[18] Pria menyebalkan

38.5K 1K 11
                                    

BIJAKLAH MEMILIH BACAAN🔥

🍗🍗HAPPY READING🐥

•••••••••••••••••

Di dalam mobil. Hening. Hanya suara alunan musik klasik yang tersiar di radio mobil Alex.

Mereka sibuk dengan pikiran masing masing yang berkelana. Joy masih memikirkan dua kata manis yang terlontar dari mulut Alex dan menyambungkannya dengan rangakaian pemikiran tentang Alex.

"Tidak mungkin," ujar Joy pelan tapi telinga Alex menangkap kata pelan dari bibir Joy.

"Ada apa?" tanya Alex sembari matanya melirik Joy melalui kaca di depannya.

"Tidak." Joy menjawab dengan senyuman di akhir kata.

"Tadi di toko pakaian wanita kau belanja apa yang kusuruh?" tanya Alex.

Blush.. Joy memerah pipinya mengingat Alex memintanya tuk membeli sebuah lingerie.

"Ya.. hanya satu."

"Calvin klein ku tebak merk pakaian dalam yang kau beli? Haha."

"Ya." jawab Joy tanpa menoleh sedikit pun ke arah lawan bicaranya.

"Haha.."

"Kalau malu-malu seperti ini, kau terlihat menggemaskan," ujar Alex lalu seperti gerakan tanpa sadar, tangannya mengelus pucuk rambut milik Joy lalu mengacaknya pelan kemudian diakhiri tertawa ringan.

Perbuatan Alex membuat Joy diam di tempat seperti membeku. "A-Alex?"

"Ehemm.. ehemm." Alex berdehem untuk mencairkan suasana yang terlihat akward di sekitarkan akibat perbuatannya.

Alex menggantu channel radio yang lainnya lalu menyalakan mesin mobilnya kemudian mobilnya bergerak.
••••••••••••••••••••

Sampai. Alex memakirkan mobilnya di halaman parkiran mobil miliknya.

"Tolong masak, masakkan rumahan saja tidak usah terlalu mewah," ucap Alex sembari keluar dari mobil.

"Siapkan semuanya Fio," ucap Alex lalu meninggalkan Joy dan bagasi mobil terbuka menampilkan beberapa belanjaan miliknya dan belanjaan sayur-buah.

"Pria menyebalkan," umpat Joy namun Alex mendengarnya.

Alex hanya tersenyum sedikit tapi tetap berjalan.

"Bagaimana aku bisa membawanya? Ini sangat banyak. Padahal ini juga kebutuhannya mengapa dia berjalan begitu saja?" tanya Joy, percuma juga sih tak ada yang akan menanggapinya.
••••••••••••••••••

Alex memasuki kamarnya dan terlentang. Matanya terbuka menatap langit-langit kamarnya.

Ting!

Pesan masuk dari hanphonenya.

+628xxxx
Hei

Alex mengernyitkan dahi.

Ting!

Bunyi lagi dan dari pengirim yang sama.

+628xxx
Saya. Yang tadi.

Lagi lagi Alex mengernyitkan dahinya kembali.

Alex hanya membaca pesan itu tanpa berniat membalasnya lalu melemparkan ke segala arah.

Drrt..drtttt

Ponselnya bergetar. Alex mengambil kembali ponsel yang telah ia singkirkan lalu melihat layar ponsel tuk mengetahui siapa yang mengganggu siangnya.

+628xxxx is calling..

Alex mengangkat kemudian menekan loud speaker.

"Ya?"

"Hei.. ini saya yang tadi."

"Yang mana?"

"Hypermart."

Alex baru mengingat mbak mbak kasir yang menginginkan dirinya tuk di temani malamnya.

"Ooh, sorry."

"It's okay."

"Ada apa menelpon."

"Hanya mengetest aja."

"Okok."

"Emm.."

"Disitu alamat rumahku datanglah sore ini. Selesaikan sebelum pukul 7."

"Maksudmu?"

"Kau menginginkanku bukan?"

"Apa? Tidak haha. Aku hanya sedang berpikir dengan apa yang ku tulis."

Alex mencibir.

"Tifany!"

"Emhh ahhh ahh."

"Fuck ahh!"

"Shit! Ahh ahh aku sedang bertelp ah on."

Alex mengernyitkan dahinya.

"Aa.. su..sudah dulu ya."

Alex mengangkat bahunya acuh.
••••••••••••••••

"Lihat pria itu meninggalkan belanjaan yang cuk-kup berat. Hhhh." Joy menghela nafas beberapa kali pasalnya ia memegang kantung belanjaan di tangan kanan tiga sedangkan di kiri dua.

"Alex sialan!" umpatnya.

Joy bertatih tatih dalam berjalan kemudian meletakkan belanjaan sayur-buahnya ke meja dapur.

"Kenapa tangga ini banyak sekali anaknya?" tanya Joy kesal karena ia memegang belanjaan miliknya.

Akhirnya Joy membawa beberapa kantong satu persatu. Kantong belanjaan berisi buah, sayuran dan kebutuhan dapur ia letakkan di dapur. Sedangkan belanjaan miliknya ia letakkan di kamarnya.

Joy menaiki anak tangga satu persatu dan sampailah di kamarnya. Ia melihat dari celah pintu yang terbuka sedikit terdapat Alex sedang tersenyum sendiri dengan seseorang di telfon miliknya.

Joy menutup rapat rasa penasaran miliknya. Ia masuk ke dalam kamarnya. Berbaring dan membiarkan belanjaanya di lantai kamar.

Tok..tok..tok

Kriett.. pintu Joy terbuka sedikit menampilkan sebuah kepala. Alex.

"Hng ada apa?" tanya Joy.

"Kau bisa memulainya pukul 5 sore dan harus bisa selesai pukul 7," kata Alex penuh penekanan dikata 'harus'

"Satu lagi. Kalau ada yang menekan bel langsung ke kamarku bilang kepadanya."

Brak.. Alex menutup pintu secara asal mengakibatnya pintu tertutup kencang.

"Hhh kenapa pria itu sangat mengesalkan, hmm."
••••••••••••••••••

"Ahhh Alex.."

"Alan my name."

"Yeahh Alan fuck me!"

••••••••••••••••••

"Pacarmu?"

"My slave."

hi

She's my slave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang