Malam itu Sehun membawa Irene ke restoran super mewah untuk merayakan hari jadi mereka. Irene terkesan, tapi ia akan lebih terkesan lagi jika makanan di restoran itu sangat enak. Karena baginya, tidak masalah makan dimana saja, yang penting harus enak.
"Candle Light Dinner?" tanya Irene begitu mereka tiba di sebuah ruangan VVIP yang hanya bisa di pesan oleh dua kalangan, orang penting dan orang kaya. Dan sepertinya Sehun termasuk dalam dua kategori itu, karena terlihat para pelayan dan Manajer di restoran itu sangat mengenalnya.
"Kenapa? Kamu gak suka?" tanya Sehun, karena ia tahu orang seperti Irene tidak terlalu menyukai hal sentimentil seperti ini, namun ini hari spesial, ia ingin sesuatu yang spesial untuk mereka.
"Ah..enggak. Asal makanan di sini enak aja. Kalo sampe gak enak, bener-bener jadi candle light dinner, gue bakalan makan pake cahaya lilin," celetuk Irene membuat Sehun dan beberapa pelayan yang akan melayani mereka tersenyum.
"Aku pastikan kamu boleh habisin semua lilinnya," canda Sehun membuat Irene mendelik sewot, sementara para pelayan itu menahan senyum.
Irene dan Sehun tidak perlu menunggu lama, karena makanan yang dipesan sudah tiba dalam waktu lima menit, membuat Irene takjub.
"Wah, hebat banget, lima menit udah tersedia semua makanannya. Barangkali motto restoran ini, jangan biarkan tamu kelaparan," celetuk Irene sambil berusaha memotong beefsteak nya.
Melihat Irene yang kesulitan, dengan cekatan Sehun mengambil piring Irene dan mulai memotong dagingnya. Setelah itu diletakkan kembali piring itu dihadapan Irene, agar gadis itu tidak perlu bersusah payah berperang dengan daging. Irene cukup terkesan, namun ia merasa sangat canggung.
"Lain kali kita gak usah ke sini ya?" pinta Irene.
"Kenapa? Kamu gak suka tempatnya?"
"Bukan, tapi aku ngerasa terlalu tua aja, makan di tempat beginian. Aku kan masih tujuh belas tahun,"
"Terus aku om-om yang pacaran sama ABG gitu?" timpal Sehun dengan nada kesal membuat Irene tertawa.
"Iya.... haha..."
Melihat Irene menertawakannya membuat Sehun mendelik kesal, namun itu tidak berlangsung lama. Karena kemudian ia juga ikut tersenyum melihat gadis itu yang terus tertawa geli sambil mengunyah dagingnya. Gadis satu itu memang paling bisa membuat hati Sehun jungkir balik hanya dengan menatapnya.
"Emang umur Pak-- eh kamu berapa?" tanya Irene masih sedikit canggung harus memanggil Sehun dengan sebutan 'kamu'
"23,"
"Oh.." balas Irene sambil menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, kenapa kamu gak mau ambil alih salah satu perusahaan keluargamu?" tanya Irene mengingat Sehun adalah adiknya Pak Donghae yang mana keluarga mereka memiliki banyak usaha bisnis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poco A Poco「osh ; bjh」
FanficCinta bisa datang darimana saja. Bahkan dari sebuah kaleng soda yang menyebabkan petaka. Itulah yang dialami Sehun, fotografer freelance yang tiba-tiba memutuskan menjadi guru magang hanya demi mengejar cinta seorang gadis SMA bernama Irene Adelia A...