❥ eins

2.2K 225 25
                                    


Cuaca siang itu benar-benar panas. Irene berjalan seorang diri menuju rumahnya. Berkali-kali ia menyeka keringat yang mengucur di dahinya. Tadinya ia akan ikut bersama dengan teman-temannya untuk mencicipi kue di cafe yang baru saja di buka, yang tak jauh dari sekolahnya. Namun rencana itu harus gagal karena mood Irene menjadi sangat kacau.

Ini semua karena si resek Eunha, maki Irene kesal. Jika saja Eunha tidak memulai pertengkaran, maka hal itu tidak akan terjadi. Ia tidak akan dihukum membersihkan laboratorium Biologi bersama Eunha, dan moodnya tidak akan sekacau ini.

Saat asyik dengan pikirannya tentang Eunha, tiba-tiba matanya menangkap sebuah kaleng minuman soda di tengah jalan. Dengan segenap kekuatan untuk melampiaskan rasa kesalnya Irene menendang kaleng soda itu sambil berteriak, "Dasar cewek resek!"





Tukkkk




Tak sengaja, kaleng soda yang ditendang Irene tadi mendarat tepat di dahi seorang cowok yang baru saja keluar dari sebuah mobil.

"Arghhh..." ringis cowok itu sambil memegangi dahinya.

Irene menajamkan pandangannya. "Mati gue!" pekiknya ketakutan.

Cowok itu pun langsung memungut kaleng soda yang sudah menghantam dahinya dengan sukses dan membuatnya sedikit memar merah. Tak butuh waktu lama, ia sudah menemukan pelaku kejahatan yang dengan ganas sudah melukai dahinya. Ia memandangi Irene dengan wajah marah yang membuat gadis berperawakan mungil tersebut tak berkutik di tempatnya berdiri. Dengan langkah tegas, cowok itu mendatangi Irene.

"Aduh, beneran tamat riwayat gue," pekik Irene dengan suara tertahan. Berbagai alasan mulai muncul di kepala kecil gadis itu. Minta maaf, jangan mengaku, tetap diam, atau pura-pura tak tahu, tapi tak ada satupun yang bisa ia gunakan untuk menyelamatkan diri. Iapun makin panik melihat wajah garang cowok itu semakin dekat padanya.

Begitu berada dihadapan si penendang kaleng soda, sejenak cowok itu terpaku. Ia memandangi wajah polos anak SMA yang ada di depannya itu. Entah mengapa ada getaran aneh di dadanya saat memandangi wajah gadis dihadapannya. Love at first sight? Hah! Hal yang tidak pernah dipercayainya, namun -mungkin- sepertinya sekarang, itu terjadi padanya. Sifat usilnya tiba-tiba saja muncul. Sehun ingin membuat gadis ini takut dan membuatnya meminta maaf. Agar ia bisa lebih mengenal gadis yang sekarang sedang menatapnya dengan raut panik dan takut.

"Heh,, kamu kan yang lempar kaleng soda ini?" tuduh Sehun dengan nada yang sengaja dibuat seram.

"E..enggak kok," Irene mencoba menyangkal.

"Gak usah bohong, gak ada orang lain lagi yang lewat sini kecuali kamu,"

"Ah, masa.. kamu salah orang kali,"

"Idih, udah salah, ngeles lagi. Ngaku aja, kamu kan yang lempar kaleng ini?" bentak Sehun cukup keras, sehingga membuat hati Irene menciut.

Irene memandangi wajah garang Sehun kemudian bergumam pelan, "Gak lempar kok, tapi nendang,"

"Apa?" teriak Sehun yang ternyata mendengar gumaman tak jelas Irene. Cepat-cepat Irene menggeleng.

"Wah, kecil-kecil tenaga kamu kuat juga ya, kayak kuli panggul," ejeknya membuat Irene membelakkan mata.

Poco A Poco「osh ; bjh」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang