Bonus !! (1)

136 15 14
                                    

Ada yang masih menunggu kah ??
Atau sudah kabur ? 😁

Dimulai saja..
Di sini ada yang nge-ship Jun dan Meina ?

Karena sebagian besar cerita ini tentang Jun dan Meina, pasti sudah gak asing sama interaksi mereka.
Lalu bagaimana perjalanan mereka setelah saling menerima perasaan masing - masing.

Apakah Jun masih suka modusin banyak wanita ?
Atau Meinanya yang masih ketus ?

Penasaran ??
Yuk sekarang dibaca !

°•♡•°

Jun dan Meina sedang ada di taman tempat Meina biasa mengerjakan tugasnya.

Dan saat ini Meina memang sedang mengerjakan tugasnya di sana. Ditemani Jun yang ada di sampingnya. Sesekali Jun juga mengganggu Meina agar tidak terasa diabaikan karena tugasnya.

Sebenarnya pacarnya itu aku atau tugas ya ? Aku selalu saja diabaikan jika dia sudah berkutik dengan tugas - tugasnya. Rasanya sesak diduakan oleh tugas. Curhat Jun pada dirinya sendiri sambil melihat ke arah layar laptop Meina yang sudah berisi banyak percakapam untuk naskah.

"Mei.. Meina.. Amei.. Chagi.. Yeo-"

"Kau tidak bisa diam sebentar ya. Aku sedang serius mengerjakan tugas. Kau tidak punya tugas memangnya sampai terus menggangguku. Mending kau pergi bertemu teman-temanmu sana daripada menggangguku." Oceh Meina memotong ucapan Jun yang memanggil - manggilnya karena bosan.

"Jadi aku boleh bertemu teman - temanku ?" Semangat Jun. Membuat Meina merasa curiga dengan semangatnya itu.

"Teman laki-laki bukan perempuan. Berani kau mendekati teman - temanku lagi, awas kau. Kau ini kan masih ada Minghao, kenapa harus ke para wanita ?!" Kesal Meina.

Tapi Meina tidak bisa memarahi Jun sebesar sebelum mereka jadian. Meina mengakui setelah mereka jadian, dia mulai melunak dan tidak cepat marah lagi.

Jun juga mulai berubah. Dia menjaga perasaan Meina dengan tidak mendekati dan menggoda perempuan - perempuan di Kampus. Walau Jun tetap menggodanya dengan menggunakan alasan itu.

Namun Meina tidak sejengah dulu. Dia malah terhibur dengan kelakuan Jun ini. Setidaknya walaupun tengil, Jun tidak akan mempermainkan perasaannya seperti playboy yang asli.

"Senyum.. senyum.. Mikirin apa ? Mikirin aku ya ??" Meina menyingkirkan tangan Jun yang menusuk - nusuk pipinya.

Menepis semua ucapan Jun yang memang benar. Tapi dia tidak mau Jun makin besar kepala karena ucapannya yang tepat itu. "Mau sekali ya dipikirkan. Kasihan sekali tidak pernah dipikirkan orang lain."

Jun menanggapinya dengan santai. "Ya.. walaupun tidak dipikirkan secara langsung. Setidaknya pernah ada yang sangat mengkhawatirkanku ketika aku sakit. Bahkan orang itu sampai benar - benar gila."

Wajah Meina memerah. Setiap Jun membahas itu, Meina tidak bisa menahan malunya. Dia juga tidak habis pikir kenapa dia bisa sampai separah itu mengkhawatirkan Jun.

Aku memang tidak waras saat itu. Umpat Meina dalam hati.

"Aku merindukan saat - saat itu. Ketika seseorang berteriak - teriak memintaku bangun sampai sesekali menangis. Tapi yang paling ku rindukan adalah benda manis dan lembut yang menyentuh bibirku."

Jantung Meina berdetak cepat saat Jun membahas ciuman itu. Dengan wajah merah dan tangan terkepal, Meina menahan semua yang dia rasakan di dalam dirinya.

Bet Love [Jun & The8 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang