#17 Khawatir [Bagian 2]

1.8K 230 23
                                    

Rose dan Luhan sekarang duduk di bangku taman yang jaraknya tak jauh dari restoran.

"Kak Luhan mau ngomong penting apa?" Tanya Rose membuka percakapan.

"Jadi begini Astuti, tadi pagi ada seorang Pria paruh baya datang ke kantor. Orang itu menunjukan sebuah majalah yang terdapat foto kamu, dia menyatakan bahwa orang yang berada di majalah itu bernama Rose dan Rose itu adalah anaknya." Ucap Luhan yang membuat Rose sedikit shock mendengarnya.

'Appa ke kantor nya Kak Luhan? Appa mencariku sampai ke kantor Kak Luhan.' Batin Rose.

"Dan orang itu bicara kalau anaknya kabur dari rumah sudah dua minggu lebih. Jadi apakah benar apa yang di ucapkan Orang itu kalau kamu itu Rose bukan Astuti?"

Rose tersentak mendengar pertanyaan Luhan, mungkin ini saatnya Rose menyatakan yang sesungguhnya kepada Luhan.

"Aku memang Rose bukan Astuti" jawab Rose dengan ragu-ragu.

"Jadi benar apa yang di bicarakan orang itu? Kenapa kamu melakukan semua ini?" Tanya Luhan.

"Aku melakukan ini gara-gara mau dijodohkan dengan orang yang ngga aku suka" ucap Rose seraya menunduk, Ia tidak kuat menatap wajah Luhan.

"Dijodohkan? Kenapa harus kabur dari rumah ? kenapa kamu tidak menolaknya saja? "

"Appa aku itu orang nya tidak bisa ditentang. Segala kemauannya harus di turuti termasuk kemauannya untuk menjodohkan aku, daripada aku menikah sama orang yang ngga aku suka lebih baik kabur dari rumah"

"Dan menjadi pembantu dirumah Sehun?" Tanya Luhan yang dibalas anggukan oleh Rose.

"Aku mohon sama kak Luhan jangan bicarakan hal ini sama orang-orang terlebih ke Sehun" ucap Rose dengan raut muka memelas.

Luhan menghela nafas panjang, ia lalu menggenggam tangan Rose untuk menenangkannya.

"Tenang aja aku ngga bakal bicarakan ke Sehun ataupun ke orang lain." Ucap Luhan seraya tersenyum.

"Oh ya mumpung ketemu sama kak Luhan aku juga mau tanya sesuatu" tanya Rose.

"Mau tanya apa?" Balas Luhan.

"Kenapa sudah seminggu ini Kak Luhan ngga ada kabar? Kasihan Sehun, dia kepikiran Kak Luhan terus."

"Hmm jadi gini, aku itu ngga ada kabar selama seminggu karena--" Luhan tiba-tiba memotong ucapannya.

"Karena apa?"

"Karena aku akan menikah " Rose terkejut mendengar ucapan Luhan.

"Lalu bagaimana dengan Sehun?" Tanya Rose.

"Aku sadar bahwa hubungan aku sama Sehun itu ngga sehat, jadi aku berfikir untuk hidup normal sebagai laki-laki dan menikahi seorang wanita. Aku juga ingin Sehun menjadi normal seperti laki-laki sesungguhnya. Ya, dengan memiliki hubungan dengan seorang wanita."

Rose mengangguk-angguk mengerti.
"Apakah Kak Luhan akan mengundang Sehun ke pernikahan kakak?"

"Tentunya, jadi aku mohon kamu jangan bilang dulu ke Sehun bahwa aku akan menikah. Biar aku saja yang bicara langsung ke Sehun"

Rose hanya mengangguk tanda ia mengiyakan ucapan Luhan.

"Ya udah kita pulang, kamu aku antar tapi ngga sampai di depan gerbang rumah Sehun ngga apa-apa kan"

"Engga apa-apa kok" ucap Rose.

"Hmm Kak aku mau ngomong satu lagi sebelum kita pulang" tambah Rose.

"Apa?"

"Tangan Kak Luhan masih genggam tangan aku, hehehe" Ucap Rose yang membuat Luhan sontak melepas genggaman tangan nya.

"Eh maaf." Luhan terkekeh

"Ayo pulang" Luhan dan Rose pun beranjak dari bangku taman lalu melangkah keluar dari taman menuju ke mobil Luhan yang di parkir di parkiran Restoran.

☀☀☀


Rose melangkah masuk kedalam rumah, didalam rumah terlihat sepi.

'Dimana Sehun?' Rose mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Sehun.

Rose mencari ke ruang tamu, sehun tidak berada disana, kemudian ia mencari Sehun di ruang makan dan sehun juga tidak berada disana. Rose pun mencari nya menuju dapur dan benar saja Sehun berada di sana.

"Hun lo lagi ngapain didapur?" Tanya Rose ketika melihat Sehun sedang sibuk melakukan sesuatu.

Rose terperanjak, ketika Sehun berbalik dan menodongnya dengan pisau.

"Hun lo mau ngapain? Lo mau bunuh diri? Sadar Hun." Ucap Rose dengan suara bergetar karna takut.

Sehun hanya menggeleng dan terus menodong pisau kearah Rose, Rose pun melangkah mundur secara perlahan.

"Terus lo mau bunuh gue gitu?" Tak terasa peluh membanjiri wajah Rose.

"Siapa juga yang mau bunuh diri, apa lagi mau bunuh lo." Ucapan Sehun membuat Rose bernafas lega.

"Lah terus kenapa tiba-tiba lo nodong pisau ke arah gue?"

"Gue lagi ngupas ni mangga muda tadi nemu di kulkas, gue nodong pisau itu maksudnya nyuruh lo buat gantian ngupas ni mangga. lo aja yang ngga peka"

"Astaga dragon, lo bikin gue jantungan aja"
"Ya udah ni gantian ngupas, kan lumayan mangga nya buat ngerujak" ucap Sehun.

"Eh emang nya lo darimana aja? Terus itu bungkusan apa isinya?" Tanya Sehun ketika melihat Rose menenteng sebuah bungkusan.

"Eh iya ini tadi gue beliin lo Chiken satu bucket"

"Tumben lo baik ma gue pake ngebeliin gue Chiken segala? Kemasukan angin apa lo?"

"Emangnya lo yang pelit merkidit"

"Terus lo dapet uang buat beli ni Chiken darimana?"

"Emangnya gue miskin banget apa? sampe ngga bisa beli Chiken. Inget yah gue bisa beli itu karna dapet duit dari jadi model dadakan"

"Ya udah jangan marah, ini gratis kan?"

Rose mengangguk meng iyakan, raut wajah Sehun pun langsung berubah menjadi bahagia.

"Ya udah gue makan dulu, selagi gue makan Lo lanjutin ngupas mangga nya"

Sehun melangkah dengan antusias menuju Ruang makan dengan membawa bungkusan berisi Fried Chiken.

"Jangan lupa buat sambel rujaknya juga. Beli bahan buat bikin sambel pake duit nya lo juga" seru Sehun dari arah ruang makan.

Rose menghelas nafas panjang seraya mengelus dadanya.
"Ada ya makhluk macam Sehun, gratisan aja langsung antusias" gerutu Rose.

"Tapi seneng juga lihat Sehun bahagia, daripada tadi kaya orang stress"
seulas senyum tanpa sadar merekah dikedua sudut pipi Rose.

☀☀☀

Holla Jangan Lupa VoMent yaw😊😊

ESCAPE [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang