°28• One Of These Night

139 19 1
                                    

"Ma-mark.."
Panggil Jaemin terbata-bata saat melihat Mark yang sudah berada di depannya. Tubuh Mark terlihat mematung tanpa pergerakan apapun. Dunia Jaemin terasa runtuh melihat keadaan Mark walaupun dari belakang.

Karena terlalu hanyut dengan pikirannya, Jaemin tak tahu kalau orang itu sudah pergi meninggalkan mereka berdua dengan smirk di wajahnya.

Jaemin lalu melirik ke bawah, melihat tetes-tetes darah Mark sudah berjatuhan ke rumput itu.

Jaemin langsung sadar akan lamunannya dan memopong tubuh Mark agar masuk ke dalam mobilnya.

"Akh.."
Rintih Mark saat ia sudah duduk di bangku sebelah Jaemin.

Mark melirik Jaemin yang kini sedang memasang sabuk dengan terburu-buru.

Mark tersenyum samar walaupun nafasnya sudah mulai menipis.

"Kau.. kau akan menjaganya hah.. ka-karena dari awal.. a-aku yang meminta.. bu-bukan kau."
Ucap Mark pada Jaemin yang sedang fokus dengan jalanan. Jaemin mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Diamlah.."
Ujar Jaemin dengan nafas masih tersenggal-senggal dan genggamannya mengerat pada stirnya.

"Tidak, hhh.. u-usah terburu-buru, Ja-"

"DIAM MARK! DIAM! KAU TIDAK TAHU KEADAANMU SEKARANG, HA?! KAU SEKARAT, MARK! SEKARAT!"
Bentak Jaemin walaupun masih fokus mengendarai mobilnya. Nafas Jaemin masih tersenggal-senggal karena kelelahan dan juga khawatir akan kondisi Mark sekarang.

Tanpa Mark tahu, Jaemin sudah menangis dalam diam karena ini. Karena kejadian ini terjadi karenanya..

Jika ia tidak meminta Hyunjin datang. Hyunjin sepupunya dari Busan yang juga menjadi alasan salah satu kenapa ia tidak mau membawa Siyeon dulu ke Busan. Itu karena Hyunjin.. Hyunjin seorang psikopat. Ia pikir Hyunjin sudah sembuh namun tidak.



_____

"Kau yakin mau melakukannya?"

Jaemin hanya tersenyum lalu mengangguk mantap sambil menatap tubuh Mark yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Tapi kau han-"

"Aku yakin. Sangat-sangat yakin.."

"Baiklah.." Dokter itu lalu berdiri dan menepuk celananya dengan tangannya yang terkena darah, "Aku akan menyiapkan peralatannya."
Ucap dokter itu lalu tersenyum dan pergi keluar dari ruangan ini.

"Karena kau yang berjuang Mark.. bukan aku."



















Ting!

Siyeon langsung membuka pesan di hpnya karena sudah kelewat khawatir. Bagaimana saja dia tak khawatir jika Mark belum pulang padahal sudah jam 11 malam?

"Datang ke rumah sakit XXX sekarang. Aku harap kau tak terlambat.."

Siyeon mengerutkan dahinya membaca pesan yang masuk di hpnya. Itu dari nomer Mark tapi cara penulisannya bukan seperti Mark. Sebenarnya ada apa dengan Mark?

Siyeon yang sudah panik langsung mengambil coat panjangnya dan berlari menuju parkiran untuk menaiki motornya menuju rumah sakit yang Mark kirim tadi.



"Apa ada pasien bernama Mark di sini?"
Tanya Siyeon ke salah satu dokter yang barusan keliar dari salah satu kamar.

"Kau Siyeon?"

Siyeon langsung mengangguk dengan wajah yang sudah panik.

"Ini surat untukmu. Kita baru saja selesai melakukan operasi. Tusukannya dalam dan pisaunya beracun kami tidak bisa memastikan pasien Mark selamat."

Nafas Siyeon terasa menipis. Dia salah dengar kan? Mark yang dimaksud bukan Mark lee yang dia kenal kan?

"Mark.."
Panggil Siyeon dengan lirih. Surat yang ada ditangannya ia genggam dengan erat. Air matanya turun begitu saja, kakinya melemas.

"Mark dimana?"
Tanya Siyeon sambil memegang jas dokter itu.

"Di ruangan ini. Tapi jang-"

Telat. Siyeon lebih dulu masuk ke kamar itu.

Siyeon tersenyum pahit saat melihat tubuh Mark dibaluti perban dan alat bantu pernafasan di mulutnya. Perlahan kakinya menuju ranjang Mark. Namun.. kakinya terhenti saat melihat seseorang di samping ranjang Mark.

"Ja-Jaemin?"

Air matanya kembali jatuh. Melihat Jaemin, orang yang ia cari selama ini ada di depannya. Dengan keadaan yang tak jauh berbeda dengan Mark.

Tidak ada lagi rasa rindu di hatinya.. karena Siyeon baru sadar. Karena selama ini.. orang yang Siyeon butuhkan adalah Mark, bukan Jaemin lagi.











_____
hNGGG IYA IYA TAU INI LEBAY TAUK ><

Odd Sense 2 ✿ฺ Park Xiyeon / Siyeon - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang