[SELESAI]
Sinopsis:
Sebagai seorang idol terkenal. Tak seorangpun menyangka alasan dibalik keputusan Hun untuk hengkang dari dunia hiburan. Termasuk pilihan sulit meninggalkan grup yang telah membesarkan namanya. Semua bermula ketika kabut itu kemba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa hari telah terlewati...
Jeong-ah masih terpaku di tempatnya. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan sekarang. Berdiri di hadapan sebuah pintu berukuran cukup besar dengan sekeranjang buah segar di tangan. Ditambah lagi ia harus menekan bel yang sejak tadi hanya dipandangi dan harus bersiap dengan kemungkinan yang akan terjadi berikutnya.
Gadis itu tak mengira bahwa keputusannya menerima tawaran Manager Seo pada gilirannya justru menjadi bumerang bagi dirinya. Hun bukanlah tipikal yang akan menerima orang baru begitu saja. Apalagi ia dikenal sebagai pribadi dingin dan penyendiri. Harusnya Jeong-ah sadar betul dengan hal tersebut sebelum menyetujui kontrak tak masuk akal ini. Bagaimanapun ia sudah dua kali bertemu dengan Hun dan melihat sendiri bagaimana sikapnya. Bahkan pada Jeong-ah yang telah menyelamatkannya, Hun masih terlihat dingin. Terbukti dari bagaimana reaksi laki-laki itu kala terakhir mereka berada di taksi. Mengingatnya saja cukup membuat Jeong-ah kehilangan percaya diri dan kembali menarik jarinya yang sejak tadi menempel di bel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Jinjja! Eottoke?” Gadis itu menggigit kukunya bingung. Demi apapun ia ingin pulang sekarang. Melarikan diri dan melupakan kesepakatan tolol ini lalu bersembunyi di balik selimut kumalnya yang hangat. Akan tetapi, sesuatu yang sejak tadi menari-nari di benaknya menjadi alasan mengapa ia masih membatu di tempat yang sama. Ya, ia tak mungkin lagi menunda bahkan setelah dua kali gagal mencoba. Dan tentu, ia bukan pribadi yang dengan mudahnya akan melanggar keputusannya sendiri hanya karena persoalan sepele ini. Ya! Hari ini juga ia akan melucuti gengsi menggunungnya dan dengan cara apapun mencoba masuk ke dunia laki-laki itu.
Ketika Jeong-ah telah membulatkan tekad dan berniat menekan bel. Detik itu juga pintu mendadak terbuka bersamaan dengan hadirnya sosok yang sejak tadi menjadi momok bagi Jeong-ah.
Hun!
Laki-laki itu terlihat sama terkejutnya dengan Jeong-ah yang tampak membeku dengan posisi tangan di depan bel. Hun memandangi wajah Jeong-ah sejenak lalu kembali menutup pintunya tanpa berucap.
“Jankkeumman!” Gadis itu memanggilnya seraya menggedor pintu berulang kali. Merasa tak digubris akhirnya Jeong-ah beralih pada bel di sampingnya lalu menekan benda itu berkali-kali.