"Kalo kita juga harus LDR,.. Apa lo mau?" tanya Bian dengan ekspresi lempengnya. Gak ada emosi yang bisa gue baca dari raut wajahnya bahkan tatapan matanya.
"Maksud lo?" tanya gue dengan kening berkerut.
Bian tersenyum tipis seraya berkata.
"Sekarang bukan waktu yang tepat buat bicarain masalah itu..."
"Hhhhhhh......"
Gue menghela nafas ketika kejadian dua minggu lalu kembali berputar di benak gue. Saat Bian nyinggung-nyinggung soal masalah LDR.
Saat Bian ngomong masalah itu, sumpah gue jadi kepikiran banget. Gue takut banget kalo Bian serius sama ucapannya waktu itu. Tapi moga aja itu cuma becanda karena gue duluan yang ngungkit masalah LDRnya Mila sama Vio.
"Huahhhh demi apapun gue gak mau LDR sama Bian!! Titik! Gue gak mau!"
Teriak gue sambil gebrak-gebrak meja dihadapan gue."Huh kesel banget gue." ucap gue sambil mengedarkan pandangan pada sekeliling ruang lantai dua Rhui's Japanesse Restaurant.
Disini sepi banget. Iyasih karena emang cuma gue yang berada disini. Lantai dua ini gak banyak diisi sama meja dan kursi karena emang jarang ada yang makan di lantai dua. biasanya lantai ini disewa buat acara-acara penting yang sifatnya lebih privasi. Kayak ulang tahun, rapat, dan lainnya.
Hari ini lantai dua lagi free, dan gue manfaatin itu buat belajar bareng sama Bian sebagai persiapan buat Ujian Akhir Semester yang minggu depan bakal dilaksanain. Sebagai penentu apakah gue akan naik di kelas tiga SMA atau enggak.
Betewe Bian kemana sih? Ini udah mau jam tiga dan Bian belum nongol juga. Gue udah ajak dia buat pergi bareng tapi lagi-lagi urusan osis ternyata lebih penting. Huftt.
Yaudah deh, antisipasi kalo aja Bian gak dateng, mending gue belajar duluan aja. Gue pun membuka buku paket Kimia juga meraih pensil dan HVS untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku.
Gue masih fokus ngerjain soal ke-lima sampai tiba-tiba gue mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Gue mendongak dan mendapati Bian yang berjalan terburu-buru ke arah gue dengan buku-buku yang ada di kedua tangannya. Dan dia masih pake seragam sekolah.
"Lo belom sempet pulang ke rumah?" tanya gue yang dibalas Bian dengan senyuman.
"Belum, gue langsung dateng kesini sehabis rapat tadi." balas Bian mulai mengeluarkan peralatan belajarnya.
"Lo pasti belum makan, tunggu disini yah." ucap gue lalu bangkit dari duduk buat ngambilin Bian makan tapi tangan Bian menyekal tangan gue.
"Gausah repot-repot sayang." balas Bian. Gue menggeleng.
"Enggak kok." balas gue seraya melepaskan tangnnya lalu berjalan menuruni tangga buat ke dapur.
Tak lama kemudian, gue pun kembali dengan sebuah nampan berisi nasi goreng seafood kesukaan Bian dan beberapa cemilan lainnya. Hasil ngerampok dari mini kulkas tante Alin.
"Makan dulu," ucap gue seraya menaruh sepiring nasi goreng dan jus mangga serta hidangan lainnya di hadapan Bian.
"Makasi sayang," balas Bian lalu mulai menyuap makanannya. Sesekali juga dia nyuapin gue sampe nasi goreng di piring tandas.
![](https://img.wattpad.com/cover/120962180-288-k145117.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Troublemaker ✅
Ficção Adolescente[REVISI SETELAH TAMAT] "Gue gak bisa buka hati gue, karena kuncinya masih ada di Sammy" ~Veronica Diandra Rhuisell "Gue akan masuk ke hati lo dan menetap disana sekalipun gue harus mendobraknya dari luar" ~Fabian Zevano ~20-03-18