Jinyoung melambaikan tangannya, ketika menyadari kehadiran para gadis yang ia tunggu-tunggu sejak tadi. Ya, kini Jinyoung sedang duduk di bangku taman dekat rumahnya. Menunggu sendirian selama hampir satu jam lama nya.
"Kak Jisoo disini." panggil Jinyoung pada salah seorang gadis itu.
Para gadis itu adalah Jisoo, Jennie dan Lisa. Mereka nampak berjalan mendekati tempat dimana Jinyoung berada.
"Hai Jinyoung, maaf nunggu lama soalnya tadi macet." ucap Jisoo, di balas senyuman tipis oleh Jinyoung."Ngga apa-apa kok kak, silahkan kalian duduk." Jinyoung mempersilahkan Jisoo, Jennie dan Lisa untuk duduk.
"Gue kira lo marah sama gue, Jisoo, dan Lisa gara-gara kejadian kemarin." Jennie membuka percakapan.
"Ngga kok, aku ngga marah sama kalian." Jinyoung tersenyum ramah hingga menampakan eye smilenya.
"Btw, kenapa lo kemarin tiba-tiba DM kakak. Kayaknya ada hal penting yang mau lo sampaikan?" tanya Jisoo to the point.
Jinyoung terdiam sejenak lalu menghela nafas panjang. "Jadi gini kak Jisoo dan teman-teman."
Jisoo, Jennie dan Lisa mengernyit, menunggu dengan penasaran apa yang akan di ucapkan Jinyoung selanjutnya.
"Aku mau kak Jisoo, kak Jennie dan kak Lisa bantu aku." ucap Jinyoung.
"Bantu apa Jinyoung? Kita akan bantu sebisa kita" ucap Lisa.
Jinyoung menatap ketiga gadis di depannya lekat-lekat. Membuat Jisoo, Jennie dan Lisa yakin bahwa Jinyoung sangat serius kali ini.
"Aku sudah membatalkan pernikahan ku dengan Kak Rose. Aku sadar, apa yang kalian ucapkan itu benar. Aku memang ngga pantas bersama Kak Rose." Jinyoung tersenyum simpul. "Bantu aku bicara sama Kak Sehun. Aku mau Kak Sehun dan Kak Rose menikah." lanjutnya.
===⚛ESCAPE⚛===
Sudah entah berapa lama Sehun duduk di lantai kamar Rose. Duduk dengan kaki yang ia tekuk hingga sejajar didepan dada dan sesekali terlihat memijit pangkal hidungnya. Sehun merasakan pusing yang hebat di kepalanya dikarenakan tidak tidur selama 2 hari lama nya, matanya pun sembab akibat terlalu lama menangis.
Setelah lama duduk dilantai, akhirnya Sehun bangkit dari duduknya. Dengan langkah gontai dan sedikit kaku akibat kesemutan, Sehun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia hendak membersihkan diri karena merasa sudah tidak nyaman dengan badannya yang lengket dan tentu bau badannya yang mulai tak sedap.
Sehun mengedarkan pandanganya, rumahnya begitu sepi tanpa kehadiran Rose. Kini pandanganya tertuju pada suatu ruangan yang sering Rose gunakan. Dapur, kini sehun tertuju pada ruangan itu.
Langkah panjangnya membawa Sehun memasuki dapur dengan hati yang berkecamuk. Dapur yang terlihat rapih dan peralatan dapur yang tersimpan pada tempatnya menjadi bukti bahwa Rose merawat dapur ini dengan sangat baik.
Sehun tersenyum miris, biasanya Rose masih bergelut dengan bahan-bahan makanan dan peralatan dapur, memasak makanan yang antah berantah rasanya tapi tetap Sehun makan."Aku kangen kamu " gumam Sehun dengan nada bergetar.
'Ting tong ting tong' suara bel rumah mengalihkan pikiran Sehun. Ia mendesah pelan, lalu melangkahkan kaki nya menuju sumber suara. Sesungguhnya kini ia sedang tidak ingin diganggu apalagi menerima tamu, tetapi bel rumah yang berbunyi terus tak sabaran, membuat nya sedikit kesal dan memutuskan untuk menemui tamu nya.
Sehun membuka pintu dengan perlahan dan betapa terkejutnya ia ketika melihat orang di balik daun pintu.
"Jinyoung!" Sehun menatap Jinyoung dengan tatapan nanar, membuat Jinyoung nampak kikuk berhadapan dengannya.
Sehun mengernyitkan dahi ketika mendapati sepupu nya datang membawa tiga orang gadis, yang nampak tak asing bagi Sehun.
"Dan kalian?" Sehun nampak mengingat-ingat nama tiga gadis didepannya.
"Jisoo, Jennie dan Lisa. Sahabat-sahabatnya Rose." timpal Jisoo, membuat Sehun teringat kembali bahwa mereka dulu pernah diperkenalkan oleh Rose kepadanya.
"Mau apa kalian kesini? Mohon maaf, untuk saat ini gue lagi ngga mau di ganggu." Ucap Sehun seraya hendak menutup pintu nya. Tetapi belum sempat tertutup, Jinyoung dengan sigap menahan agar Sehun mau membuka kembali.
"Kak! Please buka! ada hal penting yang mau aku sampaikan!" seru Jinyoung.Karena Jinyoung yang terus memaksa membuka pintu dan satu sisi Sehun terus berusaha menutup pintu rumah nya, maka kejadian dorong mendorong daun pintu pun tak terelak kan.
"Please, Kak ini tentang Kak Rose!"
Mendengar nama Rose di sebut membuat Sehun refleks membuka pintu rumah nya. "Ada apa dengan Rose?"
"Boleh ngga kita bicara nya di dalem?" usul Lisa.
Sehun terdiam sejenak lalu mengangguk pelan, memperbolehkan para tamu nya masuk kedalam rumah.
Jinyoung, Jisoo, Jennie dan Lisa bernafas lega. Setidaknya setelah perselisihan sengit antara Jinyoung dan Sehun tadi, kini mereka akhirnya berhasil masuk kedalam rumah Sehun.
Sehun mempersilahkan para tamu nya untuk duduk di sofa panjang miliknya."Jadi kedatangan kalian kesini ada apa? Terus apa yang terjadi dengan Rose?" tanya Sehun. seburat rasa khawatir terlihat dari raut wajahnya.
Bae Jinyoung mengulum bibir nya, ia begitu merasakan gugup. "Ja- jadi gini kak Sehun. a- aku dan kak Ros--"
Belum selesai Jinyoung berbicara, Jennie menepuk pundak Jinyoung. Membuat si empunya langsung menoleh. "Biar kita aja yang bantu ngomong" bisik nya pada Jinyoung.
"Jadi gini Hun, kedatangan kita kesini mau membahas soal pernikahan Jinyoung sama Rose." ucap Jennie.
"Jinyoung dan Rose sudah membatalkan pernikahan mereka" timpal Lisa.
Sehun mengernyit kan dahinya tak mengerti. Dia bingung dengan apa yang barusan gadis-gadis didepannya katakan.
"Apa membatalkan pernikahan? Lalu?." tanya Sehun.
"Ya, dan Jinyoung mau kamu menggantikan nya menjadi mempelai pria." Ucapan Jisoo sukses membuat Sehun kaget luar biasa.
"Bagaimana mungkin?." Sehun mengacak rambutnya. Ia benar-benar bingung, kaget. perasaanya menjadi campur aduk sekarang.
"Aku sadar Kak Rose ngga cinta sama aku. Kak Rose hanya mencintai Kak Sehun. Jika aku tetap bertekad menikah dengan Kak Rose, itu hanya akan membuat Kak Rose ngga bahagia. Jadi untuk apa aku menikah." Jinyoung yang sedari tadi hanya diam menyimak perbincangan antara Sehun, Jisoo, Lisa dan Jennie kini ikut angkat bicara.
"Aku mohon kak Sehun, menikahlah dengan kak Rose. Mau ya kak." pinta Jinyoung pada Sehun.
Sehun tentu mengangguk menyetujui permintaan Jinyoung. Siapa yang tak ingin menikahi gadis pujaan hati nya."Urusan tentang pesta pernikahan, undangan dan lain-lain biar aku yang urus. Tapi kak, hanya satu hal yang harus kakak lakukan." ucap Jinyoung membuat Sehun begitu penasaran akan apa yang akan Jinyoung katakan selanjutnya.
"Kak Sehun harus minta restu Appanya Kak Rose."
Lanjut Jinyoung.⚛⚛⚛
Hola para readers ku, apa kabar kalian? Dah lama ya aku ngga sapa kalian.
Udah hampir 1 tahun lebih, eh atau udah mau 2 tahun malah hehehehe. Aku ngegantung Escape selama itu padahal tinggal berapa chapter lagi tamat.Author mau cerita sedikit. Jadi penyebab Author lama ngga update cerita itu, dikarenakan hape aku yang berisikan cerita-cerita dan hape yang biasa buat ngetik cerita punya aku itu rusak. Yah alhasil aku udah nyerah dan ngga pengin jadi author lagi.
Setelah punya hape baru author iseng-iseng donwload wattpad lagi dan hasrat ingin nulis ada lagi. Sempet males-malesan dan ngga niat buat nulis lagi tapi karena banyak yang komen supaya Escape di lanjutin, akhirnya author balik nulis lagi.
Okeh, sekian curcol an author. Terimakasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [✔]
FanfictionRose gadis berusia 23 tahun. Cantik? Cantik banget malah mukanya itu loh ngademin. Pintar? Tentu. Tetapi nasibnya ngga secantik wajahnya. dia dijodohkan dengan pemuda berusia 17 tahun ganteng sih yang bakal dijodohin, tapi Rose nya ngga mau dan dia...