SEMBILAN

96 18 0
                                    

BAB 09
[Gaduh]

"CHENGCHENG! FAN CHENGCHENG!"

Omong-omong, ini akhir pekan.

Dan pagi-pagi buta, pula.

Tapi Justin sudah ada di depan rumah Chengcheng yang berada di samping rumahnya, menggedor-gedor pintu padahal ada bel tepat di sampingnya, dan jangan lupakan teriakan melengkingnya yang mengganggu kenyamanan siapapun di pagi hari.

Di belakangnya ada tiga orang yang menatapnya dengan pandangan, 'maklumi anak kecil'. Yaitu Zhengting, Xukun, dan Liyan.

Xukun dan Liyan juga bernasib sama seperti Chengcheng. Pagi mereka direcoki laki-laki itu dan dipaksa untuk ikut ke rumah Chengcheng. Mau main katanya.

Padahal biasanya main-main tidak pernah mengajak.

Sedangkan Zhengting, ia sedang jadi babysitter Justin sehari atau dua hari ke depan. Orangtua Justin memang sering berpergian dengan alasan pekerjaan dan menitipkan anak sematawayangnya itu kalau tidak di rumah Chengcheng ya di rumah Zhengting.

"Fan Chengcheng! Yuhuuuuu." Justin masih asyik berteriak-teriak, mengganggu tetangga yang lain juga karena ia terlalu berisik.

Tapi ini sudah biasa.

Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita yang hampir terpukul oleh Justin karena laki-laki itu terlalu bersemangat menggedor pintu.

Mama Chengcheng yang membuka pintu menatap Justin dengan senyum segaris. Bersikap layaknya ini sudah biasa–walau memang sudah biasa–terjadi di rumahnya.

"Iya, ada apa, Justin?" tanyanya dengan suara selembut mungkin.

Sedangkan Justin menyengir ketika sadar sepertinya ia mengganggu, dilarikan tangannya ke belakang tengkuk dan mengusapnya. Tidak enak. "Chengcheng ada, Tante?" tanyanya, tidak lupa celingak-celinguk melihat ke dalam.

Mama Chengcheng melihatnya, kali ini gemas dengan tingkah Justin. "Chengcheng masih tidur. Kalian masuklah, sekalian bangunin anak itu juga tidak apa-apa."

Mama Chengcheng memasang senyum miring, sedangkan Justin tersenyum lebar dan berjalan menuju kamar Chengcheng.

Tiga lainnya masuk dan duduk di ruang tamu bersama Mama Chengcheng.

"Orangtua Justin pergi lagi?" tanya Mama Chengcheng pada Zhengting yang duduk di depannya.

Zhengting mengangguk sambil tersenyum sopan. "Iya," jawabnya.

Wanita itu mengangguk dan melihat ke arah Xukun yang diam saja. "Kau akhir-akhir ini jarang kelihatan, Xukun. Pulang ke rumah orangtuamu?"

Yang ditanya menggeleng, memasang senyum juga. "Tidak, Tante. Cuma sibuk saja akhir-akhir ini sama kuliah dan kerja."

"Pasti kau kelelahan sekali, ya, coba lihat saja kantung matamu," komentar wanita itu saat melihat kantung mata Xukun. Sedangkan yang dikomentari tertawa canggung. "Jangan terlalu memaksakan dirimu sendiri, tidak baik untuk kesehatan."

Xukun merespon dengan kata 'baiklah'.

"Oh iya, Liyan, kau makin manis saja. Pantas anakku jadi suka." Mama Chengcheng tertawa dengan ucapannya sendiri.

Liyan tidak tau lagi bagaimana wajahnya sekarang. Perempuan itu benar-benar malu.

Tapi kalau dipikir-pikir, banyak yang berkata mengenai Chengcheng yang menyukainya, dan bisa ia lihat sendiri dari gerak tubuh atau ucapan Chengcheng.

Yang jadi masalah, Chengcheng itu sama kekanakan dan labil seperti Justin. Bisa jadi kan hanya sebatas 'suka' yang ternyata seperti suka kakak dengan adik, cuma disalah artikan oleh Chengcheng.

Maka dari itu, Liyan juga tidak tau apa ia menyukai Chengcheng atau tidak.[]

a.n
maaf ya, kalau sekiranya ke depannya cerita ini bakal jarang up. tapi bakal aku usahain untuk up setiap hari!

sekali lagi, terima kasih sudah mau membaca dan mendukung cerita ini!

2018 June 30

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang