Sehun memperhatikan wajah Irene yang sedang menikmati es krimnya. Sejak keluar dari restoran tadi, sepertinya suasana hati Irene berubah lebih ceria. Sehun senang melihat ekspresi ceria gadis itu. Berkali-kali ia membidikkan kameranya ke wajah Irene. Sehun pikir, makanan enak, dan perut yang kenyang adalah penyebab suasana hati Irene yang berubah ceria. Namun sebenarnya bukan hal itu yang membuat Irene senang. Hanya ia yang tahu apa yang membuat hatinya gembira.
Apalagi saat ia berhasil membuat pelayan wanita itu cemburu setengah mati padanya karena Sehun. Sejujurnya bukan hanya pelayan itu tadi saja, namun sejak awal kedatangan mereka, banyak gadis yang memperhatikan mereka. Sehun khususnya, dan Irene tahu itu. Karena itulah sedikit banyak ia merasa bangga bisa menjadi gadis yang spesial untuk Sehun. Hei Irene, wake up, back to the earth, perintah suara di kepalanya karena Irene mulai bersikap sombong.
Seketika Irene menggelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya agar tidak menjadi orang yang berbangga diri.
"Hei, kamu kenapa?" tanya Sehun bingung, namun Irene tidak menjawab dan mengalihkan pandangannya ke kandang para primata yang ada di depannya.
Ya!
Di sinilah mereka saat ini. Di kelilingi para primata, simpanse, mamalia, dan berbagai jenis monyet lainnya. Irene agak kesal sekaligus bingung, kenapa Sehun harus membawanya ke kandang para mamalia ini.
"Ngapain sih kita di sini? Mau samain muka sama saudara sendiri?" ejek Irene, Sehun tersenyum mendengarnya.
"Kamu tahu teori evolusi Darwin?" tanya Sehun.
"Tahu, dia bilang kalo manusia itu merupakan evolusi monyet kan? Dengan kata lain, manusia itu berasal dari monyet, nenek moyangnya manusia itu monyet,"
"Dan,"
"Dan Pak Sehun ke sini mau menyapa saudara-saudaranya yang udah lama gak disambangin kan?" ledek Irene sambil tertawa geli. Sehun melotot gemas menatap Irene lalu mencubit pipinya,
"Iihh.. nih cewek,"
"Aduh..aduh.. sakit Pak," teriak Irene sambil memegangi pipinya.
"Kamu itu ya, ada aja ulah kamu yang bikin saya gemes.." balas Sehun,
"Dan jangan panggil saya Pak, Irene, cukup Sehun," Irene mengernyitkan dahinya.
"Terlalu aneh kalau aku panggil kamu, Sehun.." Irene menatap Sehun dengan canggung.
"Kamu setuju dengan teorinya Darwin?" tanya Sehun lagi.
"Yah enggak lah, Darwin tuh nggak jelas. Bisa-bisanya dia nyamain manusia sama monyet. Darwin tuh atheis kali, gak punya agama. Kalau dia umat beragama, dia pasti gak akan bilang begitu. Enak aja nenek moyang gue dikatain monyet, Kalau mau, Darwin aja gih yang jadi monyet, gak usah ngajak-ngajak yang lain," cerocos Irene panjang lebar, membuat Sehun kembali tersenyum. Bunyi jepretan kamera ke arah Irene pun tak berhenti terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poco A Poco「osh ; bjh」
FanfictionCinta bisa datang darimana saja. Bahkan dari sebuah kaleng soda yang menyebabkan petaka. Itulah yang dialami Sehun, fotografer freelance yang tiba-tiba memutuskan menjadi guru magang hanya demi mengejar cinta seorang gadis SMA bernama Irene Adelia A...