Sasuke pov
Aku sedikit meringis melihat apa yang dilakukannya. Bagaimana mungkin ia tidak bisa diam sembari membawa buntalan besar yang menggelembung itu di perutnya.
"Hinata tidak bisakah kau diam sayang, aku khawatir melihatmu seperti itu."
Kulihat hinata tersenyum ke arahku lalu setelah nya ia kembali melakukan hal yang sedari tadi dilakukannya.
"Dokter bilang ini bagus untuk proses persalinanku nanti sasuke-kun, aku harus banyak bergerak."
"Tapi sekarang kau sedang hamil tua hinata, bagaimana kalau tiba tiba kau melahirkan."
Hinata terkekeh tanpa menghiraukan ucapanku. Tak hapis pikir aku kenapa sekarang hinata begitu keras kepala.
Grep
"Ya ampun sasuke-kun apa yang kau lakukan lepaskan."
"Habisnya kau tidak mau berhenti, aku takut terjadi hal yang buruk padamu hinata." Kupeluk erat tubuhnya dari belakang.
"Sasuke-kun kenapa kau berubah menjadi cerewet seperti ini hah."
"Semua ini karena mu hime. Biarkanlah seperti ini."
Ku hirup aroma menenangkan yang berasal darinya. Perpaduan wangi lavender dan vanila yang menenangkan sekaligus menggoda untukku.
"Sasuke-kun sebenarnya aku ingin menemui seseorang yang selalu membantuku selama ini."
"Siapa memangnya?"
Aku penasaran, memang selama ini aku tidak pernah menanyakan apapun yang terjadi saat ia menghilang. Bahkan ayah bayi yang di kandungnya pun hingga saat ini aku tidak mengetahuinya. Aku menunggu sampai hinata mengatakan semuanya padaku.
"Baiklah aku akan menemanimu hime."
"Benarkan?"
"Apapun untuk mu hime."
*********
Aku dan hinata berhenti tepat di depan mansion mewah, jelas aku tahu betul milik siapa mansion ini. Aku memendam semua pertanyaan yang berputar di kepalaku.
Kulihat si setan merah menyeringai ke arahku dan setelahnya memberikan senyuman manis pada hinata.
Kami memasuki mansionnya. Aku begitu kesal melihat hinata begitu akrab dengan setan merah itu. Ada hubungan apa sebenarnya mereka berdua. Ingin rasanya aku memukul wajah menjengkelkan itu.
Hinata bahkan seperti melupakan keberadaanku semenjak si setan merah itu memonopolinya.
Si setan merah itu mengantar kami sampai depan rumahnya saat hinata memutuskan untuk pulang.
"Terimakasih gaara-kun, tanpa gaara-kun mungkin aku tak tau lagi apa yang harus kulakukan saat itu."
"Jangan sungkan hime jika kau membutuhkan bantuanku, rumahku selalu terbuka untukmu."
Kulihat setan merah itu mendekatkan wajahnya kearah hinata dan memberikan kecupan di keningnya. Sial aku tak bisa menahannya lagi. Aku bergegas masuk ke mobil dan menutup pintunya dengan keras. Tak lama hinata pun menyusulku memasuki mobil.
Suasana di dalam mobil terasa mencekam. Aku tau hinata sesekali melihat kearahku. Aku harus menahan emosiku. Tapi aku tak bisa. Hingga akhirnya tak ada cara lain selain aku mendiamkannya.
"Sasuke-kun apa kau marah."
"Tidak."
"Tapi kenapa sedari tadi sasuke-kun hanya diam saja."
Aku tak bisa lagi untuk memendam semua pertanyaan yang ada dikepalaku.
"Ada hubungan apa kau dengan si setan merah itu."
"Maksud sasuke-kun gaara-kun?"
"Apa dia adalah ayah dari bayi yang kau kandung."
Kulihat hinata mematung mendengar pertanyaanku. Tatapannya berubah menjadi kosong.
"Kau benar sasuke-kun." Hinata menjawabnya dengan suara yang terdengar seperti gumaman saja. Namun aku tetap dapat mendengarnya. Seketika hatiku sakit, mengapa aku kecewa mendengar jawabannya.
Sesampainya di apartemen hinata berjalan tanpa arah ke kamar kami. Lebih baik malam ini aku tidur di luar saja. Aku harus menenangkan pikiranku.
*********
Prang
Suara apa itu. Buru buru aku memasuki kamar. Pertama yang kulihat hinata yang tengah meringis sembari memegang perutnya.
"Sasuke-kun to-tolong sa-sakit."
"Ada apa hime mana yang sakit." Aku kalut melihat hinata merintih kesakitan."
"Pe-rut ku sa-sakit sekali, seperti-tinya a-aku akan me-melahirkan."
Hinata mengatakannya sembari terengah menahan sakit.Aku langsung membawanya kerumah sakit.
"Maaf pak anda harus menunggu diluar."
"Tapi aku ingin masuk, apa kau tidak lihat hinata kesakitan aku ingin menemaninya sus."
"Saya tahu perasaan anda tuan, setiap calon ayah pasti ingin menemani saat saat kelahiran anaknya."
Aku mematung mendengar perkataan suster itu. Seandainya memang itu anakku.
"Jika kami membutuhkan bantuan anda kami akan memanggil anda untuk ke dalam tuan."
Akhirnya aku pasrah menunggu dengan perasaan tak menentu. Ingin rasanya aku mendobrak pintu di hadapanku.
"Tuan nyonya hinata membutuhkan anda."
Aku mengikuti suster itu. Disana aku melihat hinata terbaring dengan peluh yang membasahi sekujur tubuhnya.
"Hime bertahanlah aku Ada di sini sayang."
"Nyonya tetap atur nafas anda, setelah hitungan ketiga anda mulai mendorong. Satu dua tiga."
"Arrrrrrgh sa-kit sekali dokter."
"Tarik nafas hembuskan kembali lalu dorong."
"Eunggggh ini semua gara gara kau sasuke."
"Sakit hinata kenapa kau menjabak rambutku."
"Eungh akan ku balas kau nanti yang telah menuduhku mengandung anak dari pria lain."
"Arrgh lepaskan hinata."
"Ini belum seberapa dari yang ku rasakan sasuke."
"Teruslah mendorong nyonya saya sudah bisa melihat kepalanya."
"Eeeeeeuungggghhhhh uchiha sialan."
"Oek oek."
"Syukurlah bayinya telah lahir tuan nyonya."
Aku bisa melihatnya. Hatiku bergetar melihat bayi merah di gendongan dokter itu. Kulihat hinata tersenyum lemah kearahku. Tanganku terulur ingin menyentuh bayi rapuh itu. Ini seperti aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Bayi itu menggeliat entah kenapa tak terterasa air mata ini terjatuh. Perasaan ingin merengkuhnya ingin mengatakan pada dunia bayi itu milikku. Matanya terbuka. Aku terkejut.
"Dia uchiha bayi itu anakku hinata."
Hinata tersenyum mengangguk lemah kearahku. Ya tuhan ini adalah kejutan terindah di hidupku.Kulihat hinata menutup matanya perlahan. Aku panik memanggil dokter menanyakan keadaan hinata. Aku dipaksa dibawa keluar. Ya tuhan ada apalagi ini. Kumohon selamatkan lah hinata jangan ambil dia.
Tbc
Akhirnya bisa up juga. Makasih buat yang udah vote dan komen makasih buat yang udah nyempetin baca juga. Kalian adalah penyemangatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because you
FanfictionBagaimana jadinya jika hinata yang diam diam mencintai sasuke tiba tiba dijodohkan oleh orang tuanya dengan sasuke. Lalu ia di hadapkan dengan sebuah kesepakatan yang ia buat dengan sasuke hingga ia harus tinggal satu atap dengan sang pujaan hati. M...