XVI

8.6K 375 39
                                    

Sasuke POV

Aku termenung memikirkan semua kejadian ini. Dengan Hinata yang ternyata mengandung darah dagingku. Bagaimana mungkin saat itu aku tidak mengetahuinya, aku malah mengabaikannya dan lebih memilih sakura. Aku merasa begitu bodoh.

Kutatap malaikat kecilku yang tengah terlelap tidur. Bibirnya mungil seperti Hinata. Dan selain itu kurasa ia adalah duplikat diriku sewaktu kecil.

Aku terkekeh membayangkan malaikat kecilku tumbuh besar dan dewasa. Kurasa ia akan tumbuh lebih tampan dariku.

Kulangkahkan kakiku menuju sebuah ruang rawat. Tatapanku tertuju pada seseorang yang tengah terbaring. Dia adalah pusat duniaku. Seseorang yang dengan tulus mencintaiku yang terus menyakitinya.

Kukecup keningnya lembut. Tanpa terasa air mata mengalir dari pelupuk mataku. Kugenggam tangan lembut itu.

"Bangunlah hime. Aku dan anak kita membutuhkan mu. Kami mencintaimu."
Bisikku di telinganya.

Keheningan ini membawaku pada ingatan saat awal awal kami bertemu. Aku yang selalu menyakitinya. Aku yang selalu mengabaikannya. Kadang aku berfikir betapa banyak kesalahan yang aku lakukan padanya. Aku takut suatu saat ia akan meninggalkan ku. Dan itu membuatku menyadari arti pentingnya Hinata dalam kehidupanku.

"Enggh."

"Kau sudah bangun hime." Aku terkejut saat mendengar suara lengguhannya. Buru buru ku panggil dokter untuk memeriksa kondisi Hinata.

"Aku haus." Ku bantu hinata untuk duduk dan memberikan segelas air padanya.

Tak lama kemudian datang seorang dokter dan suster untuk memeriksa keadaan Hinata.

"Bagaimana kondisinya dokter?"

" Nyonya dalam kondisi yang baik. Setelah ini kami akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan kondisi istri anda. Kalau begitu kami permisi."

Kulihat dokter itu beranjak meninggalkan ruang rawat hinata. Aku menggenggam tangan Hinata dan langsung memeluk nya erat seakan jika aku melepasnya maka aku akan kehilangannya.

"Sasuke-kun bagaimana dengan anak ku? Aku ingin melihatnya."

"Dia sangat tampan seperti ku. Dan lagi dia anak kita bukan hanya anak mu Hinata." Aku tersenyum dan memberikan tatapan menggoda padanya. Kulihat wajah Hinata terkejut lalu tak lama muncul rona merah yang ku sukai di wajahnya.

Kulihat seorang suster masuk sembari membawa bayiku. Ia menyerahkan bayiku pada Hinata. Kulihat Hinata tegang saat menerimanya lalu suster itu mengajarkan cara menggendong bayi yang benar.

"Bayi anda harus diberi ASI pertamanya nyonya, mari saya bantu."

Kulihat wajah Hinata memerah menahan haru. Inilah pemandangan paling indah yang pernah kulihat. Kedua malaikat ku yang terindah yang Tuhan berikan padaku.

"Waw dia sangat rakus dan membuatku iri hime."

"Dasar mesum." Kembali semburat merah muncul di wajah putih Hinata.

Suster itu perlahan meninggalkan ruangan itu, membiarkan Sasuke dan Hinata menikmati saat saat pertama menjadi orang tua.

"Hinata, aku sangat bahagia memiliki kalian. Aku berterimakasih padamu yang masih mau menerima ku yang sudah melakukan banyak kesalahan padamu."

"Aku juga bahagia memilikimu sasuke-kun. Kami bahagia memilikimu."

"Hime maukah kau menikah denganku."
Kulihat wajah terkejut Hinata. Namun perlahan wajahnya melembut. Dan ia memberikan anggukan tanda menyetujui permintaan ku.  Aku memeluknya dengan erat.

"Engh sasuke-kun sesak. Nanti bayi kita menangis."

"Baiklah maafkan aku hime. Aku hanya terlalu bahagia."

"Oh iya bayi kita akan kau beri nama siapa sasuke-kun."

"Bagaimana jika Kiseki namanya uchiha Kiseki."

"Hai kiseki ini kaasan sayang."

"Dan ini tou-san sayang. Dan tou-san akan menikahi kaasan mu minggu depan. Aww sakit hime kenapa kau mencubit ku"

"Kenapa begitu mendadak. Apa tidak terlalu cepat sasuke-kun."

"Aku hanya ingin cepat cepat mengikat mu sayang."

*********

"Hime"

"Hn"

"Bagaimana kau bisa mengandung kiseki. Maksudku kapan kita melakukannya." Kulihat Hinata terdiam sejenak.

"Sebenarnya saat itu kau melakukannya ketika mabuk sasuke-kun. Mungkin karena itu kau tidak mengingatnya."

"Sayang sekali aku tidak mengetahui rasanya hime. Bagaimana kalau kita mengulangnya."

"Dasar sasuke-kun hentai. Kau masih harus berpuasa."

"Kenapa lama sekali hime. Aku sudah tidak sabar."

"Sasuke-kun mesum."

"Hei mengapa wajahmu memerah hime."

Kulihat Hinata menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Aku terkekeh melihat kelakuan istriku ini. Well kalian tidak salah membaca. Aku memang telah menikah dengan Hinata. Setelah acara lamaran dadakanku seminggu kemudian kami melangsungkan pernikahan. Sebenarnya cukup sulit saat meminta ijin pada tou-san hiashi apalagi saat tau aku telah menghamili putrinya. Namun dengan usaha dan sedikit rayuan apalagi saat ia melihat kiseki tou-san hiashi langsung luluh. Dan yang paling bahagia tentu saja kaasan ku. Ia mendapat cucu dan sekaligus menantu kesayangannya.

"Hime aku mencintaimu."

"Akupun mencintaimu sasuke-kun."
Terdengar rengekan kecil dari box bayi. Aku berjalan menghampiri box anakku.

"Rupanya ada yang cemburu hn."
Aku mengangkat kiseki dan membawanya berbaring di tempat tidurku dan Hinata. Hinata memeluk kiseki dan menenangkannya.

"Tidurlah hime."

"Aku mencintaimu sasuke-kun."

"Aku lebih mencintaimu hime, dan tentunya uchiha kecil kita ini."

                     END

Alhamdulillah bisa lanjut cerita ini. Maaf banget buat yang udah nunggu. Makasih banget buat komentar dan dukungannya selama ini. Tanpa dukungan kalian mungkin cerita ini ga akan bisa saya selesaikan. Maaf kalau endingnya ga sesuai tapi saya sudah berusaha semampu saya. Makasih banget buat semuanya.

Because youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang