"Vey, lo disini juga! Sama siapa?" tanya Mila begitu sampai di hadapan gue. Gue udah bersiap membuka mulut sampai sebuah seruan dari belakang mengurungkan niat gue untuk bicara.
"Sayang kok aku ditinggal sih!" seru Rion yang sekarang udah ada di samping gue. Menatap gue dengan tatapan kesal yang gue balas dengan memutar bola mata kesal. Mila yang melihat Rion cuma mengangguk-anggukan kepalanya.
Setelah kedatangan Rion, Nata dan Bian akhirnya menyusul sampai di hadapan gue. Gue menoleh pada Nata yang berada di samping Bian lagi menundukan kepalanya lalu beralih menatap Bian yang terang-terangan menghindari kontak mata dengan gue.
"Hai Nat" sapa gue sambil tersenyum. Nata mendongak lalu kembali sapaan gue dengan terbata. Lalu kembali menunduk melihat ke arah ujung sepatunya.
"Oh..h...hai" balasnya menatap gue sebentar lalu kembali menunduk. Udah gue duga kan ada yang gak beres sama Nata. Dan mumpung gue dia ada disini, mending gue bahas sekarang karna kalo di tunda lagi nanti dia bakal makin menghindar.
"Nat gue perlu ngo..."
"Vey! Masuk rumah hantu yuk, gue udah beliin tiketnya" ucap Mila memotong perkataan gue sambil menggoyang-goyangkan tiket di hadapan wajah gue.Gue beralih menatap Mila dengan kesal dan dibalas pelototan darinya. Lah kok jadi dia yang marah. Baru aja gue mau buka mulut untuk menjawab Mila, Rion keburu ngomong duluan.
"Gue gak mau!!" Rion yang menjawab pertanyaan Mila. Semua orang. Minus Nata yang terus menunduk. Mereka menatap Rion dengan tatapan bingung dan meremehkan.
"Siapa juga yang ngajak lo! Gue tuh nawarin Vey bukan elo!" seru Mila sarkas. Dalam hati gue mengutuk Mila yang bicaranya gak bisa dikontrol ya walaupun gue lagi sebel sama Rion tapi gue gak tega juga denger ucapan Mila.
"Ikut aja Vey. Sayang ntar tu tiket hangus satu. Si Nata gak ikut karna dia penakut" ucap Vio menambahkan. Gue menatap mereka bergantian lalu menatap Rion yang menggeleng pelan.
"Tapi tadi gue udah ma.."
"Udahlah ayuk ikut, Rion bisa nunggu disini sama Nata" ucap Vio memotong perkataan gue. Baru aja gue mau protes lagi, Mila dan Vio keburu menarik kedua tangan gue untuk mengikutinya memasuki rumah hantu diikuti Bian dari belakang. Meninggalkan Rion dan Nata berdua. Gue pasrah aja ditarik sama mereka lagian, waktu tadi gue main sama Rion gue gak menikmati wahana nya.
"Vey bengong aja! Ayo masuk!" ajak Mila yang udah berada di ambang pintu rumah hantu bersama Vio. Gue tersadar dari lamunan lalu melirik Bian yang berada di belakang gue
"Eh iya..Mil tungguin" ucap gue entah kedengeran atau enggak karna mereka udah masuk duluan.
Gue pun masuk dengan hati deg-degan. Entah perasaan gue aja atau emang tempatnya horor sih. Perasaan tadi pas gue masuk sama Rion suasananya gak gini-gini amat deh. Gue berjalan perlahan dalam kegelapan. Mata boneka horor yang menggantung di langit-langit serasa menusuk apalagi ditambah suara-suara yang ditumbulin dari efek audio semakin membuat suasana semakin mencekam. Apalagi gue sendirian. Ralat. Gue gak sendirian. Ada beberapa orang lagi yang juga berada disini tapi dengan peran yang berbeda. Kalo gue sebagai pengunjung, mereka sebagai penghuni.
"Mila! Vio!!" gue berteriak dalam kegelapan mencari keberadaan Mila dan Vio yang dengan seenak jidatnya ningalin gue sendiri.
"Milaa!! Tungguin ihh lo dimana!" teriak gue mulai panik sambil menggapai-gapai udara kosong. Suara cekikikan disusul bayangan putih yang melintas semakin membuat gue ketakutan. Kedua tangan gue meraba-raba ruang kosong yang ada untuk mencari dinding yang ada saklar lampu nya. Elah. Di dalem rumah hantu mana ada saklar. Gue merutuk lalu kembali meraba-raba. Gue berhenti melangkah saat mendengar suara deru nafas sesorang dan suara langkah kaki yang semakin mendekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/120962180-288-k145117.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Troublemaker ✅
Dla nastolatków[REVISI SETELAH TAMAT] "Gue gak bisa buka hati gue, karena kuncinya masih ada di Sammy" ~Veronica Diandra Rhuisell "Gue akan masuk ke hati lo dan menetap disana sekalipun gue harus mendobraknya dari luar" ~Fabian Zevano ~20-03-18