[27] Matahari setelah Hujan

27.7K 929 8
                                    

Niatnya mau UP abis maghrib but😆😆 sorry ✌ Author lupa plus kuota abis. Pasti banyak yang bilang kalau Authornya She's my Slave Tuh suka ngibul kalau tentang Update-an cerita. No no no author gak bisa bohong orangnya kalau gak mendesak wkwkwk.

Ini aku persembahkan lima part sekaligus sebagai penutup She's my Slave  update semingu hahaha :<

Part ini di khususkan seorang yang sedang sedih Jalilah hey.. berpikirlah seperti Joy. Dia takkan mudah menyerah pada takdirnya dan terus bersemangat yaa💪

JANGAN LUPA VOTE!!!! BISULAN LOH KALO NGGAK.. BODO DEH HAHAHAHA😈

..

"Tahan yaa.." seorang pria baya dengan jas dokter terduduk di depan perempuan yang saat ini menahan perihnya rasa sakit lukanya dengan jarum suntik yang disuntikkan kepadanya untuk menahan rasa sakitnya saat dijahit. Obat bius sebut saja seperti itu.

"Siapa namamu?" tanya dokter itu sembari memfokuskan juga dengan pekerjaannya.

"Joy."

"Apa.. kau ada hubungan dengan Tuan A---"

"Tidak," jawab Joy dengan entengnya.

"Ahh ku kira kau kekasihnya. Karena tak pernah ku lihat dia membawa para wanitanya yang terluka kesini.. ke rumah sakit keluarga," ucap Dokter itu. Dokter itu walaupun umurnya yang sudah dimakan senja ia masih seperti pria berumur 20 tahunan.

"Apakah iya?"

"Hum."

"Ja..jadi aku nih yang pertama? Haha." Joy tertawa dengan keadaan bahunya yang masih dijahit oleh sang Dokter.

"Ku pikir begitu," jawab Dokter itu. Terlihat ada nada sendu di balik masker yang ia gunakan saat ini.

"Ada apa dok?"

"Tidaklah nak. Aku hanya teringat Tuan. Alex," jawab sang Dokter.

"Kenapa? Ada apa? Kau bisa ceritakan padaku. Aku janji akan menutup mulutku dan bukan bermaksudku untuk Kepo atau ingin tahu tapi mungkin saja jika kau menceritakan sedikit masalahmu.. bebanmu sedikir terangkat. Trust me," ujar Joy kemudian tersenyum.

"Yaa.. ibunya meninggal pasca operasi pengangkatan tumor dan benar dugaannya jika meninggalnya ibunya bukan karena takdir Tuhan melainkan karena kesalahan teknis alat Rumah Sakit," jawab Dokter itu.

"Nak.. aku mempercepat kematian ibunya," ujar Dokter itu.

"Dok atau pak yaa apalah itu.. kematian seseorang bukan kau atau Alex yang mengatur tetapi Tuhanlah yang merancang atau menyusunnya bagaimana ia akan menutup mata seseorang itu selamanya semua kembali kepada-Nya," ucap Joy kemudian tersenyum lagi membuat hati siapapun tenang karena melihat senyum bagaikan matahari yang terbit saat huja  turun.

"Setidaknya aku berharap ia baik-baik saja. Itu saja."

"Kalau boleh tahu.. apakah kau ay---"

"Bukan. Aku pamannya dan aku Dokter pribadi di Rumah Sakit keluarga ini."

"Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja nak.. pastikan Alex tidak kenapa-napa dan jagalah dia selamanya."

"Terkadang semuanya terlihat baik-baik saja jika kita melontarkan sebuah senyuman dan berharap akan baik-baik saja namun nyatanya semua masalah yang berharap hilang dengan senyuman itu takkan berujung baik karena senyuman itu hanya sekedar topeng belaka tuk menutupi kesedihan dihati kita," ujar Joy sembari memandang langit-langit rumah sakit itu.

She's my slave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang