[5]

171 21 0
                                    

Hari - hari dilewati Minghao dengan sibuk mengurusi masalah kuliah dan organisasi himanya. Ditambah hari ini ketua hima yaitu Mingyu, sedang berhalangan hadir. Sehingga membuatnya sangat sibuk bulak balik ke ruang hima dan kantor rektor.

Rasanya aku ingin bisa tidur sambil jalan. Bagaimana Mingyu bisa mengerjakan semua ini dengan bekerja paruh waktu juga ? Menggantikannya sehari saja membuatku kelimpungan seperti ini. Oceh Minghao.

Minghao berjalan sambil memeriksa berkas - berkas yang ada ditangannya. Tidak sengaja matanya menangkap kertas yang terbang melewati kakinya. Minghao pun mengalihkan berkas - berkasnya sesaat dan mengambil kertas itu.

Ada dialog yang memenuhi kertas putih itu dengan tulisan tangan 'Mei' di paling atas kertas itu. Minghao menyapu pandangannya ke segala arah untuk mencari pemilik kertas itu. Ditemukannya seorang gadis yang pernah ditemui dan dia tolong sedang menatap ke bawah sambil sedang mencari - cari sesuatu.

Minghao menghampirinya dengan senyum cerah. Entah kenapa dia merasa senang bisa bertemu dengan gadis itu lagi.

"Ini yang kau cari ?" Minghao menyodorkan selembar kertas itu tepat di depan wajahnya.

Dari rautnya dia sempat terkejut. Namun sedetik kemudian dia menormalkan kembali wajahnya. Mengambil kertas itu dan menatap Minghao datar. "Gomawo." Ucapnya singkat. Membungkuk sesaat lalu berlalu pergi begitu saja.

Minghao melongo pendapat perlakuan itu. Ada perasaan sesak yang merasukinya. Apa dia tidak mengingatku ? Aku tidak menyangka Imei akan melupakanku secepat itu. Kecewa Minghao meninggalkan tempat itu dengan kesedihan.

Ketika pikirannya sedang tidak mau diganggu dengan segala hal yang tidak penting. Di depan ruang hima Minghao melihat Jun yang menunggu depan pintu. Belum sampai di sana saja, Minghao sudah menghela nafas.

"Kenapa reaksimu seperti itu saat melihatku ?" Tegur Jun.

"Tidak apa - apa." Sungguh. Mendapat sikap datar dari gadis yang menarik perhatiannya ternyata bisa berdampak tidak membuatnya bersemangat seperti ini.

"Pasti ada yang terjadi." Jun mengajaknya bercanda.

"Sudahlah. Hari ini aku sibuk. Jangan mengganggu dulu !" Mood Minghao sangat buruk karena beban hari ini. Lalu ditambah dengan sikap gadis itu.

"Ya sudah. Aku hanya ingin memberitahu, kalau Meini sepertinya tidak menyukaimu. Dia bahkan tidak mengingatmu. Jadi kalau kita mau bersaing, kau harus lebih gesit lagi." Peringat Jun.

"Terserah kau saja." Minghao pun masuk dengan perasaan makin kacau.

Ternyata benar Imei tidak mengingatku. Rasanya miris sekali. Ternyata ini rasanya terlalu berharap. Senyum miring Minghao.

"Hao-ya, kenapa tersenyum miris begitu ?" Tegur salah satu anak hima.

"Tidak ada apa - apa." Jawab santai Minghao. Berusaha mengabaikan perasaannya.

"Kalau begitu tolong bantu aku mendata mahasiswa baru. Ini tugas dari bagian administrasi. Ish.. Rasanya aku menyesal masuk hima. Hima itu Himpunan Mahasiswa. Tapi kenapa kita mengurusi pekerjaan - pekerjaan karyawan kampus. Padahal gaji mereka lebih besar dari kita. Tapi mereka selalu memberikan pekerjaannya pada kita. Memang kita ini asisten mereka apa." Teman hima itu mengoceh kesal karena tugas yang memang bukan urusan hima. Tapi selalu dibebankan pada anggota hima.

Terkadang Minghao juga kesal dengan tugas - tugas itu. Namun mereka hanya mahasiswa yang sulit melawan perintah bagian tertinggi. Kecuali mereka melaporkannya pada ketua rektor atau yayasan.

Jangan tanya apakah mereka sudah melakukannya atau belum. Karena jawabannya mereka sudah melakukannya dan masih sedang diproses karena pergantian dan pencaharian karyawan tidak semudah yang dibayangkan. Jadi untuk sekarang anggota hima harus bersabar entah sampai kapan.

Minghae mengambil 1 tumuk kertas dan membantu mengisi data - data mahasiswa baru dengan laptopnya. Tiba - tiba dia tertarik dengan sebuah lembaran biodata seorang mahasiswi. Ada keanehan pada biodata itu.

Namun keanehan itu malah membuatnya lega. Perasaannya kembali membaik membaca biodata yang dia lihat itu. Ternyata aku hanya bertemu orang yang salah. Batin Minghao senang.

°•♡•°

Next chapter >>
      
       
      
"Aku bahkan tidak pernah mendengar gadis ini berkata semanis itu padaku."
      
      
     
"Aku tidak suka kau memuji pria lain di depanku."
      
      
     
"Jangan harap kau bisa melakukannya !"

°•♡•°

Sebelumnya aku mau minta maaf bagi yang mengira FF ini boy x boy. Ini bukan FF seperti itu. FF ini boy x girl atau Junhao x girl. Jadi tidak ada unsur boy x boy sama sekali. Hanya akan ada interaksi seperti pertemanan atau yang lainnya antara Jun dan The8.

Maafkan keteledoranku yang lupa memberi keterangan yang jelas di papan cerita ini. Mianhaeyo.

Kalau kalian ada yang tidak mau lanjut baca tidak masalah. Saya memahaminya. Terima kasih sudah mau mampir dan membaca FF ku sampai di sini.

Sekali lagi maaf

Bet Love [Jun & The8 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang