[22] Kekuasaan Alex

38.5K 962 17
                                    

⚠BIJAKLAH MEMILIH BACAAN🔥

🍗🍗HAPPY READING🐥

⚠⚠ ADEGAN 18+, BOCIL DILARANG BACA⚠

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥°°°


Joy turun ke lantai bawah lebih tepatnya ke ruang tamun dimana ada pria tadi dan ada beberapa orang yang ia lihat sewaktu acara perlelangan.

"Nona jadi bagaimana?"

"Ahh u.. um tuan. Alan sedang berganti baju dan beliau akan turun sebentar lagi."

"Kau setiap waktu selalu cantik Joy."

Joy menengokkan kepala dan mendapati Julyan di depannya sekitar beberapa langkah.

"Owowww July. Hei. Apa kabar." Joy dengan senang sampai menepuk bahu Julyan yang berjas santai itu.

"Bukankah kurang sopan nona jika kau seperti seorang antar teman dibanding dengan majikan dan pembantu?" tanya seorang pria yang awal awal agak sinis kepada Joy yang menanyakan dimana Alex.

"Sudahlah Ian. Joy sudah seperti temanku. Yakan Joy?"

"E-eh panggil aku Fio."

"Nama yang berbeda tapi artinya tetap sama cantik."
°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Alex mengenakan kemeja putih dengan celana bahan hitam santai.

Alex bukan seperti orang kantoran melainkan orang yaa orang tapi kelakuan seenak jidatnya.

Alex bukan seperti orang kantoran melainkan orang yaa orang tapi kelakuan seenak jidatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex berjalan menuju lantai bawah. Ia menggulung kemeja panjangnya sampai siku.

"Brengsek wanita gila itu."

"Sangat sial." Alex berhenti pada pinggiran tangga dan memegang kuat besi pinggiran tangga tersebut.

"Kuyakini dalangnya ada di antara manusia-manusia ini." Alex mengeratkan genggamannya pada besi pinggiran tangga itu hingga urat-uratnya muncul.

Ia membiarkan manusia-manusia dibawah kekuasaannya itu sedikit santai karena yang akan dibahasnya akan membuat ketenangan mereka sedikit terguncang.

Ia juga melihat seorang musuh berkedok teman menghampiri Fionanya? What Fionanya? Sungguh gila pikirannya seperti itu.

"Sialan Fiona kau sudah ngelunjak rupanya hmm. Kau perlu tau posisi mu sayang," ucap Alex sembari berjalan cepat menuruni tangganya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Ehem."

Alex datang dan memeberentikan kedua pasang lawan jenis di depannya yang tengah tertawa bahagia ala sinetron drama korea.

"Hai Alan. Long time no see."

"Balik ke tempatmu sebelum aku yang mandaprat kau."

"Oh hoo santai Alan. Kenapa jika berbicara denganku kau terlihat emosian? Haha santailah dengan ku sekali kali dan lupakan aku saudara Josh. Ketahuilah kami berbeda," ucap July dengan sedikit nada meremehkan.

Alex berjalan satu langkah mendekat ke telinga July dan membisiki sesuatu ke telinga July "Kau. Apakau juga dalang dari semua kedatangan jalang sialan itu? Secara kau adalah sepupu sekaligus assisten pribadinya, hmm?" tanya Alex dan membuat tubuh lawan bicaranya sedikit menegang namun merilexan kembali.

"Racun ini bisa membuat lawan terbisu sebentar."

"Kau bisa menggunakan kesempatan itu."

"Jangan sampai gagal Cla. Kau tau racun ini tak sebanding dengan hargamu."

"Sudahlah Tin.. ku yakini Cla kita ini mampu haha."

July tersenyum ramah. Entah itu fake atau real tapi sungguh membedakan orang yang fake dan real itu susah tapi tidak bagi Alex. Ia mampu membaca guratan urat di wajah lawan bicaranya. Itulah kemampuan dalamnya. Maka dari itu banyak orang yang disekitarnya yang awalnya menjadi teman kini dengan tak perlu sembunyi sembunyi menjadi musuhnya.

Bukan dari jauh jauh orang yang kini menjadi musuhnya. Orang yang di depannya. Julyan Smith. Senyumannya yang ramah pada semuanya adalah penutup kekejaman saudaranya Josh Martin Smith. Kata Alex mengenai Smith Familly adalah kekejaman yang tiada tara. Well kenapa dia bilang gitu. Jika dia adalah penggila wanita virgin jika, Josh takkan menyetubuhi wanita dia akan menyiksa wanita itu bahkan dengan segannya memotong kepala manusia dan dimasukkan kedalam toples. Terbukti kasus Sandoko yang hilang setelah ia mempunyai urusan masalah dengan Josh dan Julyan.

"Dan.. untuk kau sedang apa disini? Tidak lihat tamuku banyak? Layani mereka."

"Alex..." panggil suara seorang wanita. Ia berjalan ke arah Alex dengan klotak klotak suara heelsnya yang menyapa lantai.

"Aku merindukanmu." wanita itu menempelkan tubuhnya pada tubuh bidang Alex agar Alex merasakan rangsangan. Itulah tujuan wanita itu.

"Menjijikan," umpat July sebelum berbalik badan dan meninggalkan pemandangan senonoh yang sebetulnya sering ia lihat di rumah.

See u next part.

She's my slave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang