Irene dan Joshua memandangi Sehun yang tengah menikmati permainan. Keduanya hanya bisa bengong menyaksikan pria dewasa yang ada di depan mereka ini yang sangat menggilai games lebih dari anak kecil.
"Kok gue serasa jadi ngejaga bayi gini yah?" gumam Irene, dan Joshua hanya tertawa mendengarnya.
"Main itu yuk," ajak Joshua menunjuk satu permainan battle shoot di pojok ruangan. Irene pun mengangguk setuju. Keduanya berjalan meninggalkan Sehun yang masih asyik dengan permainannya.
"Lihat, aku dapat poin tertinggi," seru Sehun girang, namun ia tidak mendapati Irene dan Joshua di dekatnya. Mata Sehun menjelajah seisi ruangan mencari keberadaan mereka, dan di sanalah mereka, tengah tertawa bersama menikmati permainannya tanpa mempedulikan Sehun. Dengan kesal ia berjalan menghampiri keduanya.
"Minggir, saya mau main," Sehun mendorong Irene dan merebut senjata yang dipegangnya, hal tersebut sontak membuat Irene berteriak kesal. Tadinya Irene akan protes, namun melihat tatapan garang Sehun, ia menelan kembali aksi protesnya. Dengan mengerahkan segenap kemampuan, keduanya beradu. Baik Sehun dan Joshua tidak ada yang mau mengalah pada permainan itu. Lambat laun Joshua pun menyadari bahwa Sehun mempunyai perasaan khusus pada Irene. Ia dapat melihat itu dari gelagat Sehun yang selalu berusaha menarik perhatian Irene ataupun mengusik kebersamaan mereka.
"Apa-apaan mereka?" gumam Irene kemudian berjalan pergi meninggalkan keduanya dan duduk di samping mesin soda.
Ketegangan antara Sehun dan Joshua mereda saat permainan berakhir. Keduanya pun celingukan mencari keberadaan Irene yang tiba-tiba menghilang. Mata keduanya segera menemukan gadis itu. Mereka terpana takjub menyaksikan gadis usil itu yang tengah menendang mesin soda karena minuman yang dibelinya tak kunjung keluar. Keduanya menggeleng serempak saat menyaksikan. Sekali lagi Irene mengambil ancang-ancang dan kemudian dengan sekuat tenaga menendang mesin itu sehingga menimbulkan suara berisik di sekeliling mesin.
"Wah........" desis Joshua takjub saat Irene berhasil mengeluarkan minumannya.
"Benar-benar anak itu," ucap Sehun tak kalah takjub.
Melihat gadis itu membuka minumannya kemudian menenggak isinya dengan gaya khasnya, membuat Sehun dan Joshua menyadari sesuatu. Mereka belum sadar dengan penampilan Irene yang berbeda saat itu. Tidak biasanya Irene terlihat begitu feminim. Namun tetap saja, aksi yang dilakukannya tadi saat menendang mesin soda membuat sisi feminimnya menghilang.
"Gila lu ya Rene," desis Joshua saat sudah berada di samping Irene.
"Emang kenapa?" tanya Irene bingung.
"Apa kamu gak sadar, tenaga kamu yang mirip kuli itu bisa menghancurkan mesinnya," ledek Sehun membuat Irene mendesis kesal dan hampir menghantamkan kaleng soda yang ia pegang ke wajah Sehun.
"Eh......" teriak Sehun mengingatkan. Irene pun mengurungkan niatnya dan malah menendang kaleng soda ke arah tempat sampah. Namun sial bagi Irene, kembali tendangannya kurang sukses dan menghantam kepala seorang pria.
"Aduh..." pekik Irene.
"Wah, sejarah terulang kembali nih," gumam Sehun membuat Joshua bingung.
Irene segera menghampiri korbannya untuk meminta maaf dan memungut kaleng sodanya.
"Aduh Mas, maaf ya," ucap Irene penuh sesal.
"Maaf....maaf.....kalo gak bisa main bola jangan tendang-tendangan!" bentak pria itu kesal.
"Bola? Inikan kaleng soda?" gumam Irene membuat pria itu berteriak makin kesal.
"Heiii!!" bentaknya membuat nyali Irene menciut. Sehun yang melihat perubahan di wajah Irene pun segera menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poco A Poco「osh ; bjh」
FanfictionCinta bisa datang darimana saja. Bahkan dari sebuah kaleng soda yang menyebabkan petaka. Itulah yang dialami Sehun, fotografer freelance yang tiba-tiba memutuskan menjadi guru magang hanya demi mengejar cinta seorang gadis SMA bernama Irene Adelia A...