[19]

78 15 8
                                    

"Meina-ya, apa Jun sudah menyerah mendekatimu ya ? Dia sudah tidak pernah terlihat untuk mendekatimu beberapa hari terakhir ini." Tanya salah satu temannya.

Lagi - lagi tentang Jun. Berapa banyak gosip ini menyebar di telinga anak - anak. Kesal Meina.

Telinga Meina hampir pecah karena terus mendengar nama Jun disebutkan teman - temannya. Padahal Jun sudah tidak mengusiknya lagi. Tapi ternyata tidak semudah itu terlepas dari Jun. Bahkan hanya untuk terlepas dari namanya.

"Sepertinya begitu. Baguslah. Jadi aku tidak perlu menanggapi orang kurang kerjaan itu." Senang Meina.

"Waeyo ? Kau tidak suka dengan Jun ?"

"Sama sekali tidak." Tolak Meina cepat.

"Sayang sekali. Jun itu baik dan orangnya lucu. Kalau mengobrol dengannya itu asik. Jadi tidak terasa membosankan." Puji temannya.

Mau seberapa banyak apapun Meina mendengar pujian mengenai Jun. Kebaikan, keasikan dan kelucuan tingkah Jun. Pendiriannya tetap tidak berubah untuk membenci Jun. Baginya seorang playboy tidak ada yang baik. Walau berubah pun itu tidak akan mengubah semua sifat aslinya.

"Aku benci orang itu." Ucap Meina jujur. Dengan nada tegas dan serius.

"Baru kau orang satu - satunya yang membenci Jun. Semua anak di fakultas kita menyukainya. Sifatnya mungkin terlihat seperti playboy, sifat yang tidak kau suka. Tapi kalau kau membuka diri dan pandanganmu untuk akan melihat kebaikan Jun, kau pasti lihat ada yang lain dengan Jun." Jelas temannya lagi.

Meina hanya memutar bola matanya tidak peduli. Semua informasi tentang Jun ini seperti masuk ke telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya setiap hari. Tidak ada yang mau masuk sebaik apapun perkataan teman - temannya.

"Kenapa semua orang selalu memuji - muji Jun ?" Gumam Meina kesal dan terdengar oleh teman yang ada di sampingnya.

"Karena memang begitulah adanya."

Meina mendengus kesal. Bibir bergerak mengucapkan semua kata kekesalan tanpa disuarakan selama perjalanan menuju kantin.

Karena ocehannya itu, perutnya sampai terasa sangat kelaparan. Memberikan cela untuk Jun masuk ke otaknya saja sudah memberikan efek samping begini. Bagaimana jika Jun benar - benar masuk ke kehidupannya ?

"Ternyata kau kalah cepat dengan seseorang, Meina-ya."

Meina kembali memberikan perhatian pada temannya itu. "Maksudmu ?" Bingung Meina. Karena temannya tiba - tiba berkata seperti itu disaat dia hanya memikirkan makanan dan aroma makanan yang ada di kantin.

Teman Meina menunjuk ke seseorang yang ada di ujung kantin. Sedang bermesraan di tengah - tengah ramainya suasana kantin itu. Tidak memperdulikan pandangan orang - orang yang melihat mereka dan hanya asik berduaan.

Dari tempatnya sekarang, Meina menyunjingkan senyum menyindir. "Aku juga tidak peduli."

Meina berjalanan menuju tempat makanan yang ingin dia makan. Membiarkan Jun dengan kekasihnya itu menghambiskan waktunya bersama. Meina tidak mau peduli dengan itu. Walau matanya beberapa kali terus melirik ke arah mereka secara tidak langsung.

Ayolah Zheng Meina ! Harusnya kau senang jika Jun tidak lagi mengejar - ngejarmu dan sudah menemukan penggantimu. Itu kan yang kau harapkan sejak dulu. Sindir Meina pada dirinya sendiri.

Tapi kenapa rasanya ada yang salah pada dirinya. Seperti ada yang hilang.

Dia itu hanya playboy yang tidak pantas kau beri kesempatan dan harapan. Kau tidak perlu merasa kehilangan. Ehh.. Tunggu !! Meina menggeleng - gelengkan kepalanya dengan kencang.

Apa yang ku pikirkan tadi !!? Kesal Meina pada dirinya sendiri.

Di pikiran dan hati Meina terjadi perbedaan pendapat yang membuat dirinya sendiri kewalahan. Meina tidak bisa mengendalikan dirinya. Ada sesuatu yang salah pada dirinya.

"Mi-ya, sepertinya aku makan di luar saja. Aku bosan dengan makanan kantin." Kata Meina meletakkan kembali makanan yang baru ingin diambilnya.

"Kenapa tiba - tiba ?" Temannya terlihat bingung saat tiba - tiba Meina mengatakan bosan. Padahal sebelumnya Meina lah yang ingin makan di kantin.

"Tiba - tiba aku tidak berselera." Alasan Meina.

"Kalau begitu aku ikut denganmu saja."

"Baiklah."

Meina dan temannya pergi dari kantin itu. Tapi sebelum kantin itu benar - benar tidak terlihat. Meina kembali melihat ke belakang.

Ada apa denganmu Zheng Meina ???

°•♡•°

Next chapter >>

       
        
"..aku butuh bantuanmu !

       
        
"Aku bisa merasakannya."
         
        

"Terus apa hubungannya denganku ?"

°•♡•°

Kali ini word nya dikit banget 😂
Lagi macet buat chap yang ini
Hanya 600 word..

Jangan bosen - bosen ya ikutin cerita ini 😉
Jangan lupa vomment
See you

Bet Love [Jun & The8 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang