jujur saja padaku, Chibi-chan."

" Siapa yang Nii-san panggil Chibi-chan?!" Kesal Hinata.

"Tentu saja kau, lalu siapa lagi?" Balas Oikawa menggoda si kecil Hinata.

"Shoyo tidak Chibi, tapi masih kecil. Nanti saat Shoyo sudah besar juga tingginya sama seperti Nii-san!" Oikawa terkekeh pelan, oh wajah kesal Hinata sangat menggemaskan.

"Iya deh maaf. Tapi Shoyo, Nii-san sukanya manggil Shoyo dengan panggilan Chibi-chan soalnya Shoyo itu imut sih. Jadi boleh ya Nii-san panggil begitu? Panggilan kesayangan khusus dari Oikawa-Nii." Ucap Oikawa dengan wajah memelasnya. Hinata yang polos pun hatinya tergerak melihat wajah memelas Oikawa.

"Baiklah, terserah Nii-san saja. Dan em.. apa benar tak apa jika Shoyo ikut kesana, Oikawa-Nii?" Tanya Hinata agak ragu.

"Ya, tak apa. Ayo ah.. Shoyo, kau bisa pasang wajah sedihmu?" Tanya Oikawa. Hinata mengernyit heran. Kalau tak apa kenapa Ia disuruh untuk memasang wajah sedih?

"Shoyo jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku tahu kau pasti memiliki IQ yang tinggi. Kau pasti memahami apa maksudku nanti. Ikuti alurnya dengan baik oke?" Ucap Oikawa memegang pundak sibungsu Karasuno. Hinata hanya mengangguk kaku. Sebenarnya.. Ia masih bingung akan apa maksud dari Oikawa.

"Baiklah. Shoyo Nii-san gendong ya?"

"Um." Hinata mengangguk dengan diiringi senyumnya yang manis semanis sirup yang di siap diminum saat berbuka puasa.

Baru Oikawa ingin menggendong Hinata agar lebih cepat sampai menuju ruang rapat, Ia dikejutkan oleh barithone suara seseorang yang sangat Ia kenal.

"Ternyata kau disini. Apa yang sedang kau lakukan, Oikawa!" Ucapnya.

"Shoyo sembunyi dibelakang Nii-san dan jangan bersuara oke?" Bisiknya dan hanya dibalas dengan anggukan mengerti dari Hinata.

Oikawa berdiri dari jongkoknya, kemudian berbalik menatap orang tersebut dan mencoba menyembunyikan sosok Hinata dibelakang badannya. Ah tidak, mungkin yang lebih tepatnya menyembunyikan Hinata dibalik kaki jenjangnya, mengingat tubuh Hinata yang pendek. *plak

Family [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang