[21]

90 16 3
                                    

Sudah seminggu ini Jun kewalahan menanggapi Lizy. Sejak kedatangan Lizy ke Korea, Jun jadi sulit beraktivitas di kampus. Bahkan Jun harus membolos hanya untuk memenuhi keinginan Lizy.

"Gege, kita pergi ke luar yuk ! Aku lapar." Kali ini Lizy kembali mendatangi apartemen Jun untuk mengajak Jun pergi. Padahal saat ini Jun sedang mengerjakan tugas kampus untuk tambahan nilainya sebagai ganti absennya yang kurang.

"Tapi Lizy, aku sedang mengerjakan tugas kampus. Sebentar lagi ya." Pinta Jun benar - benar dan sangat lembut. Dengan sangat terpaksa.

Lizy mulai merengak. "Tapi aku lapar gege. Ayolah !! Nanti malam juga kau bisa mengerjakan tugasnya."

Jun menggaruk - garuk kepalanya dengan kasar. Kepalanya sakit menanggapi Lizy. Bisa - bisa dia ikutan gila seperti Lizy.

"Baik. Baik. Tapi yang dekat saja ya. Aku tidak bisa lama - lama." Kata Jun.

Dengan cepat Lizy berubah jadi ceria. Sedangkan Jun hanya menghembuskan nafas lelah.

Kapan aku bisa kembali bertemu Meina ?? Aku rindu dimarahi dia.

Sesampainya di Yoonga Cafe. Jun mengajak Lizy duduk di luar cafe dengan alasan di luar lebih sepi. Padahal dia hanya tidak ingin Lizy betah di dalam. Karena suasana di dalam terlebih nyaman untuk orang - orang bersantai dan dia tidak mau Lizy semakin lama di sini.

"Lizy lepas pegangannya ya !" Jun berusaha lepas dari rangkulan Lizy. Lizi seperti lem yang tidak mau melepaskanku sampai Jun risih sendiri.

"Memangnya gege tidak suka kalau aku rangkul ?" Cemberut Lizy.

Astaga !!! Kalau saja aku lebih kuat darinya, mungkin sudah ku singkirkan dia. Tapi sayang, aku kalah kuat darinya. Menyedihkan.

"Gege kenapa sedih begitu ? Baiklah aku lepas rangkulannya."

Jun terkejut saat Lizy dengan mudah melepaskannya. Kalau tau semudah ini merayu Lizy, sudah dari lama aku memasang tampang memelas ini. Batin Jun.

"Akhirnya." Gumam Jun sambil menggerak - gerakan tangannya bebas.

"Akhirnya apa gege ?" Tanya Lizy dengan wajah polos.

"Ehh.. Akhirnya.." Jun mengusap tengkuknya yang gugup. Mulai gelagapan mencari alasan. "Akhirnya makanan datang. Aku lapar."

"Wahh.. Aku juga sudah lapar." Ceria Lizy.

Jun menghembuskan nafas lega karena berhasil menipu Lizy. Setidaknya selama makan.

Beberapa saat Lizy sibuk menghabiskan makannya, Jun melihat Meina yang keluar dari dalam cafe. Jun menajamkan pandangannya agar tidak salah menebak orang. Ternyata dia tidak salah orang.

"Gege, kenapa tidak dimakan ?" Tanya Lizy tiba - tiba.

Jun kembali gelagapan karena hampir tertangkap. "Ehh.. Aku.. Aku mau ke toilet dulu ya."

Bangkit Jun tanpa menunggu persetujuan Lizy. Dengan cepat Jun berakting lari seperti sudah tidak tahan. Padahal dia menuju ke arah Meina yang masih tidak menyadari keberadaannya.

"Meina-ya." Panggil Jun dengan suara kecil.

Meina terkejut dan hampir saja memarahi Jun karena itu. Tapi Jun menutup mulut Meina lebih cepat sebelum Meina menyuarakan keterkejutan.

Jun mengajak Meina ke tempat yang tidak mungkin bisa dilihat Lizy. Masih dengan bekapan di mulut Meina. Meina menurut saja Jun membawanya pergi tanpa perlawanan. Membuat Jun jadi ragu apa itu benar Meina atau kembarannya.

Bet Love [Jun & The8 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang