Bonus !! (2)

147 15 20
                                    

Di apartemen Minghao. Minghao sedang membereskan barang - barang yang ada di apartemennya. Dibantu dengan Meini juga di sana.

Sebenarnya Minghao tidak ingin membereskannya tadi. Baginya ini terlihat tidak terlalu berantakan. Memang banyak kertas - kertas berserakan dan sampah makanan di tempat sampah yang belum di buang. Tapi itu tidak terlalu berantakan baginya. Wajar saja malah karena dia memang tinggal sendirian di apartemen ini.

Tapi berbeda dengan Meini. Ketika dia mengunjungi apartemen Minghao sekali saja. Saat itu juga Meini meminta Minghao untuk segera merapihkannya. Alhasil yang tadinya hanya ingin makan di apartemen Minghao, jadi acara bersih - bersih.

"Bukannya tadi kau lapar ? Tidak mau makan dulu ?" Khawatir Minghao saat beberapa tempat sudah terlihat rapi karena kertas - kertas tidak berguna sudah dibersihkan dan dibuang.

"Nanti saja. Tinggal sedikit lagi juga selesai. Kau buang sampahnya saja. Sudah penuh lagi." Perintah Meini yang sedang sibuk merapikan meja belajar Minghao.

Minghao hanya menurutinya saja. Mengangkat beberapa kantung plastik itu dan membawanya keluar.

Sesekali dia tersenyum karena Meini. Dia tidak tau jika Meini memiliki sifat keibuan yang sangat terlihat. Sangat manis.

Minghao kembali memasuki kamarnya yang sudah lebih bersih dari sebelumnya. Beberapa perabotan juga sudah dapat terlihat dengan jelas karena tidak tertutupi barang - barang tidak penting yang berhubungan dengan kampus.

Lantai dan perabotannya juga sudah bersih dari debu. Sekarang suasana apartemen Minghao sudah mirip saat pertama kali Minghao memasukinya. Itu semua berkat Meini.

Gadis itu sudah bekerja keras sampai harus menahan laparnya hanya untuk merapikan kamarnya ini. Kasihan sekali dia. Pasti dia sudah lapar. Batin Minghao.

Dia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Meini. Ternyata Meini masih ada di depan meja belajarnya. Tepatnya laci bawah meja belajarnya.

Minghao penasaran dengan apa yang dilihat Meini sampai diam tidak bergerak seperti itu. Mungkin sesuatu yang lucu dan menarik baginya. Atau sesuatu yang berhubungan dengan dirinya ?

Bukan..

Itu album foto Minghao. Album foto yang pernah dibawa Minghao atas suruhan ibunya. Kata ibunya, dia ingin Minghao selalu mengingat mereka walau sudah menetap di Korea. Jadinya ibu Minghao menyelipkan album itu diam - diam agar Minghao menyimpannya.

Padahal Minghao sama sekali tidak berniat melupakan keluarganya itu. Dia menyayangi keluarganya lebih dari apapun. Tidak mungkin dia bisa tega melupakannya. Apalagi ibunya yang sudah merawat Minghao sampai sebesar ini. Tapi namanya ibu, Minghao sangat mengerti kekhawatirannya.

"Sepertinya seru sekali." Tegur Minghao pada Meini dan duduk di samping gadis itu.

Gadis itu mengalihkan matanya dari album foto itu sebentar untuk tersenyum pada Minghao. Lalu kembali memandangi album foto itu.

"Nde. Foto - fotomu waktu kecil lucu sekali. Kecil - kecil gayamu sudah seperti anak berandalan. Tapi yang ini rapi selalu seperti anak polos yang penurut. Lalu yang ini, gaya swag-mu ternyata sudah dari kecil ya." Pendapat Meini.

Minghao mendengarkan semua penjelasan Meini dengan hati berbunga - bunga. Betapa senangnya dia saat melihat gadis di depannya ini tersenyum hanya karena album foto miliknya.

Minghao menjelaskan beberapa foto yang baru saja diucapkan Meini. Dari fotonya yang diambil saat dia pertama kali belajar Nunchaku (Double Stick) hingga dia terlihat seperti preman. Padahal sebelum foto itu diambil, Minghao mengalami banyak cidera karena alat itu.

Bet Love [Jun & The8 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang