CHAPTER 44 [KEDATANGAN PAPA]

6K 288 25
                                    

Jangan lupa Votmentnya yahhh 😂😂😘😘

"Dimalam yang dingin dan gelap sepi,.. Benakku melayang pada bintang-bintang....

Terlalu manis untuk dilupakan..kenangan yang indah bersamamu tinggalah mimpi...

Terlalu manis untuk dilupakaan....walau kita memang tak saling cinta takan terjadi~..."

Bang Rifky menggenjreng gitarnya pelan begitu lagu terlalu manis yang dibawakan oleh Slank dan dinyanyikan olehnya berakhir.

"Ah bang, lu bikin gue gagal move on tau!" ucap gue dramatis.

"Anjir sori lah, gue niatnya sih hibur lo." ucap bang Rifky.

"Lu baperan banget sih Vey." ucap Mila yang berada di samping gue.

"Tau tuh" sambung Vio.

"Anjir diantara kalian gak ada gitu yang mengerti gue? Sedih deh dedek." ucap gue mendramatisir keadaan dengan menyentuh dada dan menampilkan ekspresi kesakitan.

"Lebay lo lebay!" ucap ketiganya kompak sambil melempari gue dengan kulit kacang sampai salah satunya masuk kedalam mulut saat gue mau ngomong.

"Cuih! Asin bang kayak keringet tukang becak." ucap gue sambil mengelap mulut pake lengan seragam.

"Emang lo pernah ngerasain keringet tukang becak?"

"Kagak!"

"Hahahahaha"

Brak..

"Nih kacang pesenan lo. Gak bisa ya kalo bolos gausah libatin gue?"

Bian dateng sambil ngelempar kantong kresek berisi cemilan dan beberapa minuman ke atas meja. Kami kompak nyengir tanpa dosa.

Seperti kata Bian tadi, gue emang bolos dari jam pertama. Dan tumbenan banget mereka ngikut gue. Kalo Bian sih tadi dia nanya gue dimana, dan nyusul kesini. Sekalian aja kami nitip camilan. Karena kami gak bolos di kantin. Tapi di belakang parkiran khusus mobil guru. Disini ada bangku dan meja tepat di bawah pohon mangga. Jadi rada adem. Tempatnya juga strategis. Jauh dari ruang guru dan deket sama gedung anak kelas dua belas. Jadi semisal ada guru yang lewat kami tinggal lari ke gedung kelas dua belas.

"Sans dong Bi, 'kan lo yang bilang mau nyusulin gue." ucap gue sambil membuka segel air mineral lalu meneguknya.

"Iya Bi, berapa? Biar gue bayar." ucap bang Rifky seraya mengeluarkan dompetnya.

"Gausah bang. Gue ikhlas." ucap Bian.

"Alhamdulillah rezeki anak soleh." ucap bang Rifky sambil menciumi dompetnya dan memasukkannya kembali ke saku celana. Gue melemparnya dengan kulit kacang dan mengenai matanya.

"Receh banget si lu bang, gak bisa gitu nolak dikit, kelihatan banget kere nya."
Ucap Mila sewot.

"Ck udah-udah, gue abisin baru tau rasa lo!" ucap Vio.

"Jangan dong sayang." ucap bang Rifky menatap Vio dengan tatapan penuh cinta. Pen muntah deh gue.

"Yaudah gue balik ke kelas deh. Udah terlalu lama gue izin." ucap Bian. Hendak pergi tapi gue narik tangannya.

I'm Troublemaker ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang