EMPAT

133 19 0
                                    

BAB 04
[I Don't Care]

"Bye, Baba!" lambai Justin pada mobil baba-nya yang kian lama kian menjauh.

"Woaa!" Refleks, saat berbalik, Justin melihat seorang perempuan. Tepat di depan hidungnya, membuat ia mundur ke belakang dan tidak sengaja memukul perempuan itu—

"Eh?"

—tapi kok tembus?

Justin berdiri tegak, menatap perempuan di depannya dengan alis mengkerut bingung. "Siapa kau? Eh, bukankah kau perempuan yang kemarin?" tanyanya sambil mengerjap-ngerjapkan mata. Tangannya kembali mendekat ke perempuan itu dan mencoba menyentuhnya. Tapi tidak bisa. "Kau beneran hantu?"

Perempuan–atau harus kusebut hantu perempuan?–itu tampak terkejut, balik menatap Justin. "Kau bisa melihatku?"

Refleks, Justin mengangguk. "Aku bisa melihatmu," katanya.

"Tapi kemarin kau tidak bisa melihatku setelah teman-temanmu datang."

"Benarkah? Kukira kau sudah pergi," ucap Justin sama bingungnya.

Hantu perempuan itu mengangkat bahu dan mengikuti Justin yang kini memasuki kawasan sekolah. "Kau sungguhan bisa melihatku?" tanya hantu itu lagi, menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Justin.

Justin menghela napas. "Kalau aku tidak bisa melihatmu, sejak tadi aku mengobrol dengan siapa?"

"Oh, iya ya?"

"Terserah lah," ucap Justin final lalu melihat hantu di sampingnya. "Omong-omong, siapa namamu?"

"Namaku Wang Miaoyin," jawab hantu itu, Miaoyin dan menoleh ke arah Justin yang juga melihatnya. "Namamu—em… sepertinya aku pernah mendengar orang lain memanggilmu Justin…? Atau Minghao, ya?"

Justin menatap hantu di depannya yang saat ini kebingungan, lalu terkekeh geli. "Namaku Huang Minghao, tapi sejak kecil dipanggil Justin," jawabnya.

Tadinya tangan jahil Justin ingin mengacak rambut Miaoyin, tapi dia sadar kalau ia menyentuhnya, kejadian awal tadi–tembus–akan terulang. Maka dari itu, ia hanya tertawa kecil sambil berkata 'bodoh' dalam hati.

Kasihanlah Justin dan tangan jahilnya.

"Eh?" Miaoyin yang tadi sudah menghadap depan kini kembali melihat Justin. Hantu itu berpindah berjalan di depan Justin dengan berjalan mundur, tidak peduli kalau ia akan menabrak seseorang. Toh, ia adalah hantu sekarang. "Kenapa kau dipanggil Justin? Nama aslimu dan panggilanmu sama sekali tidak nyambung."

"Tidak tau." Justin mengangkat bahu. "Sejak kecil aku suka dengan nama Justin, jadi memaksa siapapun untuk memanggilku Justin," balasnya.

Sekarang Miaoyin tertawa, matanya menyipit. "Kau unik. Semasa aku hidup sampai tidak seperti sekarang, aku baru bertemu orang yang lucu seperti dirimu."

Dapat Justin rasakan pipinya memanas.

Hei, Miaoyin itu hantu… tapi mengapa bisa membuat pipi Justin memerah?

"Berhenti tertawa," ucap Justin menutupi wajahnya.

Miaoyin masih tertawa dan bertanya, "Memangnya kenapa? Kau lucu, tau."

Justin tidak tau kalau melihat hantu ternyata semenyenangkan ini. Dari film atau cerita yang ia baca, hantu selalu terlihat menyeramkan—ya walaupun ada juga hantu yang seperti Miaoyin. Justin kira, melihat hantu itu akan membuatnya stres, tapi tidak juga.

Justin cukup senang mengenal hantu seperti Miaoyin.

"Eum… Justin?" panggil Miaoyin, kali ini nadanya terdengar serius. Justin melihatnya dan menunggunya melanjutkan ucapan. "Apa kau tidak malu bisa melihat hantu? Orang-orang sejak tadi melihatmu, tau. Aku takut kau dijauhi atau diomongin di belakang karena bicara sendiri."

Sadar, Justin melihat sekeliling dan mendapati siswa-siswi sekolahnya yang sedang memperhatikannya. Dengan berbagai macam emosi.

Tapi Justin tidak mau peduli.

"Aku tidak mau peduli. Aku tidak butuh komentar orang lain untuk tetap hidup. Aku juga tidak peduli jika dijauhi karena aku punya teman-teman yang benar-benar teman untukku."

Miaoyin terdiam. Masih menunggu Justin bicara.

"Lagi pula aku senang mengobrol denganmu walaupun kau hantu. Hehe," lanjut Justin malu-malu.

Miaoyin tersenyum. "Justin," panggilnya lagi setelah mereka terdiam beberapa detik.

"Hm?"

Menunduk ke bawah selama beberapa detik, Miaoyin kembali melihat Justin. "Apakah kau mau membantuku?"

"Membantu apa?"

Tepat setelah Justin bertanya, bel tanda pelajaran pertama akan segera dimulai berbunyi.

Justin panik. Laki-laki itu melihat jam tangannya dan terlihat buru-buru. "Maaf, Miaoyin, kita lanjut saat pulang sekolah, ya. Laoshi yang mengajar kelasku sekarang sangat galak. Bye!"

Dan Justin meninggalkan Miaoyin.

Saat hantu itu berbalik untuk kembali ke tempat biasa ia berada, tidak sengaja hantu itu melihat layar ponsel salah satu siswa yang sedang berjalan menuju kelasnya. Saat itu juga, ia merasa akan ada sesuatu yang tidak diinginkan tentang pertemanannya dengan Justin.

Justin, Huang Minghao terlihat berbicara sendiri. Apa yang bisa ia lihat tapi orang lain tidak bisa melihat?[]

a.n
hai! ada yang nungguin cerita ini update nggak? kalo ada, maaf ya karena beberapa hari ini ada kendala sehingga nggak bisa update:)

2018 June 20

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang