[19] Monster

36.2K 865 13
                                    

BIJAKLAH MEMILIH BACAAN🔥

🍗🍗HAPPY READING🐥

•••••••••••••••

Ting nong!

"Ya! Kuyakini 100% orang itu tidak lebih dari Rani."

Joy bangun dari istirahatnya sebentar itu kemudian menuju lantai 1 untuk membukakan pintu.

Terkejut.

Ia terkejut dengan wanita di depannya.

Wanita itu berbalik kemudian juga terkejut melihat Joy. Wajahnya juga langsung pucat dan memerah seperti wajah-wajah seorang kekasih gelap yang ketahuan dengan istrinya.

"A-apa benar ini rumah Alan?"

"Wanita ini kah?"

Joy nampak ragu namun menganggukkan kepalanya. "Ya. Ini kediaman Tuan Alex."

"Maaf bisa aku ketemu dengannya?"

Joy menatap wanita di depannya dengan flat face. Keraguannya pudar ketika ia tahu wanita di depannya adalah jejeran wanita wanita yang bermain di bawah Alex.

"Silahkan masuk ke kamarnya di lantai 2 sebelah kanan."

"Ba-baiklah. Terimakasih nona."

Wanita itu tersenyum di akhir kalimat kemudian dengan sopannya seolah-olah ia berkata lewat tatapannya 'aku duluan ya'

"Benarkah dia?"

Joy menggelengkan kepala dan sadar kalau dirinya sudah bersikap terlalu jauh untuk masuk ke kehidupan Alex.

"Ingat hanya 5 tahun dan sekarang aku baru sekitar 3 minggu," ucapnya lalu menghela nafas kasar.

Joy lalu pergi ke dapur dan mengeluarkan alat memasaknya.

Ia pun memulai aksi memasaknya yang turun dari sang bunda panti.
••••••••••••••

Wanita itu menaiki tangga dengan langkah hati hati lalu tiba di lantai dua.

"Di sebelah kanan? Ohh apakah ini kamarnya?"

Wanita itu ingin masuk ke kamar milik Alex namun kamar yang di tempati Joy lebih menarik perhatian.

Wanita itu membuka pelan pintu kamar Joy dan melihat kamar itu bersih juga nuansanya sangat ke-feminim-an.

Wanita itu menutup rapat pintu itu kembali kemudian dengan gugup ia berdiri di depan pintu kamar Alex.

"Selesaikan dengannya! Lalu masa tahananmu aku kurangkan sebulan."

Wanita itu membuka kain baju di lengannya terdapat lebam yang sudah keunguan.

Wanita itu tersenyum kemudian masuk kedalam kamarnya Alex tanpa mengetuk sebelumnya.

"Alan?"

Srrr.. suara air mengalir dari shower terdengar jelas.

"Ohh apakah dia tengah mandi?"

Lama manunggu hingga wanita itu tertidur tapi tak lama ia tidur setelahnya Alex keluar dari kamar mandi dengan handuk halus yang membalut bagian perut kebawah. Dada bidangnya terlihat sangat kuat seperti para cogan yang punya Abs delapan pack.

Tes

Tes

Tess

Cucuran air dari rambut basah Alex mengenai wanita itu dan membangunkannya.

"Maaf aku tertidur."

Alex berubah dingin tak seperti saat percakapan di telefon.

"Kau tahu dia adalah monster. Jadi sebisa kau. Lukai dia di pipi. Itulah kesenanganku jika dia tergores sedikit saja."

"Kau nona di Hypermart?"

"Ya. Hei perkenalkan aku Clara." wanita itu mengulurkan tangannya.

Alex tak menggubris uluran tangan wanita yang terketahui namanya Clara itu.

Clara mencoba mencairkan suasana yang menurutnya sangat mencekam. Seperti kau berdiri diantara singa-singa kelaparan. Itulah yang dirasakan Clara saat ini.

"Cla kenapa kau mau menyetujui ucapanku di telefon?" tanya Alex. Ia membelakangi Clara dan membuka lemarinya.

"Jangan bilang itu karena ku!"

"Aku emm iseng."

"Iseng?" Alex bertanya karena sedikit curiga dengan sikap Clara.

Alex memasangkan kemeja yang nyaman di tubuhnya lalu memakai celana sedikit santai.

Alex memasangkan kemeja yang nyaman di tubuhnya lalu memakai celana sedikit santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex melakukannya tanpa malu jika ada seseorang di belakangnya.

"Jangan terpikat. Dia monster."

Kriett.. Alex menarik kursi dari meja riasnya.

Brak.. dan Alex meletakkan kursi itu di depan posisi duduknya Clara dan menatap sinis Clara.

"Jadi?"

Alex berbalik badan dan menaikkan alisnya.

"Emm aku hanya main kesini."

Alex berdiri dari duduknya di kursi itu kemudian menghampiri Clara dan mencengkram dagu milik Clara.

"Kau salah jika ingin bermain di kandang macan."

"Apa?"

"Mendesah untukku. Aku akan menguji desahanmu."

"A-apa?!"

"Haha kau kesini untuk menikmati malam dibawahku 'kan?"

"Ti-tidak."

"Cih. Pelacur."

"A-apa?!"

"Jika kau bukan pelacur apa tujuanmu kesini?!" tanya Alex kemudian dengan gerakan cepat ia mencekik Clara hingga tubuhnya jatuh pada kasur Alex.

"I..ya aku ing-in bermain denganmu."

"Haha berbelit! Tinggal bilang begitu saja susah."

"Maaf."
••••••••••••••

"Ahhh Alex.."

"Alan my name."

"Yeahh Alan fuck me!"
..

She's my slave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang