SEPULUH

80 15 0
                                    

BAB 10
[Lebih Gaduh]

Pintu kamar itu menjeblak terbuka dengan sang pelaku yang langsung lari ke dalam dan memukul dengan brutal sosok yang masih berbaring di balik selimut.

"OI FAN CHENGCHEEENG. BANGUUUN!" Justin menarik paksa selimut yang membungkus Chengcheng, membuat dirinya terpental ke lantai karena terlalu kuat dan alisnya mengkerut heran melihat Chengcheng yang seperti tidak merasa apa-apa padahal Justin sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk membangunkan laki-laki malas itu.

Justin yang terduduk bangun, berjalan ke arah ranjang Chengcheng, lalu menunduk. Ia mendekatkan tangannya ke wajah Chengcheng sambil menghitung dalam hati.

Satu…, dua…, tiga… kau akan menyesal, Fan Chengcheng!

"ADUH!"

Berhasil! teriak Justin dalam hati, ia memasang senyum kemenangan saat melihat Chengcheng yang langsung bangun setelah sehelai rambutnya dicabut oleh Justin.

"Makanya bangun, Tukang Tidur," kata Justin mengejek. "Ayoook jalan-jalan!"

Chengcheng yang baru terbangun merasakan pusing di kepalanya, kemudian menatap balik Justin. Chengcheng meraba-raba ranjangnya dan mengambil bantalnya, mengangkat benda itu dan melemparnya ke arah Justin—yang tepat mengenai wajah laki-laki yang dua tahun lebih muda dari Chengcheng, hingga Justin hampir kehilangan keseimbangan.

"Aku ngantuk. Jangan ganggu," perintah Chengcheng yang kemudian kembali berbaring dan menjadikan guling sebagai bantalnya. "Sana pergi dengan yang lain. Sana, sana!"

Justin menatapnya datar. Ada rencana lain yang sudah ia siapkan di kepalanya. "Zhengting-ge, Kunkun-ge, sama Liyan-jie udah nunggu lama-lama pasti kecewa ya ternyata Fan Chengcheng tidak bangun," ujarnya dengan nada kecewa yang dibuat-buat.

Chengcheng membuka matanya, tapi belum merespon—karena demi apapun! Ini akhir pekan yang ingin ia habiskan dengan bermalas-malasan.

"Bye, Fan Chengcheng," seru Justin dan langkah kakinya yang mau keluar dari kamar Chengcheng terdengar. "Semua, Chengcheng tidak jad—"

"—aku ikut. Tunggu," potong Chengcheng yang tiba-tiba sudah duduk di pinggir ranjangnya, menguap sambil mengucek mata. Kemudian ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Dengan senyum kemenangan Justin berbalik dan berjalan menuju ranjang Chengcheng, lalu duduk di atasnya. "Hei, Fan Chengcheng ak—"

"Panggil aku Gege, Justin. Panggil aku Gege," kata Chengcheng tidak terlalu menanggapi dan berhenti di depan pintu kamar mandi yang ada di kamarnya.

Sedangkan Justin menggeleng. "Malas," balasnya sambil bersedekap. "Oh iya, aku ingin bertanya. Kau mengenal Wang Miaoyin?"

Chengcheng diam di tempatnya, tidak menanggapi sampai-sampai membuat Justin gerah karena tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaannya.

"Hoi!" seru Justin menghancurkan lamunan Chengcheng atas pertanyaan Justin tadi.

"Apa?" tanya Chengcheng tanpa rasa bersalah, menatap polos ke arah Justin yang kini membanting dirinya ke atas ranjang. "Ya sudah kalau tidak ada pertanyaan, silakan keluar."

Mencibir, Justin kembali duduk dan dengan nada kesal kembali mengulang pertanyaannya. "Fan Chengcheng gege-ku yang terhormat…."

Sebenarnya Chengcheng tau apa yang Justin akan tanyakan—tadi kan dia sudah mendengar. Toh, ia juga yakin kalau Justin tau jawaban dari pertanyaan yang ia ajukan sendiri.

Tapi ia tidak tau apa alasan Justin bertanya padanya.

"…apa kau mengenal Wang Miaoyin?" tanya Justin. "Hei! Jangan bengong lagi. Astaga!"

Chengcheng mendengus mendengar seruan heboh Justin. Ia dari tadi berpikir apa orang-orang rumah tidak ada yang mendengar teriakan bocah nakal itu?

Pasti semua orang mendengar, lagi pula pintu kamarnya juga terbuka lebar.

"Kau bertemu Miaoyin, ya?" Chengcheng malah balik bertanya, lalu nyengir tidak bersalah saat Justin sudah ingin melemparnya dengan guling.

Lagian untuk apa Justin bertanya kalau ia tidak bertemu Miaoyin?

Bodoh.

"Ya, ya, Miaoyin temanku. Apa yang ingin kamu ketahui?"

Siapapun akan tau kalau Chengcheng tidak suka membicarakan hal ini, benar-benar jelas dari nada bicara dan raut mukanya.

"Eum… aku tidak tau boleh menanyakan hal ini atau tidak, tapi… kapan dan kenapa tepatnya Miaoyin meninggal?"

Chengcheng diam. Tatapannya lurus ke depan dan mengingat-ingat hari terakhir ia dapat melihat temannya itu.

"Lima bulan sebelum tahun ajaran baru, tertabrak mobil di depan sekolah."[]

2018 July 02

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang