Donghae dan Yuna, istrinya, tidak berhenti tersenyum mendengar cerita Sehun mengenai kisahnya dengan Irene. Bagaimana ia terlibat aksi kucing-kucingan dengan gadis itu saat pertama kali bertemu, sampai akhirnya ia menjadi guru olahraga di sekolah dan selalu terlibat aksi saling menjahili dengannya. Akhirnya Donghae tahu alasan dibalik keinginan Sehun mengajar di sana. Ia tidak menyangka adiknya yang terkenal sangat gampang menaklukkan wanita harus berjuang ekstra keras untuk menaklukkan seorang anak SMA.
"Anak SMA yang gak biasa Mas," ucap Sehun sambil menikmati tiramisunya.
"Jadi kamu jatuh cinta pada pandangan pertama nih ceritanya? Wah kejadian langka nih, Sehun yang biasa dikejar-kejar cewek, sekarang malah balik mengejar-ngejar cewek, anak SMA, muridnya sendiri pula," ledek Yuna sambil menyeruput tehnya. Mendengar ucapan kakak iparnya, membuat wajah Sehun sumringah menahan malu.
"Mbak gak tahu betapa mengagumkannya gadis bernama Irene ini," balas Sehun membuat Donghae dan istrinya tersenyum takjub. Kelihatannya Sehun benar-benar cinta mati pada Irene.
"Mas benar-benar gak sangka, kamu bisa segitu jatuh hatinya sama Irene,"
"Aku juga gak tahu Mas, pertama kali ketemu dia, aku langsung suka sama dia. Sama sikapnya yang cuek, keras kepala, dan kepribadiannya yang unik," jelas Sehun panjang lebar, "Setiap hari, ada aja tingkahnya yang bikin aku gemas,"
"Kamu benar-benar takluk sama anak itu," ucap Donghae datar.
"Tapi sampai sekarang anak itu susah sekali ditaklukkan Mas,"
"Jadi kamu nyerah?"
"Oh, gak ada kata menyerah dalam kamusku Mas, lihat saja, aku pasti bisa naklukin makhluk keras kepala satu itu," ucap Sehun yakin sambil menyantap potongan terakhir tiramisunya.
***
Di tempat lain, tepatnya di kamar Irene, tak henti-hentinya Egi, Jessica dan Jennie menggodanya. Mereka benar-benar tidak menyangka teman mereka yang satu itu bisa menyembunyikan rahasia ini dari mereka bertiga.
"Ehm.. pantes aja. Waktu pertama kali Pak Sehun masuk, lu ketakutan kaya ngelihat setan," ucap Jessica kembali mengingat kejadian itu.
"Kok gak bilang-bilang kita sih Rene?" tanya Egi.
"Iya nih, nemu cowok cakep mau dinikmatin sendiri," timpal Jennie membuat Irene mendelik sewot padanya.
"Lu tu yah, pikirannya cowok mulu," balas Irene sambil melemparkan bantal sofa ke kepala Jennie.
"Aww.... hilang deh cakepnya gue," jerit Jennie manja membuat ketiga sahabatnya menggeram dan beramai-ramai menimpuk kepalanya dengan bantal yang berserakan di lantai.
"Heeuuhhhhhhhhhhh......................" teriak ketiganya serempak.
***
Eunha berulah. Ia mencari masalah dengan Irene. Ia sengaja menumpahkan air ke kertas lukis Irene yang hampir selesai. Tentu saja Irene mengamuk sejadinya. Lukisan yang sudah ia buat dengan mengorbankan waktu istirahatnya dirusak begitu saja oleh Eunha. Ia pun membalas menyiramkan air ke wajah Eunha. Perkelahian pun tidak bisa dihindari. Kedua gadis itu saling sikut dan saling adu kekuatan. Kelas berantakan, kedua gadis itupun tak kalah berantakan. Pakaian dan rambut mereka berantakan tidak karuan. Bahkan satu kancing seragam Irene terlepas membuat penampilan gadis itu seperti korban tindak kekerasan seksual. Terpaksa Irene mengepit seragamnya dengan tangannya untuk menutupi bagian dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poco A Poco「osh ; bjh」
FanficCinta bisa datang darimana saja. Bahkan dari sebuah kaleng soda yang menyebabkan petaka. Itulah yang dialami Sehun, fotografer freelance yang tiba-tiba memutuskan menjadi guru magang hanya demi mengejar cinta seorang gadis SMA bernama Irene Adelia A...