Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan terang hingga menembus celah jendela kamar Sehun. Tetapi berbeda dengan Sehun, dengan masih mengunakan setelan jas hitam dan kemeja putih yang sudah berantakan, rambut yang acak-acakan, dan wajah yang kusut membuat dirinya terlihat sangat kacau.
Sehun menghembuskan nafas panjang, sebelum akhirnya bangkit dari tempat tidurnya. Tiba-tiba dia teringat dengan Rose, semalam dirinya telah bertindak kasar padanya. Perasaan bersalah muncul dibenak Sehun, bagaimana pun Sehun tetap mencintai wanita yang telah membohongi nya itu.
Dengan langkah gontai Sehun melangkah mendekati kamar Rose.
Kini Sehun berada didepan pintu kamar Rose, dirinya sempat ragu untuk membuka pintu kamar Rose. Tetapi dengan tekad bulat akhirnya Sehun memutuskan untuk membukanya.
'Ceklek' pintu kamar Rose terbuka. Sehun membuka dengan perlahan.
Bertapa terkejut nya Sehun ketika dirinya tidak mendapati Rose didalam kamarnya,
Sehun masuk lebih kedalam kamar Rose. Ia mengedarkan pandangannya, kamar Rose terlihat sangat berantakan, mulai dari lemari yang terbuka dan didalamnya sudah tidak ada lagi pakaian-pakaian Rose.Nafas Sehun memburu ketika melihat secarik kertas diatas nakas. Dengan cepat Sehun mengambil kertas tersebut dan membacanya.
'Dear Sehun-
Mungkin sekarang kamu sangat membenci ku karena telah membohongi mu selama ini.
Maaf kan aku. Aku tidak berniat membohongi mu, sungguh.Sekarang aku kembali ke rumah orang tua ku dan mungkin aku akan tetap di paksa untuk dinikahkan dengan Jinyoung oleh orang tua ku. Sekali lagi maaf kan aku telah menyakiti perasaan mu, dan asal kamu tahu aku sangat mencintai mu, aku tidak berbohong untuk kali ini.
Terima kasih atas semuanya.
Rose.-'
Sehun meremas kertas yang berisikan pesan dari Rose, tak terasa air matanya mengalir sejak tadi. Sehun memukul-mukul tembok untuk melampiaskan emosinya.
"Kenapa jadi begini Astuti." Ucap Sehun seraya tetap memukul-mukul tembok hingga tangannya terluka.
====== ☆ ESCAPE ☆ ======
'Ting tong ting tong' suara bel menggema diseluruh penjuru rumah.
Nampak Eomma Rose berlari untuk membuka kan pintu. "Iya sebentar." Ucap Eomma Rose seraya membuka pintu.
Bertapa terkejutnya Eomma Rose ketika melihat seseorang dibalik daun pintu.
"Eomma."
"Rose?" Tatap Eomma Rose tak percaya dengan seseorang didepannya yang ternyata Rose.
"Ini beneran Rose? anak Eomma?" Tanya Eomma Rose seraya memeluk erat anaknya. Senyum merekah mengembang di bibir Eomma Rosa.
"Eomma aku kangen" ucap Rose seraya membalas pelukan Eommanya."Appa kamu pasti senang lihat kamu kembali." Ucap Eomma Rose. Rose mengeleng-geleng pelan. "Eomma, Aku takut."
"Kenapa harus takut nak? Appa mu pasti senang, percaya pada Eomma" Ucap Eomma Rose, meyakinkan anaknya.
"Ayo masuk." Ajak Eomma Rose seraya melepas peluknya lalu mengandeng erat tangan Rose masuk kedalam rumah.
"Semuanya, Rose telah kembali." Teriak Eomma Rose menggema keseluruh ruangan hingga semua orang didalam rumah berkumpul menuju sumber suara.
"Rose?" Ucap Seorang pria paruh baya. Rose menelan ludahnya susah payah, Pria paruh baya itu berjalan mendekati Rose.
"Appa" ucap Rose dengan suara sedikit bergetar karena takut. Pria paruh baya itu adalah Appa Rose.
Appa Rose menatap lekat wajah anaknya, membuat Rose semakin takut. Ia, takut Appa nya akan marah padanya.
"Ini Rose." Ucap Appa Rose tidak percaya, ia kemudian memeluk Rose dengan erat.
Rose bernafas lega karena Appa nya tidak marah padanya."Dari mana saja kau Rose? Appa mencari-cari mu selama ini." Tanya Appa Rose seraya melepas pelukannya.
Rose nampak diam saja mendengar pertanyaan Appanya. Melihat anaknya terlihat kebingungan menjawab pertanyaan dari suaminya, Eomma Rose pun berinsiatif menolong Rose. "Rose kan baru saja pulang, jangan lah kasih pertanyaan dulu. Kasihan kayanya dia kecapean." Ucap Eomma Rose seraya menggengam tangan Rose.
"Benar juga, sebaiknya kamu istirahat dulu Rose." Ucap Appa Rose.
Eomma Rose pun membawa anaknya menuju kamar dengan menggandeng tangan anaknya erat.
Hingga mereka telah sampai didepan pintu kamar Rose, Eomma Rose masih menggengam tangan anaknya dengan erat.
"Kamu istirahat dulu, kalau ada apa-apa tinggal panggil Eomma ya" Ucap Eomma Rose.
Rose mengangguk-angguk pelan seraya tersenyum tipis.
"Ya udah Eomma pergi dulu ya" ucap Eomma kemudian melangkah pergi meninggalkan Rose yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.Rose menghela nafasnya panjang lalu membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Ketika Rose memasuki kamarnya, suasana didalamnya masih sama, dinding berwarna biru pastel dan wangi lavender dikamarnya tidak ada yang berubah sejak sebulan ia tinggalkan, yang berubah hanya Sprei yang sudah di ganti. Rose duduk diatas kasurnya, menatap sekelilingnya seraya menghirup udara didalam kamarnya. Sungguh Rose sangat merindukan kamarnya ini.
Rose terdiam saat tiba-tiba dipikiran terlintas sosok Sehun, Ia juga sangat merindukan Sehun saat ini.
"Bagaimana keadaan Sehun sekarang? Apa dia udah makan? Siapa yang ngurus makanannya? " Tak terasa air mata Rose turun membasahi pipinya.Rose merebahkan tubuh nya diatas kasur seraya mengusap kasar air matanya.
"Maaf kan aku Sehun." Ucap Rose dengan tangis semakin menjadi-jadi, Ia membenamkan wajahnya pada bantal berusaha agar meredam suara tangisnya.
Perasaan bersalah terus menghantui pikiran Rose. Ia terus menangis hingga akhirnya tak terasa dirinya tertidur.⭐⭐⭐
Tbc dulu😊
pendek ya? Hehehe sengaja biar penasaran😋
Okeh jangan lupa Voment okeh😉
Semakin banyak Voment semakin cepat Up😃😃
Oke see you next chapter 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [✔]
أدب الهواةRose gadis berusia 23 tahun. Cantik? Cantik banget malah mukanya itu loh ngademin. Pintar? Tentu. Tetapi nasibnya ngga secantik wajahnya. dia dijodohkan dengan pemuda berusia 17 tahun ganteng sih yang bakal dijodohin, tapi Rose nya ngga mau dan dia...