3 bulan semenjak Jaemin yang memarahi Lucas karena melempar bola dan mengenainya, hubungannya dengan Jaemin juga semakin dekat.
Seperti sekarang, sekarang sudah jam 11 malam dan Siyeon belum tidur.
Dia masih mengintip apa yang dilakukan Jaemin di jam seperti ini.
Setiap malam, Siyeon selalu menunggu Jaemin tidur baru dia juga akan tidur.Ya.. Siyeon menyukai tetangganya, tetangganya yang bernama Na Jaemin yang sekaligus teman sekelasnya.
Cinta pada pandangan pertama? Mungkin.
Tiba-tiba lampu kamar Jaemin mati. Siyeon pun melihat sekelilingnya lalu menutup tirai jendelanya dan berjalan ke kasurnya.
Saat Siyeon hendak mau menyelimuti dirinya, suara ketukan di jendela berhasil menghentikan aktivitasnya.
Siyeon pun cepat-cepat menyelimuti seluruh badannya dan mengambil hpnya. Suara ketukan di jendela itu semakin terdengar jelas.
Sekarang Siyeon ketakutan setengah mati, mana di rumahnya tidak ada orang lagi. Tangan Siyeon mengetik sesuatu di layar handphonenya, dia mencoba menghubungi kakaknya- Jinyoung untuk meminta bantuannya walaupun dia tahu hasilnya nihil. Tidak mungkin kan kalau Jinyoung yg sekarang berada di luar provinsi akan datang?
Tapi apa salahnya mencoba?
Namun, tangan Siyeon bertambah bergetaran seiring dengan ketukan di jendelanya yg semakin menjadi-jadi, Siyeon malah menekan nomer Jaemin dan tanpa sengaja Siyeon menekan tombol telfon pada layar handphonenya. Siyeon pun panik dan mencoba mematikan panggilan itu dan malah hpnya jatuh di lantai.
Siyeon pun mulai menangis. Namun tangisannya terhenti saat ia mendengar suara panggilan handphone. Itu bukan rington handphonenya.
"Siyeon?! Siyeon buka jendelanya! Ini aku Jaemin! Astagaa.. apa yang terjadi padamu?! Kenapa kau me-"
"Ja-jaemin.."
Tiba-tiba pintu balkon terbuka dan Siyeon langsung memeluk Jaemin yg berdiri di depan jendela kamarnya dengan erat.
"He-hei.. kau kenapa?"
Tanya Jaemin sambil mengelus rambut Siyeon pelan."Aku.. aku takut."
Ucap Siyeon masih memeluk Jaemin.Jaemin pun mencoba melepas pelukan Siyeon, namun sepertinya Siyeon tidak ingin melepas pelukannya pada Jaemin.
Akhirnya Jaemin berjalan dengan memeluk Siyeon ke arah saklar lampu kamar Siyeon.
Setelah lampunya menyala, Jaemin membaringkan tubuh Siyeon ke kasurnya.
"Tidurlah.. sekarang sudah sangat malam."
Ucap Jaemin lalu hendak bangun dari kasurnya Siyeon namun di cegat oleh Siyeon."Kau mau kemana?"
Tanya Siyeon sambil menatap Jaemin seakan tak ingin ditinggal pergi.Tatapannya..
Ucap Jaemin dalam hati."Aku mau pulang. Tadi kak Hongbin menyuruhku untuk melihatmu.. apa kau sudah tidur apa belum."
Kata Jaemin masih dengan nada dan ekspresi datarnya."Jangan pergi.. kumohon."
Ucap Siyeon sambil memegang tangan Jaemin setelah dia duduk di kasurnya."...."
Jaemin hanya diam dengan menatap Siyeon lamat.Ini membuatnya sakit..
Walaupun tatapannya sejuk.. tapi tetap saja itu menyakitkan..
Sekarang Jaemin hanya diam.. dia sakit melihat Siyeon. Entah kenapa.."Kumohon.."
Pinta Siyeon.Jaemin pun langsung mendorong pelan badan Siyeon agar ke posisi berbaring dan Jaemin berada di sampingnya dengan tatapan yang tak dapat di artikan.
"Jaemin.. kenapa kau menangis?"
Tanya Siyeon khawatir saat melohat Jaemin menangis dan masih menatapnya.Jaemin hanya menggelengkan kepalanya dan menatap Siyeon dengan senyum namun air matanya tetap keluar walaupun tidak banyak.
Siyeon pun bangkit dari kasurnya hendak mengambil tisu namun tercegat oleh Jaemin yang menahan tangannya.
"Sudah kubilang kan. Sembuhkan lukaku.. kau mau kemana? Temani aku di sini untuk sembuhkan lukaku, park Siyeon."
Ucap Jaemin sambil menarik Siyeon kepelukannya dengan mata tertutup dan memeluk Siyeon erat seakan tak ingin kehilangannya.. tapi, bukanya benar Jaemin tak ingin kehilangannya?¿°•▪•○●○•▪•°¿
..
Happy or sad, guys?