Part 20.2

22.4K 804 0
                                    

Dobel up😙

Happy reading 😊

"Kakak" ucap Kanya berbinar.

"Kau" ucap Ray sambil menyunggingkan senyum sekilas.

"Wah kakak apa kabar ? Bagaimana keadaan kakak ? Kok bisa kakak di sini ?" Kanya memberondong Ray dengan banyak pertanyaan dan Ray yang mendengarnya hanya menghembuskan nafas dengan wajah masih datar lalu berjalan ke arah sofa.

Setelah duduk di sofa panjang Ray lalu menyandarkan tubuhnya "kok bisa kamu disini" bukanya menjawab Ray justru balik bertanya kepada Kanya.

Kanya yang mendengar nya langsung duduk di sofa panjang yang berhadapan dengan Ray yang membatasinya sebuah meja yang terbuat dari kaca.

"Jadi gini, Kanya disini cerita nya magang terus tau-tau Kanya diusulkan buat jadi sekertaris CEO perusahaan ini dan Kanya diterima jadi sekertaris CEO oleh pak Erick" ucap Kanya menjelaskan dan Ray mengangguk kan kepalanya paham.

Begitu Ray ingin bicara lagi ucapnya langsung terpotong oleh ucapan Kanya.

"Jadi gimana keadaan kakak pinggang kakak masih sakit apa masih cenat-cenut apa gimana?" Tanya Kanya penasaran.

"Keadaan ku sudah lebih baik" jawab Ray.

"Alhamdulillah, waktu itu ibu sama ayah pengen jenguk kakak eh kakak ternyata udah pulang kata perawat di rumah sakit" ucap Kanya dan Ray hanya bergeming sambil menatap Kanya yang sedang bicara.

Belum sempat Ray bicara lagi Kanya kembali bicara "terus kakak kok bisa ada di sini" tanya Kanya.

Dan Ray tidak menjawab nya dia hanya menaikan sebelah alisnya sambil menyeringai dan ya sifat arogan Ray mulai keluar.

"Jadi" tanya Kanya bingung karena bukan nya menajawab Ray justru menampilkan ekspresi seperti itu.

"Kau tidak tau" tanya Ray dan Kanya menggeleng, Ray berfikir jika dia menampilkan wajah seolah dia yang berkuasa Ray pikir Kanya akan paham siapa dirinya di perusahaan ini.

"Oh iya.." Kanya tersenyum tulus dan Ray langsung tersenyum miring karena berfikir Kanya tau siapa dirinya. "Nama kakak siapa Kanya lupa kalo belum tau nama kakak" lanjut Kanya sambil menyengir dan Ray yang mendengarnya langsung melunturkan wajah arogan nya dan mengganti nya dengan ekspresi datar.

"Ray" jawabnya datar.

Kanya tersenyum lalu menempelkan kedua telapak tangannya menghadap ke atas "Kanaya nur shafa dipanggil Kanya kak" jawab Kanya bersemangat sambil tersenyum ceria dan Ray mengangguk sekilas.

"Hah leganya" ucap Erick keluar dari toilet sambil mengelus perutnya setelah tadi ia menuntaskan hajatnya di toilet.

Kanya dan Ray yang mendengar suara Erick langsung menengok.

"Pak Erick habis dari mana aja Kanya cariin" tanya Kanya lalu berdiri menghadap Erick.

"Hehehe maaf ya Kanya saya tadinya mau ngecek si CEO ada gak dia di toilet eh malah saya yang kebelet jadi deh saya berakhir di toilet" jelas Erick kepada Kanya dan Kanya yang mendengarnya menganggukan kepalanya.

"Terus tadi kamu lihat gak CEO kita itu" tanya Erick yang sepertinya belum melihat Ray yang duduk di sofa yang berhadapan dengan Kanya.

Kanya menggeleng "Kanya gak ketemu, Kanya justru ketemu sama kak Ray, ini kak Ray" ucap Kanya lalu menengok kembali ke arah Ray lalu Kanya duduk kembali.

"Kak Ray" Erick menaikan sebelah alisnya lalu berjalan ke arah sofa dan disitu terlihat lah Ray yang sedang duduk santai. "ini mah emang CEO kita" jawab Erick lalu duduk di sofa panjang yang di duduki Kanya.

My Boss My Calon Imam (Tamat) Sudah Terbit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang