°23•

98 21 0
                                    

Mark menatap bingkai foto saat ia masih kecil. Ia tidak sendiri di foto itu, ada ia, Siyeon dan Jaemin. Mata Mark tersenyum kecut saat ia melihat tangan Siyeon menggandeng erat tangan Jaemin. Sedangkan Jaemin hanya diam saja. Tangan Mark yang berada di pundak Siyeon memeluk gadis itu sedikit erat membuat pundak Siyeon berdekatan dengannya.

Jika boleh egois, Mark akan membawa pulang Siyeon secara paksa agar Siyeon tak memikirkan Jaemin terus menerus. Tapi Mark tahu.. itu tak akan membuatnya senang.

Mark menyenderkan pundaknya kasar ke sofa lalu menghembuskannya kasar.

Matanya tertutup. Betapa pusingnya ia kenapa semuanya begitu rumit.

Dia mengingat saat ia hampir membentak gadis itu saat Siyeon menangis karena Jaemin. Mark benci itu..

Matanya terbuka lalu menatap jendela apartemen mewahnya.

Kenapa Jaemin tidak mau bertemu dengan Siyeon. Padahal gadis itu sudah jelas menangis karenanya. Bahkan Jaemin melihat itu tepat di depan matanya.



"MARKKKK!!"

Lamunan Mark terbuyar saat sebuah suara terdenger di telinganya. Dengan malas Mark melangkahkan kakinya ke depan pintu apartemennya. Memasang muka kesal dan sedikit mengantuk, padahal dalam hatinya Mark tidak kesal dan malahan senang juga tidak mengantuk. Rasa kantuknya hilang begitu saja..

"MARK BU-"

Mark menatap datar kepalan tangan Siyeon yang kini di depan matanya.

Siyeon lalu menurunkan tangannya dan tersenyum manis.

"Apa?"

"Makan, yuk!"
Ajak Siyeon semangat dengan senyuman manisnya.

Mark menghela nafasnya dan berjongkok mengambil wajan yang Siyeon bawa dan di taruh di depan pintu apartementnya.

"Masuk.."

Siyeon mengangkat satu alisnya dan memiringkan kepalanya menatap Mark bingung. Mark kenapa?

"Mark? Kau kenapa?"

Mark berhenti berjalan. Dia lupa kalau sekarang Siyeon sedang pada masanya. Niatnya yang ingin pura-pura ngambek terhenti saat ia baru sadar kalau ini bukam waktu yang tepat.

Mark menghela nafasnya lalu berbalik menghadap Siyeon. Dan tara! Mark sekarang sudah memasang wajah cerianya dan jangan lupa senyuman manisnya itu. Berbeda dengan Mark, Siyeon malah memasang wajah kecut dan dengan mengentakkan kakinya sehingga terdengar bunyi, Siyeon berjalan ke sofa.

"Kau masak pasta? Kenapa tak memberitahuku? Kan bisa masak bersama."
Tanya Mark sekedar berbasa-basi sambil berjalan ke dapurnya mengambil dua piring untuknya dan untuk Siyeon.

"Kau tidak lihat isi wajan itu? Lagian kalau aku aku mengajakmu bisa-bisa dapurku terbakar-ah tidak.. bahkan seluruh apartemenku."
Ujar Siyeon sambil melihat Mark yang mengambil pasta dari wajan yang ia bawa.

"MARK!"
Tiba-tiba Siyeon berteriak dan berjalan ke arah Mark dengan cepat.

"Apa?"

"MASA AMBIL PASTA DARI WAJAN AJA GAK BISA?! INI SAMPAI BELEPOTAN, TAU! SINI-SINI AKU AJA YANG AMBILIN!"
Bentak Siyeon dan mengambil piring yang ada di tangan Mark. Sedangkan Mark hanya diam saja sambil melihat tangan Siyeon yang telaten dan masih  bersih. Berbeda dengan tangannya yang sudah basah karena terkena bumbu pasta.

Mark tiba-tiba tersenyum melihat tangannya dan langsung menatap mata Siyeon yang masih fokus kepada pastanya.

"Gak adil ah kalau cuma tanganku yang kotor."
Ucap Mark lalu hendak mencolekkan tangannya pada pipi Siyeon. Namun terlambat, dengan cepat Siyeon mengambil tangan Mark dan menariknya ke wastafel.

"Kok kayak anak kecil banget, sih? Masak gak bisa.. ambil makanan juga gak bisa."
Ucap Siyeon pada Mark namun Mark tak memperdulikannya. Tangannya malah ia gerakan hingga airnya terkena wajah Siyeon.

"Mark!"





















"Ah iya. Tadi aku ajak Hyunjin kesini. Tapi gak tau dia datang apa enggak."
Ucap Siyeon sambil melap tangan Mark.

"Yaudah ambil piring aja buat dia. Terua kalau datang auruh ambil sendiri."
Jawab Mark lalu dibalas anggukan Siyeon.

Mark lalu mendongak menatap Siyeon, tanpa mereka sadari.. jarak mereka sangat dekat. Walaupun sekitar 15cm. Tapi menurut Mark ini dekat.

"Siyeon.."
Panggil Mark masih menatap wajah Siyeon.

"Hm?"

"Siyeon.."

"Apa sih-"
Siyeon akhirnya mendongakkan kepalanya. Siyeon terdiam saat ia sadar bahwa jaraknya dengan Mark sangat dekat.

Tiba-tiba Mark mendekatkan kepalanya membuat Siyeon spontan menarik kepalanya ke belakang. Namun Mark langsung mendekatkan lagi kepalanya ke Siyeon. Dan

"Fuh~"

Mark meniup wajah Siyeon lalu berjalan mundur menyandarkan punggungnya kedinding. Dia tertawa sangat puas. Sedangkan Siyeon menahan amarahnya dan wajahnya sudah memerah karena Mark.

"Hahaha.. mikirin apa? Aduh Ciyon udah becal telnyata?"
Ucap Mark mengejek Siyeon. Siyeon memang cadel, jadi agak susah mengatakan r. Dan Mark suka itu karena Siyeon terlihat lucu.

"MARK!"

"Hm? Apa? Malk? Kekeke"

Odd Sense 2 ✿ฺ Park Xiyeon / Siyeon - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang