[43] Change to Planning

13.6K 490 21
                                    

YANG NUNGGUIN CERITA INI SIAPA✋

YANG MAU HUJAT AUTHOR SIAPA✋ krn tiba tiba hiat

YANG MAU KANGEN" AN SAMA CERITA INI SIAPA✋

JANGAN LUPA VOTE, LIKE SAMA FOLLOW KARENA AUTHOR AKAN PRIVATE MULAI MINGGU DEPAN DI PART YANG ++ HAHA. DAN MAKASIH SEMUANYA.
SHE'S MY SLAVE AKAN TERBIT LAGI DI SETIAP KAMIS!!

VOTE/BISULAN

📍📍

"Bagaimana, menurutmu? tanya Jonathan, pria itu tersenyum. Senyumannya bukan senyuman biasa.

Joy memperhatikan lagi tempat yang ditunjuk Jonathan dan mendiskusikannnya dengan otak kanannya.

"Kita tidak bisa langsung masuk begitu saja, bukan?" tanya Jonathan mengambil alih pikiran Joy.

"Pukul berapa bazarnya?" tanya Joy.

"Pukul 21.00."

"Bagaimana, jika kita kembali saat itu?"

"Apa rencanamu?" tanya Jonathan dalam hatinya. Dia menatap Joy lebih seperti mengintimidasinya.

Joy menatap pandangan yang lain karna terlalu risih jika dipandang seolah mengintimiadasinya seperti tatapan Jonathan saat ini.

Jonathan tersenyum bukan ia lebih mirip menyunggingkan smirknya "Oke Deal. Aku akan menjemputmu lagi," jawab Jonathan lalu memberikan senyuman seolah itu senyuman khas miliknya.

Joy berbalik untuk menatap Jonathan "Terimakasih Jonathan," kata Joy, ia kembali menatap gedung yang di depan matanya. Gedung yang banyak keluar masuk orang orang dengan pakaian hitam dan juga badan yang kekar.

Terlihat seorang pria memasuki gedung itu, Joy tahu pria itu. Pria yang bisa disebut penghianat dibalik selimut.

Joy memicingkan matanya dan melihat pria itu bukan memakai kaus hitam yang biasa digunakan bodyguard selayaknya tetapi pria itu memakai jas cokelat dengan kerah ke atas.

"Ada apa?" tanya Jonathan sembari memutar stir mobilnya untuk berbalik.

Joy hanya menggelengkan kepalanya lalu menatap kembali pandangan di depannya.
..

"Sampai jumpa, aku akan menjemputmu lagi jam 8 lewat ya," ucap Jonathan dri balik jendela mobil yang terbuka.

"Hmm." Joy menganggukkan kepalanya lalu masuk kedalam penthousenya Alex.
..

Seorang pria yang bertelanjang dada dengan celana pendek terbaring di balik busa-busa bath up dan beberapa kali mengeluarkan nafasnya, terlihat jelas pria itu seperti banyak tekanan.

"Mengapa, kau masih membuatku berdebar hhh sial. Ini seperti bukan diriku," ujar pria itu dengan senyuman dan pikirannya melayang saat wanita yang mulai ia sukai itu ada di otaknya.

"Aku ingin dalam keadaan seperti ini saja. Aku ingin berpura-pura jadi orang lain saja, jika itu membuat kau stay," ujar pria itu dengan senyumannya. Senyuman yang tak pernah diketahui siapapun, baik ayahnya yang tak pernah diakuinya.

Kringggg

Telfon yang berada di kamar mandi berbunyi, pria itu mengangkatnya.

"..." (Kau menghancurkan hotel itu, Nathan?)

"Hmm."

"..." (Sudah bosan hidup ya?)

"Tidak. Iya."

She's my slave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang