[6]

134 15 5
                                    

Saat ini Jun sudah merasakan apa yang dinamakan tugas kuliah. Tugasnya sekarang menumpuk. Deadline yang dikasih dosen juga tinggal sebentar. Dan sekarang Jun merasa kepalanya hampir pecah. Dia terlalu lama menikmati kehidupan kampus melihat gadis - gadis cantiknya, sampai dia tidak sadar sudah menumpuk banyak tugas. Mana bukunya berbahasa Korea semua. Jun kan masih tergolong orang Korea baru.

Di bawah pohon dekat gedung teater. Jun membaca - baca bukunya yang berbahasa korea itu sambil menggaruk - garuk kepalanya. Aku butuh bantuan Minghao. Menyerah Jun. Dia pun berniat menuju ruang hima namun tertahan karena melihat Meini.

Kenapa dia ada di gedung teater ? Sepertinya dia sedang mencari seseorang. Apa dia mencari aku ya ? Pikiran Jun mulai berkhayal ke mana. Dia pun mulai mendekati gadis itu sebelum menemui Minghao.

Tapi langkahnya tertahan saat seseorang menghampiri Meini. Seseorang pria yang tampan. Tinggi. Dan Jun sering melihatnya dibeberapa tempat.

Jun merasa kalah dengan pria itu. Apalagi melihat Meini yang terlihat senang dan terus tersenyum selama mereka bicara.

"Aish.. Mereka membicarakan apa sih ? Lama sekali." Kesal Jun. Dia kembali berjalan menuju Meini. Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Bisa - bisa matanya mendidih melihat pemandangan tidak mengenakan itu.

"Aku pergi dulu ya. Sepertinya kau sudah ada yang menunggu." Kata si pria itu. Sepertinya dia melihat kedatangan Jun di belakang Meini.

"Tidak ada yang menungguku kok sunbae. Tapi terima kasih ya untuk buku ini. Aku akan segera mengembalikannya." Kata Meini dengan ceria.

Astaga.. Aku bahkan tidak pernah mendengar gadis ini berkata semanis itu padaku. Kesal Jun. Dia sampai tidak sadar matanya menatap tajam ke arah pria yang bicara dengan gadis incarannya.

"Cheonmaneyo. Kalau begitu aku pergi. Sebelum ada yang marah lagi." Kata pria itu pamit.

"Bye Jeonghan sunbae." Kata gadis itu walau dia tidak mengerti kenapa sunbaenya terus berkata akan ada yang marah.

"Ooh.. Jadi namanya Jeonghan. Siapa dia ?" Gadis itu sangat terkejut dengan suara Jun yang tiba - tiba terdengar dari belakang.

Ketika berbalik langsung saja gadis itu memukul perut Jun tanpa memperdulikan kesiapan Jun. Jun meringis ke sakitan karena mendapat pukulan itu.

"Argg.. Kenapa mukul ?" Jun memeluk perutnya yang kesakitan karena terkena pukulan.

Bukannya mendapat perhatian atau sikap lembut. Jun malah mendapat, "Lagian tiba - tiba muncul di belakang orang ! Salah sendiri buat orang kaget. Ooh.. Pantas saja Jeonghan sunbae dari tadi bilang takut ada yang marah. Pasti kau melakukan yang aneh - aneh selama aku tidak tau." Ocehan sekaligus tuduhan.

"Kok malah dimarahin sih. Ini lagi kesakitan loh. Bukannya disayang." Memelas Jun.

"Mau banget." Ketus gadis itu. Langsung berjalan meninggalkan Jun.

Aish.. Aku benar - benar tidak dipedulikan. Manyun Jun. Tidak mau menyerah Jun kembali menyusul langkah gadis itu dan mengikutinya.

"Jadi tadi siapa ?" Tanya Jun.

"Masih nanya !!? Ya dia sunbae-ku lah."

"Bukannya kau dari jurusan sastra. Sunbae itu kan dari jurusan teater."

Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali. Lalu menjawabnya, "D-dia sunbaeku dari SMA. Lagipula untuk apa kau mau tau !!"

"Ohh.. Dari SMA. Berarti aku harus waspada." Gadis itu mengerutkan keningnya mendengar perkataan Jun.

Bet Love [Jun & The8 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang