❥ zehn

663 139 17
                                    


Alunan lagu Problem milik Ariana Grande mengalun kuat di seantero kamar Irene. Sambil sesekali ia ikut bernyanyi dan bergaya di depan cermin, entah itu dengan syal yang di ikat di kepala, di leher atau bahkan berdandan ala Hipster. Malam itu Irene memang tengah asyik membenahi kamarnya yang sudah satu minggu ia biarkan berantakan bak kapal karam. Sesekali ia berteriak mengikuti suara sang vokalis. Saat tengah berbenah tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Astaga..." pekik Irene, "Kalau dia adiknya Pak Donghae, berarti........ ". Dengan secepat kilat Irene berlari menuruni tangga menuju ruang keluarga. Di sana sang mama sedang asyik menikmati tayangan sinetron yang menjadi agenda rutinnya.

"Mama...Mama....." teriak Irene menghampiri sang mama.

"Ehm.. ada apa sih Rene, kok teriak-teriak gitu?" tanya mama yang terkejut mendengar teriakan Irene.

"Ma....Irene mau pindah sekolah," ucapnya seketika.

"Apa?" ucap mama bingung sambil menatap Irene.

Irene mengangguk pasti.

"Kenapa?"

"Pokoknya Irene mau pindah aja ma,"

"Ah kamu ini," Mama kembali memfokuskan diri menonton sinetron.

"Mama....." rengek Irene yang tidak mendapat respon dari mamanya.

***

Irene tidak dapat memejamkan mata. Ia masih memikirkan kenyataan yang baru saja terungkap. Sehun adalah adik dari kepala sekolah. Artinya Sehun juga punya wewenang penuh atas segala yang terjadi di sekolah. Jika seperti ini, keadaan tidak seimbang. Ia tidak akan mampu melawan anak dari pemilik sekolah. Bisa-bisa ia dikeluarkan dari sekolah. Itu sebabnya ia minta dipindahkan. Antisipasi lebih dulu, daripada ia dikeluarkan dengan tidak hormat dari sekolah.

"Tapi, selama ini kan semua baik-baik aja, gak mungkin dong, dia ngeluarin gue dari sekolah," gumam Irene membesarkan hatinya.

"Tapi gimana nih kalo dia ngeluarin gue dari sekolah?!?!?" teriak Irene selanjutnya sambil bergelung dengan selimut di atas kasurnya hingga tanpa sadar ia jatuh dari kasurnya.



Brukk



Terdengar bunyi yang cukup keras. Irene pun hanya bisa meringis sambil berteriak pelan, "Ah............"


***

Pagi itu Irene datang lebih pagi dari siapapun. Ia harus membersihkan ruang guru sebagai hukuman atas perbuatan isengnya pada Sehun. Sambil sesekali bersenandung ria, ia terlihat menikmati hukumannya. Itulah yang membuat hidup Irene tidak pernah membosankan. Ia tidak pernah memandang segala hal dari sisi negatif.

Ia belajar untuk menikmati dan menghargai setiap detik dan setiap hal dalam hidupnya. Iseng-iseng Irene melihat-lihat beberapa meja guru. Saat ia tiba di meja Sehun, dengan hati-hati Irene memeriksa apa yang ada di meja gurunya tersebut. Ia menemukan beberapa lembar foto. Ia pun meneliti satu persatu foto tersebut. Irene menganga takjub melihat hasil foto itu. Foto-foto itu terlihat biasa namun karena diambil dengan teknik yang sangat profesional, hasilnya menjadi luar biasa. Tiba-tiba ia melihat sebuah foto yang tidak biasa.

"Apa-apaan ini?" gumam Irene saat ia melihat foto dirinya ada diantara kumpulan foto-foto itu.
Di foto itu terlihat Irene tengah tertawa lepas. Ia ingat kejadian itu. Saat itu mereka tengah berbenah untuk persiapan perayaan ulang tahun sekolah. Ia dan ketiga sahabatnya tengah bermain perang-perangan dengan sapu dan berbagai alat kebersihan lainnya. Mereka sangat gembira, hingga tiba-tiba, Sony, teman sekelasnya terjatuh karena air yang mereka tumpahkan.

Poco A Poco「osh ; bjh」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang