Part IIIV

5.3K 326 11
                                    

Hinata pov

Aku merasakan kehangatan menjalar ke seluruh permukaan kulitku. Detak jantung ku perpacu begitu cepat. Kurasakan permukaan wajahku memanas. Bagaimana tidak, ketika memasuki toko buku sasuke-kun selalu menggenggam tanganku. Kulihat tatapan iri para kaum hawa yang mengarah pada ku. Perubahan sikap sasuke-kun terasa begitu nyata, hingga aku rasa aku tak peduli dengan hari esok. Yang ku inginkan hanya menikmati waktu yang tersisa dalam kesepakatan ini.

Aku memilih beberapa buku yang kurasa perlu untuk ku beli. Setelah membayar kami putuskan untuk kembali ke apartemen.

"Ano sasuke-kun ku dengar hari ini ada pasar malam di sekitar sini bagaimana kalau kita kesana sebentar."

"Hn baiklah."

*******

Sesampainya di pasar malam aku dan sasuke-kun menaiki beberapa wahana. Aku ingin memasuki wahana rumah hantu hanya saja aku begitu penakut. Tapi rupanya sasuke-kun memaksa memasuki rumah hantu. Ku genggam era tangan sasuke-kun. Beberapa kali aku menjerit saking kagetnya saat ada beberapa hantu yang mendekat. Dan pada bagian akhir tanpa di ketahui ada kepala yang menggantung muncul dari atas refleks aku memeluk sasuke-kun. Perlahan kurasakan usapan lembut di sertai kekehan pelan dari sasuke-kun. Aku terpaku sungguh sasuke-kun 10 kali lebih tampan saat tertawa. Sasuke-kun menghentikan tawanya dan membelai lembut puncak kepalaku. Ia menuntunku keluar, lalu kami duduk di sebuah tempat yang di sediakan untuk para pengunjung yang beristirahat.

"Apa ada lagi wahana yang ingin kau kunjungi Hinata." Aku berfikir bagaimana kalau permainan melempar bola ke tumpukan kaleng. Aku mengajak sasuke-kun kesana. Dan sekarang disini lah kami, sedang mencoba keberuntungan.

"Hadiah apa yang kau inginkan hinata?"

"Aku ingin boneka itu sasuke-kun." Tunjuk ku pada sebuah boneka beruang.

Sasuke-kun mulai melempar. Tapi lemparan pertama meleset. Yang kedua pun begitu. Ini adalah kesempatan terakhir. Tiba tiba sasuke-Kun menyatukan tangannya dan tangan ku pada bola.

"Berdoa lah hinata dan aku akan berusaha." Aku tersenyum entah aku merasa perlakuan sasuke-kun sangat manis.

Ia terlihat memenjamkan matanya. Wajahnya terlihat sangat serius. Dan bola itu pun tepat mengenai sasaran. Aku melompat saking gembiranya. Sasuke-kun menyerahkan hadiah boneka itu padaku.

Setelah itu kami mampir ke kedai ichiraku untuk memakan ramen untuk mengisi perutku yang terasa lapar.

"Ano kenapa sedari tadi sasuke-kun selalu memandangku terus." Kulihat sasuke-kun tampak mengerutkan keningnya, tak lama kemudian terdengar pelan suara tawa geli dari mulut sasuke-kun. Ia mengambil sesuatu dari pipi ku.

"Aku hanya melihat ini, bukan melihatmu."

Wajahku memerah sempurna. Ya tuhan jadi sedari tadi ada nasi di pipiku. Aku malu sekali.

"Gomen sasuke-kun."

"Apa yang harus di maafkan? Kau tidak punya salah apapun. Lebih baik cepat habiskan makananmu."

"Hai."

*********

Kami pulang ke rumah dengan berjalan kaki karena jarak dari kedai ichiraku ke apartemen tidak terlalu jauh. Kami berjalan menikmati semilir angin malam yang  terasa membelai pipiku lembut. Kulihat sedari tadi pada tangan besar yang selalu menggengam tanganku. Seakan takut jika sewaktu waktu tangan ini bisa terlepas dari gengamannya. Tuhan bolehkah aku meminta suatu permohonan agar kelak tangan ini yang akan selalu menggenggam tanganku hingga kapanpun. Tak peduli sesulit apapun rintangan yang akan aku hadapi.

Tbc

Akhirnya bisa update juga. Diusahain kedepannya bakalan teratur updatenya. Soalnya ukk nya juga udah selesai. Terimakasih buat yang masih nunggu cerita ini. Mohon vote dan komen.

Because youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang